Simak Kata Ahli, ini Rahasia Bikin Anak Sehat dan Cerdas Sejak Bayi
Memberi nutrisi yang baik itu wajib, tapi ternyata bukan itu saja Ma. Cek dulu yuk caranya!
26 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cinta pada si Kecil membuat seorang mama ingin selalu melindungi anaknya. Banyak cara yang bisa dilakukan oleh Mama. Sayangnya, dalam kehidupan sehari-hari sesekali Mama melakukan kesalahan. Mama merasa sudah memberikan yang terbaik tapi ternyata masih melakukan hal yang belum tepat.
Mama harus tahu bahwa 1.000 hari pertama usia anak adalah masa penting untuk membangun fisik dan mental anak. Dalam kehidupan seorang anak, Mama adalah orang yang paling berkontribusi.
Ditemui pada acara tersebut, dr. Natia Anjarsari Widyati, Sp.A, dari RSIA Brawijaya mengutarakan bahwa ada 3 cara yang menjadi kunci agar tumbuh kembang anak berjalan dengan usianya sehingga anak tumbuh sehat dan cerdas. Berikut ini Popmama.com bagikan ulasannya.
Editors' Pick
1. Memenuhi kebutuhan nutrisi demi kesehatan dan perlindungan dasar anak
Kebutuhan kesehatan anak dimulai dari anak masih berada dalam kandungan. Selama 9 bulan lebih Mama memberikan nutrisi kepada anak melalui apa yang Mama konsumsi setiap hari. Tugas Mama adalah memilih asupan yang baik dan melengkapinya dengan susu ibu hamil.
Setelah bayi lahir, Mama dianjurkan untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Mama juga diharapkan bisa menjaga kualitas ASI selama masa menyusui terutama di 6 bulan pertama.
Setelah bayi berusia di atas 6 bulan, maka Mama mulai memikirkan MPASI apa yang disukai oleh anak dan menyiapkannya dengan cara tepat. Pastikan selalu higienis dan bernutrisi.
Setelah anak bisa makan karbohidrat sekelas nasi, maka Mama harus menyiapkan menu seimbang. Kandungannya terdiri dari karbohidrat, protein dan multi vitamin. Selain itu Mama juga harus memerhatikan serat, lemak baik dan mineral yang masuk dalam tubuh anak.
Pada saat 2 tahun pertama inilah yang menjadi waktu penting untuk memupuk kesehatan dan kecerdasan anak di masa mendatang dengan memerhatikan nutrisi seimbang.
Dr. Natia menjelaskan, “Nutrisi berpengaruh pada pematangan sel otak, maka itu MPASI juga harus diperhatikan bahan-bahannya. Untuk melatih motorik anak, Mama juga harus mengajak bayi bermain dan belajar sebagai bentuk stimulasi.”
Stimulasi yang baik bisa membentuk tatanan otak anak. Orangtua dan pengasuh harus tahu cara melakukan stimulasi yang baik untuk si Kecil.
Menurut dr. Natia, DHA, AA, kolin dan zinc, itu harus dikonsumsi oleh bayi dalam jumlah yang cukup, "Di Indonesia kekurangan zat besi angkanya masih sangat tinggi. Sebenarnya bisa di deteksi sejak dini. Kalau ibu hamil mengalami anemia, anak berisiko ikut terkena anemia setelah dilahirkan."
Ini tidak bisa dianggap sepele lho Ma,"Dampak anemia adalah anak mudah sakit, ikut mengalami anemia dan kurang gizi. Anak juga sulit belajar hal baru akhirnya tumbuh kembangnya terhambat," tambah dr. Natia.
2. Pantau pertumbuhan anak
Pada anak di bawah 2 tahun perkembangan otaknya masih bertumbuh dengan pesat. Ada sinaps yang mulai terhubung antara satu sama lain.
Semakin cepat sinaps bertumbuh maka anak akan semakin cerdas. Lama-kelamaan sinaps yang tumbuh akan semakin banyak sesuai usia anak.
"Pada bayi baru lahir sinaps sangat sedikit, kalau nutrisi yang diberikan bagus, sinapsnya bisa tumbuh sangat ramai. Ini penting sekali untuk generasi mendatang. Perlu dijaga sejak dini. Termasuk menjaga kebersihan anak."
Perkembangan terjadi dari sebelum bayi lahir, kemudian saat awal pembentukan sinaps. Setelah itu anak perlu distimulasi agar fungsi kognitif berguna dengan baik dan ini bisa meningkatkan kecerdasan anak.
Orangtua dan pengasuh penting menstrimulasi anak sesuai usianya. Di atas 6 bulan anak sudah diperkenalkan mainan khusus untuk bayi, seperti teeter, mainan yang melatih pendengaran dan penglihatan seperti buku yang bisa bernyanyi atau mengeluarkan suara.
"Buku juga bisa jadi media yang bagus untuk stimulasi, bagus untuk pertumbuhan sinaps, kata dr. Natia.
Seringkali anak usia 4-10 bulan memasukkan tangan ke dalam mulut, ini adalah fase oral.
"Anak memasukkan tangan ke mulut, itu adalah fase oral yang bagus untuk menstimulasi perkembangan otaknya. Jangan dilarang ya, yang perlu dilakukan adalah menjaga kebersihan tangan dan mainan anak," kata dr. Natia.
Jumlah sel otak yang terbentuk memengaruhi kecerdasan anak. Latihan sensorik juga sangat penting. Lakukan berulang kali maka akan mempercepat pertumbuhan otak anak.
Baca juga: Cara Meningkatkan Kinerja Otak Anak. Latih Sejak ia Kecil Yuk!
3. Pantau perkembangan anak
Selama anak berusia di bawah 2 tahun, mereka masih mengalami pertumbuhan yang cepat. Anak perlu diperiksakan ke dokter sebulan sekali menurut dr. Natia.
"Sebenarnya anak dibawa ke dokter itu bukan pas sakit saja, sebaiknya sebulan sekali juga dibawa agar bisa diperiksa dan orangtua jadi tahu tumbuh kembang anak dengan baik. Banyak masukan yang bisa diberikan juga agar anak selalu sehat," ungkap dr. Natia.
Perhatikan juga tampilan fisik anak, apakah anak wajahnya pucat, lesu tidak bersemangat dan mudah sakit? Jika mengalami hal demikian berarti perlindungan dasar anak belum terpenuhi dengan baik.
Inilah kelalaian yang dilakukan orangtua tanpa disadari. Kurang higienis sehingga perlindungan dasar untuk anak terabaikan.
Baca juga: 8 Mainan Bayi Paling Baik untuk Perkembangan Sensorik dan Motorik
Berikut beberapa hal disarankan oleh dr. Natia dan harus bisa diterapkan untuk bisa melindungi si Kecil secara utuh.
- Cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan anak.
- Cuci tangan pakai sabun sebelum menyusui.
- Cuci pakaian dengan diterjen yang aman dan berbahan alami dan melindungi.
- Cuci botol susu si Kecil dengan produk yang aman.
- Mainan seperti teeter kalau jatuh jangan dipungut dan langsung diberikan ke anak, cuci dulu yang benar dan bilas dengan air matang.
- Ganti popok jangan terlalu lama karena bisa infeksi saluran kemih.
- Cuci alat masak dan perlengkapan makan dengan bersih, lalu simpan di lemari yang tertutup.
Itulah 3 cara jitu untuk menjaga kesehatan anak dan kecerdasan anak. Sudahkah Mama melakukannya?