Bolehkah Telur Puyuh untuk MPASI? Ini Manfaatnya
Saat anak menginjak usia 9 bulan, Mama bisa memberikan telur puyuh pada MPASI-nya
13 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat bayi sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI atau MPASI, Mama sudah mulai bisa memperkenalkan beragam makanan dengan cita rasa yang berbeda.
Namun meski begitu, jangan lupa untuk memastikan bahwa MPASI yang Mama berikan mengandung nutrisi penting yang dapat menunjang tumbuh kembang sekaligus kesehatan bayi.
Makanan bergizi dan bernutrisi yang bisa diberikan kepada Si Kecil terbilang beragam, salah satu yang patut Mama coba adalah telur puyuh.
Telur berukuran kecil yang kerap dimasukkan ke dalam sup ini mengandung berbagai nutrisi penting yang dapat menunjang tumbuh kembang anak. Nutrisi penting yang terkandung dalam telur puyuh di antarnya protein, kolin, vitamin A, vitamin B, zinc, selenium, dan zat besi.
Nutrisi penting ini membawa berbagai macam manfaat, dilansir dari Parenting Healthy Babies, berikut beberapa manfaat pemberian telur puyuh pada MPASI anak.
1. Meningkatkan imunitas tubuh anak
Daya tahan tubuh anak usia di bawah 1 tahun cenderung masih lemah, sehingga selain menjaga kesehatannya dengan baik, Mama juga harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi Si Kecil mengandung nutrisi yang menunjang imunitas tubuhnya.
Nah, telur puyuh bisa menjadi salah satunya Ma. Mengapa demikian? Rupanya kandungan protein hewani yang tinggi pada telur puyuh mampu meningkatkan imunitas tubuh Si Kecil dengan baik. Alasan inilah mengapa pemberian telur puyuh saat MPASI juga begitu penting.
2. Meningkatkan pembentukan sel darah merah
Memasukkan telur puyuh ke dalam menu MPASI bayi baik untuk kesehatan karena telur puyuh kaya akan kandungan zat besi.
Kandungan nutrisi yang juga ditemui pada sayuran hijau ini memiliki peranan penting dalam memproduksi sel darah merah dan menyusun hemoglobin yang berperan meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh.
Nah, dengan memberikan asupan zat besi yang cukup kepada anak, maka risiko anak untuk menderita anemia defisiensi zat besi dapat berkurang. Selain itu, kekurangan zat besi pada anak dapat berdampak pada kecerdasan, perilaku, dan kemampuan motoriknya.