10 Makanan Penyebab Alergi pada Bayi, Orangtua Wajib Tahu!
Waspadai alergi makanan yang mungkin terjadi pada si Kecil, Ma!
28 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, usia enam bulan menjadi waktu awal bagi bayi untuk mulai mengenal makanan selain ASI. Pada usia ini, orangtua sebaiknya mulai memperkenalkan berbagai jenis makanan dalam bentuk MPASI.
Perlu Mama perhatikan juga, tak hanya orang dewasa yang bisa terkena alergi tapi si Kecil pun bisa. Bayi dapat mengalami alergi terhadap makanan apa pun. Reaksi alergi bahkan bisa muncul pada lebih dari satu jenis makanan.
Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga akan membantu daya tahan tubuh si Kecil. ASI eksklusif telah terbukti mengurangi kecenderungan alergi pada anak. Mama juga bisa berikan makanan pada si Kecil dari berbagai jenis bahan secara bertahap tanpa pantangan untuk melatih toleransi si Kecil terhadap alergen tertentu.
Susu formula bisa menimbulkan alergi pada sebagian bayi. Selain itu, makanan seperti kacang-kacangan, telur, ikan, kerang, kedelai, dan gandum juga dapat memicu alergi. Meski demikian, Mama harus mengetahui tanda bayi alergi makanan.
Berikut Popmama.com telah merangkum makanan penyebab alergi pada bayi. Yuk, disimak!
1. Telur
Meski tinggi akan kandungan protein, vitamin, dan mineral, protein dalam putih telur berpotensi menimbulkan alergi, Ma.
Gejala alergi yang timbul akibat konsumsi telur antara lain muntah, diare, dan asma. Reaksi alergi terhadap telur juga bisa timbul pada kulit si Kecil berupa gatal-gatal, kulit memerah, atau bentol/bengkak. Mata berair dan bersin juga bisa jadi gejala alergi terhadap telur.
Apabila salah satu gejala muncul, sebaiknya Mama hentikan dulu penggunaan telur dalam bubur si Kecil. Konsultasikan ke dokter anak dan cari tahu penyebab yang mungkin dapat memicu alergi makanan pada bayi. Apabila telur bukan penyebab gejala alergi, lanjutkan pemberian telur kepada si Kecil.
2. Ikan
Ikan laut juga rentan menimbulkan alergi. Gejala paling umum terhadap alergi ikan laut adalah gatal-gatal pada kulit.
Selain itu, gejala alergi ikan juga bisa berupa muntah atau diare. Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda alergi ikan laut, Mama bisa ganti protein harian dengan bahan lain. Setelah gejala mereda, Mama bisa memberikan ikan air tawar sebagai alternatif.
3. Kacang
Alergi kacang adalah alergi makanan paling umum pada anak. Alergi kacang biasanya bertahan seumur hidup. Mengutip foodallergy.org, hanya sekitar 20 persen anak-anak dengan alergi kacang yang sembuh dari waktu ke waktu.
Ketika bayi dengan alergi kacang terkena kacang, protein dalam kacang mengikat antibodi IgE spesifik yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh bayi tersebut.
Gejala paling umum dari alergi kacang adalah rasa gatal di bagian dalam mulut dan kerongkongan. Jika alergi kacang cukup akut maka dapat menimbulkan reaksi cukup fatal, seperti kesulitan bernapas, kerongkongan bengkak, kulit memucat, dan bibir membiru (yang disebut reaksi anafilaksis).
Gejala alergi kacang bisa berbeda pada setiap bayi. Karena itu, sebaiknya Mama waspada saat memperkenalkan kacang dalam makanan bayi.
4. Kacang pohon
Alergi kacang pohon adalah alergi terhadap beberapa kacang dan biji yang berasal dari pohon seperti almond, kacang mete, hazelnut, pecan, pistachio, dan kenari.
Jika anak mama alergi terhadap satu jenis kacang pohon, bukan berarti ia akan alergi terhadap semua kacang pohon, atau bahkan kacang tanah. Namun, ada kemungkinan besar mereka alergi terhadap beberapa jenis yang terkait erat, seperti kenari dan pecan.
Meskipun alergi kacang pohon umumnya dimulai pada masa kanak-kanak dan bertahan sepanjang hidup, penelitian menunjukkan bahwa hingga 14% individu dapat mengatasi alergi kacang pohon dari waktu ke waktu.
Editors' Pick
5. Intoleransi gluten
Gluten adalah protein yang terdapat dalam biji-bijan seperti beras dan gandum. Tapi, intoleransi gluten bukanlah alergi, melainkan sensitif terhadap makanan yang mengandung gluten. Olahan yang mengandung gluten antara lain makanan berbahan tepung seperti mi, roti, dan kue.
Gejala intoleransi gluten pada si Kecil terkadang tidak terlihat langsung atau sangat ringan. Kadang gejalanya hanya ditunjukkan dari tidak bertambahnya berat badan si Kecil tanpa keluhan lainnya.
