Benarkah Butter Lebih Baik daripada Minyak Goreng untuk MPASI Bayi?
Keduanya menjadi sumber lemak untuk MPASI si Kecil
6 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika usia si Kecil sudah memasuki usia enam bulan ke atas, idealnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya akan berubah. Dari hanya mendapatkan ASI, kini si Kecil sudah bisa diberi makan untuk pertama kalinya atau biasa disebut MPASI.
Sebagai makanan pertamanya, tentu MPASI perlu mengandung nutrisi yang penting dan cukup untuk tumbuh kembang bayi. Salah satunya adalah sumber lemak yang bisa didapatkan dari MPASI.
Seiring bertumbuhnya usia bayi, maka kebutuhan lemak pada tubuhnya pun tak lagi dapat dipenuhi hanya melalui ASI, tetapi juga melalui MPASI sebagai tambahan nilai kalori pada makanan yang dikonsumsinya.
Ada banyak jenis lemak yang bisa diperoleh bayi dari MPASI, di antaranya penggunaan butter maupun minyak goreng. Lantas, mana lebih baik antara keduanya?
Dilansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com telah merangkum informasi selengkapnya sebagai berikut.
1. Kandungan lemak jenuh dan tak jenuh pada butter dan minyak goreng
Untuk menumis atau menggoreng makanan, ada dua pilihan yang bisa Mama gunakan. Bisa menggunakan jenis minyak goreng yang beragam, maupun butter atau mentega.
Keduanya memang memiliki fungsi yang sama untuk memasak, serta memperlezat makanan yang dimasak. Tetapi, sebenarnya apa perbedaan dari keduanya? Perbedaannya sendiri terletak pada jenis lemak yang dikandungnya, Ma.
Dalam lemak umumnya terdiri dari lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Untuk lemak baik, akrab disebut sebagai lemak tak jenuh. Namun sebaliknya, lemak jenuh justru lemak jahat yang banyak ditemui di sejumlah makanan.
Secara kalori, butter dan jenis minyak goreng diketahui tidak jauh berbeda jumlah. Namun yang membedakan adalah distribusi jenis lemaknya.
Satu sendok makan (14 gram) butter mengandung 102 kalori dan 11,52 gram lemak, yang mana 7,29 gram disumbangkan oleh lemak jenuh.
Sementara lemak dalam minyak goreng tergantung dari bahan dasar, yang mana umumnya digunakan di Indonesia adalah minyak kelapa sawit dan jagung. Kedua jenis minyak goreng ini juga mengandung lemak tak jenuh.
Dalam wawancara ekslusif Popmama.com bersama Vany Gustianzly selaku ahli gizi dari Puskesmas Pondok Betung, ia menjelaskan bahwa kedua lemak tersebut dibutuhkan oleh tubuh, namun lemak tak jenuh menjadi lemak yang lebih baik dikonsumsi.
"Meski minyak tak jenuh lebih baik untuk tubuh, tapi kalau minyak-minyak tak jenuh ini dipakai berulang kali atau biasa kita sebutnya itu minyak jelanta, itu dia bakal berubah jadi ikatan lemak jenuh. Makanya lemak tak jenuh kalau dipakai berkali-kali itu juga nggak bagus, dari yang dia lemak tak jenuh malah berubah jadi lemak jenuh. Kan nggak baik juga," ucap Vany
Editors' Pick
2. Lebih baik butter atau minyak goreng?
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, keduanya sama-sama memiliki kandungan lemak jenuh yang jika dikonsumsi secara berlebih, maka tidak baik juga untuk diberikan pada MPASI bayi.
Jika dikonsumsi berlebihan, studi dari Harvard School of Public Health menunjukkan bahwa tingginya lemak jenuh dapat meningkatkan level kolesterol darah dan membuat lebih berisiko terkena serangan jantung.
Sehingga dari keduanya, Vany menyebutkan bahwa penggunaan minyak goreng berupa minyak sayur atau kelapa sawit lebih baik digunakan daripada butter untuk MPASI bayi.
"Kalau buat MPASI bagusan lemak tak jenuh, kayak minyak kelapa sawit. Sebenarnya bagus minyak sayur ya, cuma minyak sayur kan mahal, jadi alternatifnya minyak kelapa sawit," jelasnya.
Vany juga menjelaskan bahwa saat ini masih banyak orangtua yang salah persepsi dengan menambahkan butter padahal sudah menggunakan minyak lainnya.
"Masaknya pakai butter, ditambahin keju, padahal nggak perlu-perlu banget. Padahal, minyak kelapa sawit tuh udah bagus banget buat MPASI, apalagi minyak sayur, karena itu nggak meningkatkan kadar kolesterol dan LDL (lemak jahat) pada tubuh bayi," kata Vany.