Bukan sosok public figure ternama yang namanya berhasil menjadi perhatian publik, pasangan Deni Saputra dan Seyla Selvia yang merupakan masyarakat awam ini justru memiliki cerita haru yang berhasil membuat kagum banyak netizen.
Kisah ini dimulai ketika ia dan sang Istri berbagi cerita seputar penyakit yang diderita buah hati pertamanya, Kenzi. Melalui Instagram pribadi masing-masing, keduanya menceritakan bagaimana perjuangan sang Anak selama delapan bulan melewati Retinoblastoma yang diderita.
Meski usianya masih belum genap satu tahun, bayi yang selalu memancarkan keceriaan dengan senyumannya ini berhasil melewati kanker mata yang ia derita setelah mendapat pengobatan hingga ke Barcelona.
Melansir dari cerita yang dibagikan sang Papa pada Instagram pribadinya, berikut Popmama.com telah merangkum kisah perjuangan Baby Kenzi melawan kanker mata yang ia derita hingga ke Barcelona.
Bisa jadi inspirasi bagi Mama dan Papa sekalian agar tetap semangat mendampingi buah hati dalam keadaan apapun.
Mengenal Apa Itu Retinoblastoma
Dok. Deni Saputra
Retinoblastoma adalah kanker mata yang paling banyak menyerang bayi dan anak di bawah usia lima tahun. Retinoblastoma termasuk penyakit langka yang jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat, maka akan berisiko mengalami kebutaan atau bahkan kematian pada penderitanya.
Adapun salah satu tanda dari penderita Retinoblastoma adalah di mana terdapat titik transparan yang terlihat di pupil pada angle dan pencahayaan tertentu. Selain itu, ciri lain dari penderita Retinoblastoma adalah mata yang sering juling dan tidak merespon gerakan.
Untuk tahap pengobatan awal Retinoblastoma, dimulai dengan melakukan MRI untuk memeriksa level kanker dan mengetahui apakah kanker tersebut sudah menyebar ke otak dan pembuluh darah atau belum.
Lantas, seperti apa perjuangan Baby Kenzi yang dengan semangat dan selalu senyum menjalani segala macam pengobatan untuk kesembuhan Retinoblastoma yang ia derita? Yuk, simak informasinya berikut ini:
Melalui Instagram TV yang dibagikan oleh sang Papa, dijelaskan bahwa Kenzi didagnosis kanker mata saat usianya menginjak tiga bulan tujuh hari. Hal ini sebagaimana diceritakan bahwa saat pemeriksaan awal pada 9 Januari 2021, Kenzi dinyatakan menderita Retinoblastoma pada kedua matanya.
Setelah melewati pemeriksaan ulang untuk memeriksa apakah benar kondisi yang dialami Kenzi adalah Retinoblastoma atau bukan, akhirnya pada 12 Januari 2021 Kenzi benar dinyatakan mengidap Retinoblastoma.
Editors' Pick
2. Sempat alami saturasi yang rendah pasca MRI
Dok. Deni Saputra
Setelah mengikuti pengobatan awal yakni MRI dan adanya efek anastesi yang diberikan, Kenzi sempat mengalami penurunan kondisi. Di mana bayi dari pasangan Deni dan Seyla ini tak sadarkan diri selama lebih dari satu jam dan mengalami penurunan saturasi yang drastis.
Mengetahui hal tersebut, dokter pun melakukan tindakan untuk menyangga kepala Kenzi dan memasukkan selang ke dalam mulut si Kecil Kenzi untuk mengeluarkan cairan ditenggorokannya agar tidak mengganggu jalan nafas dan ia cepat sadarkan diri.
Setelah kondisi Kenzi mulai membaik dan mengetahui hasil pemeriksaan MRI, Kenzi dinyatakan positif memiliki massa pada kedua matanya. Meski demikian, kedua orangtuanya pun bersyukur karena otak dan tulang sang Anak bersih, artinya belum terjadi metastasis atau penyebaran sel kanker.
3. Melakukan serangkaian operasi di usia dini
Dok. Deni Saputra
Pada 21 Januari 2021, tim dokter memutuskan untuk melakukan pengangkatan (enukleasi) bola mata kiri Kenzi untuk menyelamatkan nyawanya karena ukuran kanker sudah sangat besar dan menggantinya dengan mata palsu. Dokter pun berfokus pada penyelamatan mata kanan agar Kenzi tetap dapat melihat.
