Bahaya Kaporit untuk Bayi, Penyebab Alergi dan Gangguan Pernapasan
Kaporit tidak hanya merusak kulit si Kecil, lho
31 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat mengajak anak berenang, Mama harus selektif memilih kolam. Kondisi air yang bersih dan sehat berpengaruh untuk keamanan si Kecil.
Hindari kolam umum di mana terlalu banyak kaporit di dalamnya. Terutama bagi bayi, usahakan untuk tidak mengajaknya berenang di kolam berkaporit.
Kaporit atau sodium hipoklorit merupakan produk turunan dari klorin. Sedangkan klorin sendiri sangat efektif sebagai disinfektan dalam air. Klorin mampu membunuh bakteri dan mikroba lain di dalam air.
Namun klorin juga memiliki efek samping, terutama untuk bayi dan anak-anak. Berikut efek samping dari kaporit yang telah dirangkumkan oleh Popmama.com:
1. Memicu alergi pada kulit
Klorin yang sudah terlarut dalam air masih bisa menempel pada kulit dan rambut. Hal ini dapat terasa dari rambut yang agak kaku setelah berenang di kolam umum, dan kulit yang kesat tidak biasa setelah berenang.
Bagi sebagian orang, terutama bayi dan anak-anak, klorin dapat memicu alergi kulit. Beberapa gejala yang bisa dialami anak adalah ruam pada kulit, gatal, peradangan kulit, dan kulit jadi kering serta bersisik.
Editors' Pick
2. Meningkatkan risiko gangguan pernapasan
Ternyata, klorin memiliki efek tidak langsung pada pernapasan. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa klorin bisa menimbulkan iritasi saluran pernapasan dan membuatnya menjadi sensitif.
Dari sanalah, anak bisa jadi asma atau gejala gangguan pernapasan sejenis. Selain itu, sering berenang di kolam berkaporit bisa meningkatkan risiko kambuhnya asma dan rinitis alergi pada anak.
Semakin lama berenang di kolam berkaporit, semakin tinggi risiko terkena alergi gangguan pernapasan.