Awas, Ini 5 Tanda Bayi Mengalami Obesitas yang Harus Diwaspadai
Tanda obesitas yang mudah dilihat secara kasat mata adalah berat badan si Kecil yang berlebih.
15 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa yang tidak gemas ketika melihat bayi tumbuh gemuk dan memiliki pipi chubby. Mama pasti akan mencium dan mencubit si Kecil setiap hari. Walaupun menggemaskan, kondisi tersebut tetap perlu diwaspadai ya, Ma, karena bisa saja itu tanda si Kecil mengalami obesitas.
Bayi yang mengalami obesitas berisiko mengalami obesitas hingga dewasa. Tak hanya itu, bayi obesitas juga rentan terserang beberapa penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga kanker. Bayi obesitas umumnya disebabkan pola makan yang tidak sehat, porsi makan berlebihan, dan faktor keturunan.
Oleh karena itu, Mama perlu mendeteksi lebih awal tanda-tanda obesitas yang tampak. Pasalnya, bayi obesitas tidak dapat diketahui dari indeks massa tubuh (BMI). Lalu, bagaimana cara mengetahuinya? Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut penjelasan dari Popmama.com mengenai tanda bayi obesitas:
1. Kurva berat badan meningkat tajam
Tanda obesitas yang mudah dilihat secara kasat mata adalah berat badan si Kecil yang berlebih atau di atas rata-rata bayi seumurannya. Namun, pengamatan secara kasat mata belum menjamin bayi mama mengalami obesitas.
Mama harus konsultasi ke dokter karena pertumbuhan dan perkembangan berat badan si Kecil bisa terlihat dari pemeriksaan rutin ke dokter. Apabila kurva berat badan bayi meningkat tajam misalnya dari persentil 25 persen menjadi 95 persen, maka itu menjadi tanda bayi mengalami obesitas. Nantinya, dokter akan merekomendasikan pola makanan bagi si Kecil untuk menurunkan berat badannya.
Editors' Pick
2. Bayi malas bergerak
Tanda obesitas lainnya adalah bayi mama menjadi malas bergerak dan mudah lelah. Padahal bayi umumnya akan bergerak aktif dan berusaha untuk berkembang seperti mengangkat leher, tengkurap, merangkak, ataupun belajar berjalan. Akibat tubuh si Kecil yang menggemuk, bayi harus berusaha lebih keras untuk bergerak. Jika kondisi tersebut terus dibiarkan tanpa pengobatan ke dokter, perkembangan bayi akan terlambat dibanding bayi seumurannya.