Kondisi kepala peang pada bayi kerap kali menimbulkan kekhawatiran pada orangtua. Pasalnya, kepala peang membuat bentuk kepala menjadi tidak simetris dan berdampak pada penampilan anak di masa depan. Namun, Mama tidak perlu khawatir karena kepala peang bukanlah kondisi permanen dan bisa diperbaiki.
Perbaikan pada kepala peang terjadi hingga usia tertentu. Kepala peang sendiri terjadi karena tulang tengkorak bayi yang masih lunak dan belum sepenuhnya menyatu. Untuk mencegahnya, hindari memposisikan kepala bayi pada satu sisi tertentu terlalu lama.
Lantas, sampai usia berapa kepala peang bisa diperbaiki? Berikut ini Popmama.com akan mengulas jawabannya untuk Mama.
Sampai Usia Berapa Kepala Peang Bisa Diperbaiki?
Pexels/kelvin agustinus
Melansir Technology in Motion, perbaikan kepala peang bisa dimulai ketika bayi berusia empat hingga tujuh bulan. Penanganan yang tanggap dan cepat sejak dini bisa segera memberikan hasil yang maksimal. Salah satu cara untuk memperbaikinya adalah dengan terapi helm kranial.
Durasi terapi helm kranial ini akan berbeda pada setiap bayi tergantung usia dan kecepatan pertumbuhan kepala mereka, tetapi umumnya terapi akan berlangsung selama tiga hingga enam bulan dan digunakan selama 23 jam per hari untuk mendapat bentuk kepala yang simetris dan ideal.
Namun, Mama tidak disarankan untuk memperbaiki kepala peang di atas usia 14 bulan karena struktur tulang tengkorak bayi mulai mengeras dan sulit diperbaiki. Selain itu, terapi helm juga tidak efektif untuk digunakan pada bayi berusia 18 bulan.
Jadi, para orangtua harus mengetahui bahwa penanganan kepala peang pada bayi adalah hal yang penting meskipun tidak akan berdampak pada perkembangan otak mereka.
Penanganan Kepala Peang pada Bayi
Selain terapi helm kranial, terdapat sejumlah penanganan yang bisa Mama lakukan untuk memperbaiki kepala peang pada bayi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Posisi menggendong bayi
freepik/senivpetro
Posisi menggendong yang berganti-ganti mampu mengurangi kemungkinan terjadi kepala peyang pada bayi. Menggendong dengan baby carrier pada posisi tegak membuat kepala bayi tidak tertekan pada permukaan apa pun.
Mama juga bisa mencoba posisi menggendong yang lainnya. Pastikan untuk menyangga kepala bayi jika otot leher mereka belum kuat menopang.
Editors' Pick
2. Posisi kepala bayi
unsplash/chris Anderson
Cara selanjutnya adalah sering mengubah posisi kepala bayi ketika tertidur agar tidak menetap atau menekan pada satu posisi saja.
Jika si Kecil masih berusia di bawah 12 bulan, hindari posisi tidur yang tengkurap agar menghindari risiko meninggal mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).
3. Tummy time
unsplash/filip mroz
Cara ini menjadi salah satu yang paling ampuh karena menghindari bayi untuk terlalu banyak telentang. Tummy time juga efektif untuk melatih kekuatan otot-otot leher, lengan, dan punggung.
Penting untuk Mama melakukan tummy time yang tidak terlalu lama terutama jika si Kecil belum bisa tengkurap dengan sendirinya.
4. Membatasi telentang dan bersandar
freepik/jcomp
Bayi yang belum mampu tengkurap lebih sering berada pada posisi telentang. Mama harus membatasi waktu telentang pada si Kecil atau bersandar pada permukaan yang datar seperti kursi mobil, kereta dorong, bouncer, atau ayunan. Lalu, ketika sedang menyusui si Kecil, sebaiknya tempatkan mereka di lengan secara bergantian.
5. Mengonsumsi vitamin D
freepik/senivpetro
Melansir Growing Bones, kepala peang pada bayi bisa dicegah sejak si Kecil masih di dalam kandungan. Caranya adalah dengan konsumsi vitamin D yang cukup.
Salah satu dampak kekurangan asupan vitamin D selama kehamilan adalah deformasi tengkorak pada bayi. Namun, Mama tetap harus berkonsultasi dengan dokter terkait untuk dosis konsumsinya agar tidak berlebihan.
Jenis Kepala Peang pada Bayi
freepik/jcomp
Terdapat beberapa jenis kepala peyang yang bisa dialami bayi, yaitu:
Brachycephaly. Kondisi ini yang paling umum terjadi yaitu kepala bayi tampak lebih rata di area belakang dan jika dilihat dari depan akan terlihat melebar serta dahi menonjol keluar. Selain itu, jarak antara dahi dan belakang kepala lebih pendek.
Dolicocephaly atau Scaphocephaly. Bayi yang mengalami dolicocephaly memiliki kepala yang berbentuk panjang dan melebar ke belakang. Selain karena kebiasaan tidur pada satu posisi, dolicocephaly juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.
Plagiocephaly. Pada kondisi ini, kepala bayi berbentuk asimetris karena menonjol di salah satu sisi dan terlihat seperti jajar genjang jika dilihat dari atas serta telinganya tidak sejajar. Dahi dan wajah mungkin sedikit menonjol di sisi yang datar.
Itu dia informasi soal sampai usia berapa kepala peang bisa diperbaiki. Mama wajib mengetahui kelainan bentuk kepala peang pada bayi agar bisa ditangani sesegera mungkin dengan tepat.