Jika si Kecil mengalami intoleransi terhadap bahan ini, pencernaan bayi akan bereaksi dengan menunjukkan gejala seperti kembung, diare, dan sembelit.
6. Kerang
“Kerang” adalah istilah untuk spesies hewan laut moluska, krustasea, dan echinodermata. Ini termasuk makanan laut seperti udang, udang karang, kepiting, lobster, kerang, kerang, tiram, dan remis.
Meskipun beberapa bayi yang mengembangkan alergi kerang dapat bereaksi terhadap semua kerang, yang lain hanya dapat mengembangkan reaksi alergi terhadap satu atau dua. Karena itu, Mama harus teliti saat menyiapkan bahan makanan si Kecil untuk menganalisis apa penyebab alergi padanya.
Reaksi dapat berkisar dari ringan hingga parah, dengan gejala seperti gatal-gatal, bengkak, hidung tersumbat, dan bahkan anafilaksis, Ma.
7. Susu sapi
Susu sapi adalah salah satu penyebab alergi makanan yang paling umum, terutama pada anak kecil. Meskipun hingga 20% anak dapat mengatasi alergi ini pada usia empat tahun, beberapa akan tetap alergi hingga dewasa.
Alergi susu dapat menyebabkan berbagai gejala pada bayi, mulai dari yang ringan hingga yang parah. Tidak seperti alergi lainnya, reaksi terhadap susu dapat berupa kolik, bayi rewel, darah di tinja, dan tanda-tanda pertumbuhan yang buruk, serta tanda-tanda alergi yang lebih tradisional, seperti gatal-gatal atau bahkan anafilaksis.
Alergi susu yang sebenarnya akan berbeda dengan intoleransi susu, atau intoleransi terhadap laktosa. Intoleransi tidak melibatkan sistem kekebalan, melainkan menyebabkan reaksi seperti gangguan pencernaan, kembung, atau gas. Alergi, bagaimana pun, merupakan reaksi terhadap salah satu atau kedua protein dalam susu - kasein atau whey.
Meskipun susu sapi adalah penyebab alergi susu yang biasa, anak-anak juga dapat bereaksi terhadap susu dari mamalia lain seperti domba, kambing, atau kerbau. Individu yang alergi terhadap susu sapi mungkin juga alergi terhadap susu kedelai, tetapi kecil kemungkinannya.
8. Buah-buahan dan sayuran
Selain makanan di atas, masih ada lagi makanan penyebab alergi pada bayi, yaitu buah-buahan dan sayur-sayuran. Memang, buah atau sayuran tidak seumum makanan penyebab alergi di atasnya.
Meski begitu, Mama perlu mengetahui bahwa ada beberapa jenis buah dan sayur yang bisa menjadi pemicu alergi pada bayi yang dikutip dari Healthline, yaitu:
- Buah persik
- Pisang
- Alpukat
- Buah kiwi
- Markisa
- Seledri
- Bawang putih
- Adas manis
- kamomil
9. Kedelai
Alergi kedelai adalah alergi umum pada bayi. Kebanyakan bayi yang alergi terhadap kedelai berusia di bawah 3 tahun.
Bayi yang alergi terhadap kedelai bisa mengalami ruam, muntah, diare, dan kram perut. Jarang sekali, kedelai dapat menyebabkan anafilaksis. Menghindari kedelai adalah kunci untuk menghindari reaksi.
10. Gandum
Alergi gandum adalah alergi makanan yang umum lainnya pada bayi. Sekitar 65 persen, jenis alergi ini akan sembuh ketika si Kecil berusia 12 tahun.
Salah satu alergen utama dalam gandum adalah protein yang disebut gliadin, yang ditemukan dalam gluten. Oleh karena itu, penderita alergi gandum mungkin perlu mengonsumsi makanan bebas gluten.
Penderita alergi ini jarang mengalami anafilaksis akibat alergi gandum, namun hal ini bisa terjadi sesekali. Gejala alergi gandum juga meliputi gejala asma, masalah pencernaan, dan ruam.
Seperti halnya alergi makanan lainnya, orang yang mencurigai dirinya alergi terhadap gandum perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengubah pola makannya. Alergi gandum tidak sama dengan penyakit celiac yang merupakan kondisi autoimun.
Itulah berbagai jenis makanan penyebab alergi pada bayi. Jika alergi makanan pada bayi tidak segera mendapat penanganan yang tepat, maka risiko yang parah seperti masalah pernapasan atau terbentuknya jaringan parut di kulit bisa terjadi. Oleh sebab itu, Mama harus selalu siap siaga dalam menjaga kesehatan dan pola makan si Kecil.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma.
Baca juga:
- Ini Dia Cara Memberikan MPASI untuk Deteksi Alergi
- Bagaimana ASI Membuat Pencernaan Bayi Sehat dan Tahan Serangan Alergi?
- Alergi Susu dan Intoleransi Susu, Ketahui Beda Gejalanya Ya, Ma!