5 Jenis Sakit Mata pada Bayi yang Perlu Mama Waspadai
Waspada jangan sampai si Kecil kena sakit mata, Ma
10 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sakit mata merupakan suatu kondisi yang cukup umum dialami oleh bayi. Meski begitu, kondisi ini tidak boleh disepelekan ya, Ma.
Pasalnya, sakit mata pada bayi tidak hanya membuat si Kecil jadi tidak nyaman, tetapi juga bisa mengganggu penglihatannya. Bila kondisi ini dibiarkan, beberapa kondisi serius akan menghantui si Kecil ke depannya, seperti ia jadi kurang bisa fokus saat melihat maupun berpenglihatan ganda.
Ada beberapa jenis sakit mata pada bayi yang perlu Mama waspadai. Ingin tahu apa saja jenisnya? Simak informasi yang sudah Popmama.com rangkum berikut ini yuk, Ma!
Sakit Mata pada Bayi
Mata merupakan salah satu indra yang penting bagi tumbuh kembang si Kecil. Tidak hanya berfungsi untuk melihat, mata juga berfungsi untuk membantu si Kecil dalam mengeksplorasi dan mempelajari segala hal di sekelilingnya.
Maka itu, bila si Kecil mengalami sakit mata, hal ini tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman dan bahkan menyakitkan untuknya. Supaya Mama lebih peka dan mewaspadai gejala sakit mata yang mungkin menyerang si Bayi, simak beberapa jenis sakit mata pada bayi yang perlu Mama ketahui:
1. Konjungtivitis virus
Konjungtivitis merupakan sakit mata yang paling umum dialami oleh si Kecil. Konjungtivitis disebabkan oleh infeksi virus dan alergi.
Selain itu, kondisi ini juga bisa diderita oleh bayi baru lahir akibat tertular bakteri dari cairan vagina saat proses persalinan.
Konjungtivitis biasanya ditandai dengan mata merah pada bayi. Selain itu, kondisi ini juga membuat si Kecil rewel akibat kesakitan, mata bengkak, berair, dan kotoran mata atau belek yang muncul terus-menerus hingga membuat ia sulit membuka mata.
Editors' Pick
2. Konjungtivitis bakteri
Selain disebabkan oleh virus, konjungtivitis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini memiliki gejala yang hampir sama dengan konjungtivitis virus. Hanya saja, pada konjungtivitis bakteri diperparah dengan keluarnya cairan kuning yang kental di mata bayi.
Hal ini mungkin disebabkan karena adanya infeksi oleh bakteri seperti staphylococcus, streptococcus, atau Haemophilus.
3. Penyumbatan kelenjar air mata
Sakit mata pada bayi yang perlu mama waspadai selanjutnya, yakni penyumbatan kelenjar air mata. Kondisi ini bisa terjadi karena saluran yang menyalurkan air mata ke hidung belum berkembang dengan sempurna.
Gejala yang ditimbulkan jika si Kecil mengalami penyumbatan kelenjar air mata, yakni mata berair dari salah satu atau kedua mata dan keluarnya cairan kental dari sudut mata bagian dalam.
Bila kondisi ini disertai infeksi, maka kelopak mata akam mengalami kemerahan dan pembengkakan, terutama di bagian sudut mata dalam.
4. Mata juling
Mata juling ialah suatu kondisi ketika kedua mata tidak bergerak ke arah yang sama. Kondisi ini disebabkan karena adanya gangguan pada otot penggerak bola mata.
Kendati belum diketahui secara pasti pemicunya, mata juling diduga terjadi karena faktor genetik, kelainan otak, atau kelahiran prematur.
Tidak sejajarnya posisi mata ini bisa menyebabkan kedua mata si Kecil tidak bisa fokus untuk melihat objek yang sama atau penglihatan ganda. Jika dibiarkan tanpa penanganan, hal ini bisa menimbulkan komplikasi berupa mata malas (ambliopia) hingga penurunan fungsi penglihatan.
5. Mata tidak terkoordinasi
Kondisi yang terakhir, yakni mata bayi tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini biasanya dialami oleh bayi yang baru lahir. Namun, mama tak perlu khawatir, ya.
Kondisi ini sebetulnya akan teratasi dengan sendirinya saat si Kecil berusia 3 bulan. Meski begitu, Mama harus waspada jika kondisi tersebut masih dialami si Kecil saat usianya lebih dari 3 bulan. Segera konsultasikan hal ini ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Nah, itulah jenis sakit mata pada bayi yang perlu Mama waspadai. Perlu diingat, sebaiknya bawalah si Kecil ke dokter mata sebelum usianya menginjak 6 bulan, kemudian pada usia 3 tahun, dan setiap dua tahun setelah anak bersekolah.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi lebih awal adakah penyakit mata yang diderita oleh si Kecil, agar bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga:
- Benarkah ASI Bisa Mengobati Mata Bayi yang Belekan?
- Benarkah Memotong Bulu Mata Bayi Dapat Membuatnya Lebih Lentik?
- Apakah Warna Mata Bayi Akan Selalu Sama dengan Orangtuanya?