Alergi Susu dan Intoleransi Susu, Ketahui Beda Gejalanya Ya, Ma!
Seringnya kedua hal ini dianggap sama, padahal punya gejala dan penanganan yang berbeda
13 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak Mama yang menganggap alergi dan intoleransi susu adalah sama, padahal keduanya sama sekali berbeda lho, Ma. Alergi susu berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh bayi terhadap protein susu sapi, sedangan intoleransi susu berhubungan dengan sistem pencernaan terhadap laktosa atau gula alami pada susu.
Supaya Mama lebih memahami perbedaan dari alergi susu dan intoleransi susu, yuk ketahui perbedaan gejala alergi susu dan intoleransi susu yang berhasil Popmama.com rangkum dilansir dari Whattoexpect.com berikut ini!
Editors' Pick
1. Gejala alergi susu
Alergi susu yang terjadi pada bayi disebabkan karena sistem kekebalan tubuh bayi bereaksi negatif terhadap protein dalam susu sapi. Bayi juga bisa mendapatkan alergi susu sapi lewat ASI dari Mama jika Mama mengonsumsi produk susu sapi.
Sementara bayi yang diberi susu formula mengalami alergi terhadap protein susu sapi yang ada dalam susu formula. Dalam kedua kasus ini, sistem kekebalan tubuh bayi menganggap protein susu sapi adalah zat asing. Karena itulah untuk melawan zat asing ini, tubuh bayi akan melepaskan histamine dan zat kimia lainnya sehingga menyebabkan gejala alergi pada tubuh bayi.
Alergi susu pada bayi bisa dilihat dari gejalanya berikut ini:
- Sering muntah,
- sakit perut,
- menangis berlebihan dan mudah marah,
- diare,
- BAB berdarah,
- ruam kulit bersisik atau kulit kebiruan,
- batuk,
- mata berair dan hidung tersumbat,
- sulit bernapas,
- bengkak pada mulut dan tenggorokan.
2. Gejala intoleransi susu
Tidak seperti alergi susu, intoleransi susu tidak ada hubungannya dengan sistem kekebalan tubuh atau protein susu sapi. Intoleransi susu memiliki hubungan dengan sistem pencernaan karena terjadi saat bayi kesulitan mencerna laktosa, yakni gula alami yang terkandung dalam susu.
Itulah sebabnya intoleransi susu juga sering disebut dengan intoleransi laktosa. Intoleransi susu pada bayi sejak lahir sangat jarang terjadi. Intoleransi lakstosa umumnya terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Pada bayi, gejala intoleransi laktosa adalah sebagai berikut:
- Perut kembung
- diare,
- gumoh,
- mudah marah dan menangis,
- pertumbuhan dan berat badan tidak normal.
Penanganan Alergi Susu dan Intoleransi Susu
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), alergi bayi pada susu sapi akan berangsur-angsur berkurang hingga usia 12 bulan dan akan terus berkurang hingga usia tiga tahun. Agar reaksi alergi pada susu sapi tidak terjadi, bayi harus dihindari dari protein susu sapi (susu sapi dan produknya) sampai usia 12 bulan, atau bila masih memperlihatkan gejala alergi, bisa diteruskan sampai usianya dua atau tiga tahun.
Untuk penanganan intoleransi susu atau intoleransi laktosa sayangnya sampai sekarang kondisi ini belum bisa diobati. Yang bisa dilakukan jika bayi intoleransi laktosa adalah menghindari munculnya gejala dengan membatasi konsumsi makanan mengandung laktosa, atau hanya mengonsumsi makanan bebas laktosa.
Mama tidak perlu khawatir si Kecil kekurangan gizi karena intoleransi laktosa. Mama bisa piih alternatif makanan bebas laktosa untuk si Kecil, seperti susu kedelai, susu almond, kelapa, atau kentang.
Itulah perbedaan antara alergi susu dengan intoleransi susu atau intoleransi laktosa ya, Ma. Jika si Kecil di rumah menunjukkan salah satu dari gejala di atas, baiknya Mama konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah si Kecil alergi susu atau intoleransi laktosa. Dengan begitu, si Kecil bisa mendapatkan penanganan dengan lebih baik dan maksimal.
Semoga informasinya bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 9 Kesalahan Menyajikan Susu Formula, Awas Bayi Bisa Sakit lho Ma
- Benarkah Susu Formula Memicu Batuk pada Bayi? Cek Faktanya Disini!
- Jangan Salah, Ma, Susu Formula Juga Bisa Jadi Penyebab Eksim pada Bayi