Apakah Bayi Perlu Suplemen dan Vitamin Tambahan? Ini Penjelasannya
Apa si Kecil butuh vitamin tambahan atau sudah cukup ya, Ma?
6 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memastikan agar asupan gizi si Kecil bisa tercukupi bukan pekerjaan mudah bagi sebagian Mama. Pastinya semua Mama ingin makanan yang dikonsumsi si Kecil setiap hari bisa memenuhi kebutuhan gizinya.
Tidak jarang hal ini membuat Mama memberikan suplemen dan vitamin tambahan pada si Kecil selain dari makanan yang ia konsumsi. Namun, perlukah si Kecil diberikan suplemen dan vitamin? Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) suplemen dan vitamin diberikan pada bayi yang kebutuhan nutrisinya tidak bisa terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari. Kekurangan gizi ini bisa dilihat dengan melakukan tes khusus untuk mendeteksi kebutuhan mikronutrien pada bayi.
Berikut ini adalah pedoman mengenai pemberian suplemen dan vitamin, serta mineral dari World Health Organization (WHO) yang berhasil dirangkum oleh Popmama.com.
1. Vitamin A
Pemberian vitamin A tambahan berhasil menurunkan angka kematian sebesar 24 persen dan kematian akibat diare sebesar 28 persen. Vitamin A berfungsi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh bayi serta kesehatan mata dan kulitnya.
WHO merekomendasikan pemberian suplemen vitamin A sebesar 100.000 U (kapsul biru) pada bayi usia 6-11 bulan, dan 200.000 U (kapsul merah) tiap 4-6 bulan pada anak usia 12-59 bulan. Pemerintah sudah menerapkan rekomendasi pemberian vitamin A dari WHO ini secara rutin pada bulan vitamin A, yakni Februari dan Agustus.
Editors' Pick
2. Vitamin D
American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan pemberian vitamin D sebesar 400 IU pada bayi ASI eksklusif, bayi yang minum susu formula kurang dari satu liter sehari, dan anak-anak, serta remaja. Vitamin D tambahan juga bisa didapatkan dari sinar matahari, tapi pastikan bayi tidak terlalu sering terpapar sinar matahari langsung untuk menghindari risiko kanker kulit.