Ini Cara Membedakan Muntah pada Bayi yang Normal dan Berbahaya
Walau muntah pada bayi tak selalu berbahaya, namun ada beberapa kondisi yang harus jadi perhatian
23 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Susan Orenstein, M.D., kepala divisi gastroenterologi anak-anak di Children's Hospital of Pittsburgh mengatakan, bahwa pada beberapa kasus, muntah tidak selalu mengindikasikan bahaya, dan bahkan akan membuat penderitanya merasa lebih nyaman setelah mengalaminya.
Namun pada beberapa kondisi, muntah juga dapat mengindikasikan bahwa si Kecil mengalami sakit yang perlu diwaspadai.
Definisi muntah adalah terjadinya pengeluaran kembali sebagian atau seluruh isi lambung, yang terjadi setelah tak lama makanan masuk ke dalam lambung. Namun pada bayi, keluarnya isi lambung ini tak selalu bisa disebut muntah. Bisa jadi itu adalah regurgitasi, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan gumoh.
Regurgitasi bersifat pasif, artinya tidak membutuhkan usaha dan paksaan dari anak. Hal ini berbeda dengan muntah yang terjadi secara aktif dimana terjadi paksaan untuk mengosongkan isi lambung.
Gumoh sering terjadi pada bayi baru lahir hingga berusia 6 bulan akibat kerja sistem pencernaan yang belum sempurna.
Regurgitasi dapat terjadi karena bayi Mama belum dapat menyesuaikan diri dengan makanan yang masuk di awal kelahirannya, terlalu kenyang, posisi kurang tepat saat menyusui, adanya udara yang ikut masuk saat menyusu, atau tersedak karena terburu-buru saat menyusu.
Tak perlu khawatir bila Mama mendapati si Kecil gumoh karena penyebab di atas. Namun jika regurgitasi terjadi lebih dari empat kali sehari dan tidak hanya sesaat setelah menyusu, tetapi juga terjadi saat tidur, maka hal tersebut perlu diwaspadai.
Editors' Pick
4 Hal Penyebab Bayi Muntah
Ada beragam faktor yang bisa menjadi penyebab si Kecil mengalami muntah. Diantaranya adalah karena:
1. Gastroentritis
Infeksi saluran cerna atau gastroentritis, merupakan penyebab muntah yang paling sering terjadi pada anak. Gastroenteritis disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit yang bisa mengakibatkan muntah pada anak selama beberapa hari. Selain muntah, infeksi ini juga dapat mengakibatkan diare.
2. Infeksi
Perlu Mama ketahui, infeksi pada telinga maupun saluran kemih juga bisa jadi penyebab bayi muntah. Dan tak hanya itu saja, penyakit lainnya seperti flu, pneumonia hingga meningitis juga dapat menjadi penyebab terjadinya muntah pada si Kecil.
3. Keracunan makanan
Memperhatikan asupan makanan pada anak sangatlah penting. Jangan sampai si Kecil menelan sesuatu yang bersifat racun ataupun makanan yang sudah kadaluarsa ya, Ma. Karena hal itu bisa menyebabkan ia mengalami keracunan makanan yang membuatnya demam serta muntah.
4. Stres
Faktor psikologis seperti rasa cemas yang berlebihan hingga membuat stres juga bisa dialami si Kecil, dan ini juga dapat memicu muntah pada anak.
Lalu bagaimana menandakan bahwa sebenarnya muntah yang dialami si Kecil masih tergolong normal atau tidak?
Muntah yang Masih dalam Kondisi Normal
Muntah dalam kondisi normal adalah ketika si Kecil muntah, namun keadaan ia menandakan kondisi aman, yaitu seperti:
- Tidak demam tinggi,
- masih mau makan dan minum,
- masih bisa bermain,
- tidak rewel berlebihan,
- anak masih responsif,
- gejala dan efek muntah mereda setelah 6-24 jam,
- tidak ada darah dan cairan empedu (biasanya berwarna kehijauan) pada muntah anak.