Setelah operasi berjalan lancar, bayi yang selalu memberikan senyuman kepada semua orang ini pun kembali melakukan konsultasi untuk perawatan kemoterapi yang diharapkan dapat menonaktifkan kanker di mata kanannya.
Untuk memulai pengobatan kemoterapi, Kenzi pun harus menjalani operasi kembali untuk pemasangan chemoport di dadanya yang nantinya berfungsi untuk jalan masuknya obat. Pemasangan chemoport pertama sempat gagal karena malfungsi alat di dalam tubuh Kenzi. Kenzi pun harus mengulang operasi pemasangan chemoport. Melihat kondisi tersebut, kedua orang tua Kenzi pun merasa terpukul karena kondisi anak yang belum sepenuhnya pulih, tetapi sudah harus menjalani operasi berkali kali.
Meski begitu, baik Papa Deni maupun Mama Seyla, keduanya dengan ikhlas dan sabar mendampingi buah hatinya. Kenzi pun terus menjalani serangkaian pengobatan dan kemoterapi untuk membantu menahan pertumbuhan kankernya.
4. Senyum Kenzi yang selalu menjadi penguat orangtuanya
Dok. Deni Saputra
Setelah melewati kemoterapi dan tindak perawatan lainnya, Kenzi si bayi kuat yang selalu memberikan senyuman kepada kedua orangtuanya ini berhasil memberikan semangat untuk Papa Deni dan Mama Seyla agar selalu semangat dan kuat menghadapi ini semua.
Lihatlah betapa manis dan begitu murni senyuman si Kecil Kenzi usai menjalani operasi, tetap semangat selalu ya Baby Kenzi!
5. Mendapat pengobatan hingga ke Barcelona
Dok. Deni Saputra
Setelah 4 siklus kemoterapi dokter mengevaluasi bahwa kemoterapi sistemik kurang efektif membunuh sel kanker yang terpusat di mata kanan Kenzi. Pertumbuhan sel kanker yang sangat agresif justru memunculkan bibit kanker baru di area bola matanya.
Kenzi memerlukan tindakan Intra Arterial Chemoteraphy (IAC) yaitu pemberian obat kemo yang secara langsung menuju arteri mata melalui pembuluh darah di paha. Sayangnya saat ini teknologi tersebut belum ada di Indonesia dan biayanya pun sangat mahal.
Profesor yang menangani Kenzi di RSCM meminta izin kepada Papa dan Mama Kenzi untuk mendiskusikan kasus Kenzi dengan beberapa koleganya di Amerika.
Salah satu rekan profesor memberikan rekomendasi untuk Kenzi diteruskan pengobatannya di Rumah Sakit anak terbaik di spanyol yaitu Hospital Sant Joan de Deu yang terletak di Barcelona, melalui charity program yang disediakan oleh rumah sakit sehingga orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya apapun.
Kedua orang tua Kenzi dengan senang hati menyambut baik kesempatan ini, mereka langsung mengirimkan dokumen yang diperlukan ke rumah sakit. Selang 2 minggu kemudian, mereka mendapatkan informasi bahwa Kenzi diterima dalam program tersebut dan di izinkan untuk berangkat ke Barcelona.
Selama menjalani pengobatan di Barcelona, Kenzi mendapatkan 2 kali tindakan IAC, 6 kali IVC dan 3 kali laser selama tiga bulan dengan kontrol retcam secara intensif seminggu sekali. Hasilnya pun saat ini kondisi kanker di mata kanan Kenzi sudah dinyatakan nonaktif.
Bahkan, disebutkan oleh sang Papa bahwa hasil retcam terakhir Kenzi menunjukkan cairan di bola mata Kenzi sudah tak keruh lagi sehingga ia pun sudah mulai bisa melihat dengan jelas dan beraktifitas normal seperti bayi pada umumnya.
Meski demikian, Kenzi tetap harus menjalani pemeriksaan selama tiga bulan ke depan sebelum pulang ke Indonesia untuk memastikan sel kanker tersebut benar-benar nonaktif.
Kita doakan bersama semoga tiga bulan ke depan kondisi Kenzi semakin membaik ya, Ma. Agar Kenzi dapat segera kembali ke Indonesia dalam keadaan yang semakin sehat. Tetap semangat untuk Baby Kenzi!