Tanda Bayi Siap MPASI Menurut Dokter Anak, Perhatikan Ini!
Dokter juga membahas soal kemungkinan picky eater pada anak karena menu MPASI
29 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia enam bulan, bayi biasanya mulai menunjukkan tanda-tanda siap untuk menerima makanan pendamping ASI (MPASI). Momen ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan tumbuh kembang si Kecil, karena MPASI akan melengkapi kebutuhan nutrisinya yang tidak lagi cukup dipenuhi hanya dari ASI.
Namun, bagaimana orangtua mengetahui bahwa anak benar-benar siap memulai MPASI?
Menurut dr. Miza Afrizal, Sp.A, dalam acara "Pesta Eksplorasa Promina" di Summarecon Mall Bandung, Sabtu (28/12/2024), ada beberapa yang bisa diperhatikan. Selain itu dr. Miza juga memberikan beberapa tips mengenai pengaruh anak menjadi picky eater dari menu MPASI nih.
Berikut Popmama.com rangkum tanda anak siap MPASI dari dokter, perhatikan ini agar tidak salah.
1. Indikator bayi siap MPASI yang bisa diperhatikan orangtua
Ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan orangtua sebelum memberikan MPASI kepada si Kecil. dr. Miza menyebut kalau pengenalan MPASI harus dilakukan pada waktu yang tepat dan sesuai dengan kesiapan bayi, baik secara fisik maupun perkembangannya.
Berikut adalah beberapa yang bisa diperhatikan:
- Bayi masih sering head leg
- Kepala anak sudah firm (solid) saat duduk
- Lidah anak sudah tidak melet-melet (tongue thrust reflex)
- Bayi sudah menunjukkan ketertarikan kepada makanan (subjektif)
"Jangan memulai MPASI kalau head leg masih ada. Lalu kalau anak sudah didudukin dia bisa menjaga kepalanya firm (solid). Anak juga sudah tidak suka melet-melet (tongue thrust reflex). Ketika bayinya sudah menunjukkan ketertarikan kepada makanan, ini cukup subjektif," ujar dr. Miza.
Mengenai head leg sendiri, ini adalah kondisi di mana kepala bayi tidak dapat menopang dirinya sendiri dengan baik saat tubuh bayi ditarik ke posisi duduk dari posisi terlentang. Ini terjadi karena otot-otot leher bayi belum cukup kuat untuk menahan berat kepala, yang biasanya lebih besar dibandingkan tubuhnya pada fase awal perkembangan.
Head leg ini pada usia 3-4 bulan seharusnya mulai menghilang dan biasanya di usia 5 bulan sudah tidak ada. Jika masih terlihat, ini bisa menjadi tanda adanya keterlambatan perkembangan motorik dan perlu dikonsultasikan dengan dokter anak.
Editors' Pick
2. Adakah kaitan MPASI dengan anak yang picky eater?
Menurut dr. Miza, MPASI jangan sampai membuat anak tertekan. Karena poin utama dari MPASI ini adalah cara anak belajar memproses makanan dan memasukkan ke dalam perut.
"Objektif utamanya mengenalkan makanan itu apa dan apa yang harus dilakukan saat masuk ke mulut. Apa yang terjadi saat ditelan dan apa yang terjadi saat ditolak terus. Objektif kedua pemenuhan nutrisi. Karena mengenalkan sesuatu harus dengan cara yang benar, rasa, tekstur, bentuk, warna," kata dr. Miza.
Selanjutnya dr. Miza membahas mengenai MPASI yang membuat anak menjadi picky eater, apakah ada kaitannya?
dr. Miza menjelaskan anak bisa dikatakan picky eater ketika hanya mengonsumsi kurang dari 10 jenis makanan, tetapi anak memiliki pertumbuhan yang bagus.
"Misalnya dia tidak suka ayam tapi suka ikan, jadi masih bisa. Kenapa bisa terjadi ini? Tentunya karena anak yang picky eater dari sisi anak tidak diberi keleluasaan memilih apa yang mau dan tidak. Kalau dari orangtua, sering tidak mempercayakan ke anak dengan cara labeling," jelas dr. Miza.
dr. Miza menjelaskan kalau orangtua sudah menghakimi anak tidak suka suatu makanan padahal baru 3-5 kali memberikannya. Padahal yang dibutuhkan oleh anak adalah dia berkenalan dulu.
