Hindari Masalah Gizi Bayi, Kenali Kebutuhan Zat Besi pada MPASI
Zat besi memiliki peran penting untuk kesehatan bayi
4 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI menjadi fase yang penting untuk bayi yang tengah dalam masa pertumbuhan. Meskipun begitu, pemberian MPASI juga perlu diperhatikan untuk memenuhi tumbuh kembang bayi agar tetap sehat.
Sebagai orangtua yang memahami banyak pembelajaran mengenai dunia parenting, Mama perlu mengetahui makanan pendamping ASI bisa diberikan dengan beberapa dasar yang tepat seperti:
- Semua bahan yang diolah sebagai MPASI harus benar-benar aman dan higienis.
- MPASI harus mengandung cukup kalori, protein dan mikronutrien terutama zat besi dan seng.
- MPASI yang diberikan perlu konsisten sesuai dengan sinyal lapar atau kenyang dari si Kecil.
- Perlu di waktu yang tepat karena sejak 6 bulan, ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
Zat besi menjadi salah satu kandungan yang perlu diperhatikan dan harus ada di salah satu olahan MPASI. Apalagi perlu diingat bahwa WHO (World Health Organization) mengatakan bahwa memberikan satu menu tunggal ternyata tidak pernah direkomendasikan karena menu MPASI harus berasal dari berbagai bahan, sehingga dapat memenuhi gizi pada bayi.
Terkait pentingnya zat besi di dalam pengolahan menu MPASI, kali ini Popmama.com telah merangkum informasinya.
Disimak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Zat besi sangat dibutuhkan untuk memenuhi gizi seimbang
Tahun pertama si Kecil dilahirkan, dirinya suudah memerlukan zat besi dua kali lipat lebih banyak dibandingkan selama masa kehamilan. Kebutuhan zat besi bisa dicukupi dari ASI yang dikonsumsi selama enam bulan pertamanya.
Namun, Mama perlu ketahui bahwa ASI tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan zat besi ketika si Kecil telah berusia enam bulan ke atas. Hal inilah dibutuhkan asupan zat besi melalui pemberian MPASI, terutama untuk bayi dengan berat badan rendah atau mengalami persalinan secara prematur.
Perlu diketahui bahwa zat besi berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Jika zat besi tidak terpenuhi dengan baik, maka tubuh si Kecil tidak dapat membentuk hemoglobin hingga pada akhirnya jaringan dan organ tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen.
Sebelum pertumbuhan si Kecil terhambat akibat kekurangan zat besi, maka ada baiknya Mama untuk tetap memenuhi segala asupan yang masuk ke dalam tubuhnya.
2. Zat besi berperan untuk perkembangan bayi tetap optimal
Saat dilahirkan, bayi secara umum memiliki cadangan zat besi yang berasal dari darah sang Mama. Untuk itu, pola makan dengan asupan bernutrisi selama hamil sangat diperlukan demi memenuhi kebutuhan si Kecil.
Untuk memenuhi kebutuhan zat besi di dalam tubuh, maka asupan protein hewani bisa menjadi sumber zat besi terbaik.
"Kecukupan gizi seimbang dengan kandungan makro dan mikro nutrien termasuk zat besi penting untuk si Kecil karena berguna untuk memastikan tumbuh kembang yang optimal. Zat besi berperan penting terhadap fungsi kognitif tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak, namun saat ini masih banyak anak di Indonesia yang mengalami kekurangan zat besi yang akan mengancam tumbuh kembang mereka," ucap Profesor gizi medik DR. Dr Saptawati Bardosono, MSc saat ditemui pada acara Nestle Cerelac di Kawasan Kasablanka (1/11/2019).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, ada satu dari tiga anak balita Indonesia mengalami anemia yang disebabkan oleh karena kurangnya asupan mikro nutrien zat besi, sehingga sangat penting sekali bagi orangtua untuk memenuhi kebutuhan zat besi si Kecil sejak usia dini.
Selain itu, berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, bayi berusia 6-11 bulan membutuhkan sekitar 11 miligram zat besi setiap harinya.
3. Apa saja gejala dan tanda kalau bayi kekurangan zat besi?
Profesor gizi medik DR. Dr Saptawati Bardosono, MSc mengatakan bahwa bayi yang kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi dengan dampak cukup panjang. Beberapa tanda yang bisa Mama temui ketika ketika si Kecil kekurangan zat besi antara lain:
- Mudah terkena infeksi,
- tubuhnya terlihat lemas karena tidak nafsu makan,
- mampu menurunkan daya tahan tubuh secara drastis,
- mampu menurunkan skor IQ yang memengaruhi fungsi saraf dan otaknya,
- gangguan prestasi belajar, sehingga tidak bisa menyerap yang diajarkan oleh orangtuanya dengan baik. Hal ini membuatnya kesulitan belajar dan berbahasa.
Kekurangan zat besi pada bayi juga bisa menyebabkan si Kecil mengalami gangguan tumbuh kembang. Apalagi jika di usia 6-9 bulan, si Kecil tidak diberikan makanan pendamping ASI yang akan membuat berat badannya mengalami penurunan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bayley Scales of Infant Development, bayi yang kekurangan zat besi di dalam tubuhnya dapat menyebabkan anemia. Hal inilah yang membuatnya kurang lincah dan tidak suka bermain karena cepat lelah.
Sebelum hal ini terjadi dan akan menganggu tumbuh kembang si Kecil, maka ada baiknya Mama kembali memenuhi asupan gizinya terutama yang berhubungan dengan makanan dengan zat besi tinggi.
Semoga informasi ini berguna dan mengingatkan para orangtua bahwa pemenuhan zat besi pada bayi sangat perlu diperhatikan. Tetap semangat memenuhi zat besi agar kebutuhan gizinya tetap seimbang ya, Ma.
Baca juga:
- 6 Menu MPASI Kaya Zat Besi untuk Si Kecil
- Tips Menyimpan Makanan Bayi, Cegah Perubahan Tekstur dan Warna
- 10 Manfaat Bayam Bagi Ibu Hamil, dari Zat Besi Hingga Kaya Mineral