Ini Dampak Negatif Bila Berat Badan Bayi Kurang dari Normal
Berat badan kurang bikin tumbuh kembang Si Kecil menjadi tidak optimal
19 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak obesitas berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan. Begitu pula dengan anak yang memiliki berat badan kurang (underweight).
Anak dengan berat tubuh dibawah standar ini juga dapat memiliki risiko kesehatan yang tidak sepele lho, Ma.
Di Indonesia, diketahui masih banyak anak dengan berat badan kurang. Bahkan kalau dilihat dari data tingkat prevalensi underweight masyarakat Indonesia, terjadi kenaikan jumlah penderitanya. Data anak penderita berat badan kurang di tahun 2007 adalah sebesar 18,4 persen, dan mengalami kenaikan menjadi 19,6 persen pada 2013.
Melihat data yang ada, sudah sepatutnya para orangtua lebih waspada akan permasalahan ini.
Editors' Pick
Risiko Berat Badan Kurang pada Anak
Berat badan kurang merupakan salah satu permasalahan pertumbuhan yang berhubungan dengan berat badan dan umur anak. Mengacu pada kurva pertumbuhan Badan Kesehatan Dunia (WHO), si Kecil dapat terindikasi mengalami berat badan kurang jika berat badannya di bawah rata–rata anak seusianya.
Si Kecil yang mengalami berat badan kurang, berisiko mengalami masalah tumbuh kembang baik perkembangan otak, pertumbuhan fisik, hingga organ metabolik yang berdampak bagi masa depannya.
Tentunya kita tak menginginkan hal ini terjadi pada si Kecil bukan, Ma?
Baca juga: Berapa berat badan yang sesuai dengan usia si Bayi?
Penyebab Anak Mengalami Berat Badan Kurang
Beragam faktor turut memengaruhi kondisi seorang anak mengalami berat badan kurang. Dan ini bisa dimulai sejak masa sebelum kelahiran hingga pasca kelahiran.
Berat badan kurang dapat dipengaruhi oleh asupan nutrisi, aktivitas fisik, gangguan metabolik atau penyakit tertentu, serta pengaruh genetik atau keturunan.
Tak hanya itu saja, faktor tidak langsung seperti lingkungan dan sosio ekonomi juga turut berperan. Contoh mudahnya, pola makan dengan menu yang tidak variatif dan frekuensi makan yang tidak teratur, cenderung menjadi faktor dominan penyebab kondisi ini.
Baca juga: Ini penyebab berat badan bayi sulit naik