5 Mitos Kepala Bayi Peyang yang Masih Dipercaya Banyak Orang
Banyak yang belum mengetahui, ternyata ini faktanya!
30 Juli 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat bayi lahir setelah mengandungnya selama sembilan bulan pasti menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Mama.
Mama mengharapkan agar si Kecil dapat tumbuh dengan baik tanpa ada kekurangan fisik satu pun.
Namun kendati demikian, terkadang ada beberapa hal yang bisa saja bayi mama alami saat proses tumbuh kembangnya. Salah satunya adalah bentuk kepala si Kecil yang kurang proposional alias peyang.
Kepala bayi peyang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Dari banyaknya faktor kemungkinan yang terjadi, tak jarang juga munculmitos kepala bayi peyang yang sampai sekarang masih dipercayai oleh banyak orang.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum mitos kepala bayi peyang yang masih dipercaya banyak orang. Apa saja?
1. Kepala bayi yang peyang tidak bisa kembali seperti semula
Mitos utama yang cukup banyak dipercayai oleh masyarakat adalah kondisi kepala bayi yang peyang dan tidak bisa kembali ke bentuk semula. Hal ini tentunya dapat membuat Mama khawatir karena takut bentuk kepala si Kecil tidak bisa kembali seperti semula.
Sebenarnya, banyak usaha yang bisa Mama lakukan kuntuk membuat kepala bayi mama kembali seperti semula. Salah satunya Mama bisa membuat bayi melakukan tummy time.
Tummy time adalah sesi latihan tengkurap pada bayi yang berguna untuk menjaga supaya kepala bayi tidak terus-menerus berada pada posisi telentang. Mama bisa melakukan sesi ini secara rutin. Cobalah 10 sampai 15 menit diulangi sampai tiga kali sehari.
Editors' Pick
2. Kepala bayi harus dipijat untuk mengurangi risiko peyang
Mama perlu tahu bahwa saat umur bayi menginjak enam minggu pertama, jangan pernah menekan atau memijat kepala mereka. Sebab, kondisi kepala bayi saat itu masih sangat lunak. Sebaiknya Mama tidak menekan bagian atas kepala bayi saat ubun-ubun masih lunak.
Setelah kepala bayi mama mengeras, barulah Mama boleh memijatnya secara perlahan. Pastikan Mama memijatnya dengan lembut dan hati-hati. Selain itu, memijatnya pun harus dengan teknik yang benar agar tidak membahayakan si Kecil.