Kasus Cacar Monyet Meningkat Lagi, Mungkinkah Tertular ke Bayi?
Mama harus waspada!
10 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama kini perlu waspada, sebab wabah Monkeypox atau cacar monyet sedang merebak di dunia. Walaupun di Indonesia kasus ini masih tergolong langka, tetapi anak-anak dan orang dengan imun lemah berisiko tinggi terkena cacar monyet.
Cacar monyet mirip seperti cacar pada umumnya, tetapi disebut cacar monyet karena inang dari virus ini adalah monyet. Penularannya bisa dari kontak langsung terhadap hewan maupun orang yang terinfeksi.
Lantas, mungkinkah bayi yang jarang melakukan kontak langsung dengan dunia luar bisa terinfeksi virus ini? Yuk, simak artikel dari Popmama.com mengenai mungkinkah bayi tertular cacar monyet atau Monkeypox agar Mama bisa lebih waspada!
Editors' Pick
Apa Itu Cacar Monyet?
Cacar monyet atau Monkeypox adalah virus zoonosis dengan gejala seperti cacar air, meskipun secara klinis tidak terlalu parah. Infeksi virus ini berasal dari primata atau hewan pengerat, seperti tikus dan tupai.
Apabila seseorang terkena cacar monyet, gejala yang muncul ialah bintil-bintil berisi air di area kulit. Virus cacar monyet ditularkan ke manusia melalui kontak langsung dengan orang atau hewan yang terinfeksi, biasanya melalui cairan tubuh yang masuk ke mata, hidung, dan mulut.
Virus ini bisa menyerang siapapun, tak terkecuali bayi dan anak-anak yang imun tubuhnya masih lemah.
Bagaimana Bayi Bisa Tertular Cacar Monyet?
Mama maupun si Bayi bisa saja tertular infeksi virus ini. Bahkan dalam beberapa kasus, ada bayi yang terlahir dengan cacar monyet bawaan karena si ibu terpapar virus ini saat hamil.
Walaupun bayi jarang melakukan kontak langsung dengan dunia luar, tetapi virus ini masih bisa menyerang lewat makanan yang kebersihannya tidak dijaga. Selain itu, penularan juga bisa terjadi akibat bertukar alat makan, pakaian, serta kontak dengan orang yang terinfeksi.
Penularan lewat partikel pernapasan dan percikan cairan bisa saja terjadi tanpa sepengetahuan Mama. Untuk itu, penting bagi Mama menjaga kebersihan diri sebelum menyentuh si Bayi guna mengurangi risiko penularan.
Apabila si Bayi sudah terlanjur tertular dan menunjukkan gejala seperti demam, muncul bintil berair di kulit, adanya pembengkakan kelenjar getah bening, dan lemas, segeralah berkonsultasi dengan dokter agar cacar monyet ini tidak menimbulkan komplikasi pada bayi.
Cara Mencegah Cacar Monyet pada Bayi
Pencegahan cacar monyet pada bayi sama seperti pencegahan terhadap orang dewasa. Namun, kali ini Mama berperan penting untuk menjaga kebersihan sehingga risiko si Bayi tertular cacar monyet pun mengecil.
Mama bisa melakukan beberapa hal di bawah ini sebagai bentuk pencegahan:
Rajin mencuci tangan dengan sabun secara rutin dan bersih sebelum melakukan kontak dengan si Bayi.
Membersihkan peralatan si Bayi dengan disinfektan.
Hindari berbagi makanan bersama orang lain.
Memperhatikan kebersihan makanan sebelum memberikannya kepada Bayi.
Memastikan tidak ada hewan yang berkeliaran di dalam rumah.
Mendapatkan vaksin cacar.
Apabila si Bayi berusia di atas 6 bulan, Mama bisa memberikan MPASI berupa buah, sayur, biji-bijian, dan susu rendah lemak guna melawan infeksi dan virus yang masuk ke tubuh.
Nah, itu dia rangkuman dari Popmama mengenai mungkinkah bayi tertular cacar monyet atau monkeypox? Jawabannya mungkin saja, ya, Ma. Namun, Mama bisa melakukan beberapa hal di atas guna mencegah si bayi tertular virus ini.
Baca juga:
- Waspada Monkeypox pada Bayi, Ini Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air
- Apakah Ibu Hamil Berisiko Terkena Cacar Monyet?
- 4 Definisi Kasus Penyakit Cacar Monyet menurut Kemenkes