Mana yang Lebih Baik, Bubur Instan atau Bubur Homemade untuk MPASI?
Ketika bayi berusia di atas 6 bulan, Mama akan memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI)
17 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika bayi berusia di atas enam bulan, Mama akan memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Sebab pemberian ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Saat Mama mulai memberikan MPASI, kandungan nutrisi menjadi poin penting karena berhubungan dengan tumbuh kembang bayi.
MPASI umumnya diberikan dalam bentuk bubur yang merupakan campuran dari nasi, sayur, daging, maupun buah-buahan. Ketika pertama kali memperkenalkan MPASI, Mama dianjurkan memberikan dalam tekstur lembut agar si Kecil mudah menelannya.
Selain itu, sistem pencernaan si Kecil juga belum bisa berfungsi secara optimal sehingga sulit untuk mencerna makanan bertekstur kasar. Contoh MPASI tekstur lembut yang dapat diberikan kepada bayi adalah bubur, mashed, dan finger foods.
Lalu, mana yang lebih baik antara bubur instan atau bubur homemade buatan mama sendiri? Pasalnya saat ini di pasaran sudah banyak dijual bubur instan yang memudahkan Mama untuk mengolahnya. Berikut Popmama.com akan merangkum penjelasan kelebihan dan kekurangan antara bubur instan dan bubur homemade.
1. Benarkah bubur instan mengandung pengawet?
Membandingkan antara bubur instan dan homemade tentu akan menimbulkan perdebatan. Bubur instan dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga memenuhi standar higienitas, nutrisi, dan aman dikonsumsi oleh bayi.
Namun, banyak mama yang ragu untuk memberikan bubur homemade karena menganggap bubur homemade mengandung pengawet. Faktanya, bubur instan untuk bayi sudah memenuhi standar WHO dan diawasi ketat oleh BPOM sehingga bubur instan yang beredar di Indonesia tidak boleh mengandung pengawet.
Editors' Pick
2. Bubur homemade tidak dapat bertahan lama
Berbeda dengan bubur instan yang sudah dikemas dengan baik, bubur buatan sendiri tentu tidak dapat bertahan lama karena tidak ada pengemasan. Oleh karena itu, Mama harus dapat memperkirakan takaran bubur untuk diberikan kepada si Kecil.
Pasalnya, apabila Mama memasak bubur terlalu banyak, bubur tersebut tidak dapat bertahan lama disimpan di kulkas. Bubur yang terlalu lama disimpan di kulkas bisa menjadi tempat tumbuhnya bakteri sehingga tidak aman dikonsumsi bayi.