"Rata-rata anak perlu diperkenalkan 15-20 kali makanan untuk bisa menilai anak suka makanan itu atau tidak. Jadi orangtua bisa selang-seling, jangan pagi ikan, siang ikan, malam ikan," tambahnya.
3. Apakah bubur MPASI fortifikasi aman dikonsumsi setiap hari?
dr. Miza menjelaskan kalau syarat utama MPASI adalah aman. Baik dari segi kebersihan, bahan baku dan lain-lain. Dokter spesialis satu ini menjelaskan kalau saat ini sudah banyak MPASI yang dijual di pasaran, terutama yang tidak ada berlabel BPOM.
Ia tidak bisa melarang tetapi orangtua mesti hati-hati. Pasalnya, tetap MPASI yang terbaik adalah menu homemade yang lengkap. Sedangkan bagaimana dengan produk MPASI fortifikasi?
Menurut dr. Miza tentu sudah aman apalagi jika ada label BPOM. Pasalnya semua sudah dihitung sesuai kebutuhan bayi. Tentunya dengan catatan dibuat dengan takaran sesuai petunjuk dan sesuai dengan umur anak.
"Ini sudah sesuai dengan kebutuhan anak per kali makan. Homemade jelas yang paling utama karena anak perlu merasakan berbagai tekstur. Kita bisa rotasi, apalagi pas diajak jalan-jalan. Menurut saya produk fortifikasi opsi kedua terbaik," katanya.
Pertanyaan selanjutnya, jika bayi begitu suka dengan produk instan ini, apakah MPASI fortifikasi aman dikonsumsi setiap hari?
"Aman atau tidak dikonsumsi setiap hari, tentunya aman. Karena sudah terukur secara gizi dan sebagainya. Tapi kalau ideal atau tidak, ya tidak ideal karena yang ditakutkan fase eksplorasi anak jadi terbatas," tutur dr. Miza.
4. Pentingnya pengenalan berbagai tekstur dalam MPASI anak
dr. Miza Afrizal menambahkan kalau pengenalan berbagai rasa, tekstur, dan aroma makanan dapat mengasah perkembangan sensorik sehingga si Kecil bisa belajar menerima makanan baru, membentuk preferensi makan sehat sejak dini. Sudah disinggung sebelumnya hubungan antara anak yang picky eater dengan menu MPASI-nya.
"Selain itu, si Kecil juga dapat melatih keterampilan motorik halus, serta memperkuat otot-otot rahang, lidah, dan mulut yang turut membantu perkembangan kemampuan bicaranya," jelas dr. Miza.
Eksplorasi makanan juga bermanfaat bagi perkembangan kognitif si Kecil karena dapat meningkatkan jumlah sinaps (penghubung sel otak) yang mendukung kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
Dari segi kecerdasan emosional, pengalaman eksplorasi menumbuhkan rasa ingin tahu (curiosity) sekaligus membentuk si Kecil menjadi pribadi yang berpikiran terbuka (open mindedness) dan adaptif, karena berani dan terbiasa mencoba hal-hal baru.
“Oleh karenanya MPASI fortifikasi dapat menjadi pilihan karena mengandung gizi terukur sesuai kebutuhan harian si Kecil. Orangtua dianjurkan untuk memilih produk yang terdaftar resmi di BPOM sebagai MPASI atau Makanan untuk Bayi dan Anak agak terjamin keamanannya,” tambahnya.
Sebagai informasi, Pesta Explorasa adalah sebuah acara interaktif yang mengajak orang tua bersama si Kecil untuk bereksplorasi beragam jenis makanan dan mendapatkan bekal ilmu pengetahuan dari para expert, yaitu dr. Miza Afrizal, Sp.A dan Chef Devina Hermawan.
Acara ini juga menghadirkan berbagai aktivitas seru seperti Baby Cafe, Baby Olympic, dan Zona Sehat, agar orang tua termotivasi dalam mengoptimalkan eksplorasi si Kecil melalui pengenalan keberagaman dunia penuh rasa bersama Promina.
Itulah tadi informasi mengenai tanda anak siap MPASI dari dokter. Apakah si Kecil sudah siap makan, Ma?
Baca juga:
- Cara Masak Shisamo untuk MPASI, Ikan Kesukaan Rayyanza
- 9 Ikan Lokal Pengganti Salmon untuk MPASI, Tinggi Protein dan Omega 3
- 8 Resep MPASI yang Cocok Dikonsumsi saat Batuk Pilek