7 Aturan Penting agar Bayi Sukses Makan MPASI Pertamanya
Si Kecil sudah mulai makan. Mama tentu senang. Nah, bagaimana supaya ia juga senang?
3 Februari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menginjak usia 6 bulan, Mama senang sekali karena si Kecil mulai makan makanan padat pertamanya. Ini adalah milestone yang paling ditunggu dan paling membingungkan.
Mama tentu mendengar banyak tips dari mama lain yang anaknya sudah lebih dulu makan makanan padat. Saking banyaknya, mungkin justru bikin Mama bingung.
Meski setiap bayi akan berbeda reaksinya terhadap makanan padat, sebenarnya, ada beberapa aturan yang bakal sama. Berikut hal-hal mengenai makanan padat yang perlu Mama perhatikan.
1. Tak perlu urutan rasa
Mama pasti pernah diberitahu bahwa sebaiknya si Kecil mulai makan makanan padat berupa sayuran. Alasannya karena rasa sayur yang tawar membuat bayi lebih mudah makan makanan lain yang kaya rasa.
Namun, situs babycenter mengatakan bahwa bayi telah memiliki referensi rasa yang dibawanya sejak lahir. Jadi, alasan memberikan makanan tawar terlebih dahulu, tidak ada dasarnya. Bebaskan saja urutan pemberian makanan.
Sayur dan buah yang kaya rasa adalah makanan yang sama-sama menyehatkan, kok. Banyak makan buah yang manis-manis, tidak akan membuat si Kecil hanya suka makan makanan manis.
Baca juga:
2. Makan makanan semipadat dengan sendok
Ada beberapa makanan semipadat yang bentuknya mirip minuman, misalnya sereal halus seperti havermouth. Makanan ini bisa saja diberikan melalui botol atau gelas sedotan namun sebaiknya Mama tidak melakukannya.
Makanan semipadat yang diminum, akan memicu kelebihan asupan gizi karena anak tidak sadar bahwa ia makan. Jadi, sebaiknya, makanan semipadat ini dimakan memakai mangkuk dan sendok.
Selain mencegah kegemukan karena kelebihan gizi, makan dengan sendok membuat anak terhindar dari risiko tersedak.
Baca juga: Peralatan Makan yang Harus Dimiliki Sebelum Mulai MPASI
Editors' Pick
3. Dorong anak menjadi petualang rasa
Kebiasaan makan anak biasanya mengikuti selera orangtuanya. Namun, anak mama yang masih belum memiliki banyak referensi rasa harusnya mencoba semua makanan. Masalah ia suka atau tidak, terserah nanti. Yang penting, ia harus mencoba semuanya dulu.
Jadi, jangan gara-gara Mama tidak suka makanan tertentu lalu si Anak tidak punya kesempatan untuk mencobanya.
4. Tidak suka? Ulang lagi
Sangat mungkin si Kecil menolak makanan tertentu karena ia tidak menyukainya. Beri ia kesempatan kedua mencobanya setelah jeda seminggu. Ia mungkin tetap tidak suka tetapi mungkin saja ia berubah pikiran dan menyukai makanan yang diberikan.
Baca juga:
5. Waspada bahaya tersedak
Namanya baru belajar makan, si Kecil pasti juga belum punya keahlian makan yang baik. Ingatlah, bahwa otot dan giginya saja belum lengkap. Jadi, perhatikan benar-benar makanan yang dimakannya dan hindari dari kemungkinan tersedak. Makanan yang berpotensi membuat bayi tersedak:
- Berpotongan besar,
- lengket dan menempel jika kena air liur (roti, selai kacang, atau permen lunak),
- makanan mentah,
- makanan keras dan renyah (kacang goreng atau popcorn).
6. Perhatikan konstipasi
Usus bayi perlu adaptasi dengan makanan padat. Selain ada beberapa bahan makanan yang membuat ia sembelit atau konstipasi, kemungkinan juga ia mengalaminya karena alergi.
Jika setelah beberapa waktu makan makanan padat dan bayi sembelit, bawa ia konsultasi ke dokter anak. Dokter mungkin akan memberinya pencahar berupa obat atau lactobakteri. Tetapi hal paling umum yan bisa Mama lakukan untuk membantu pencernaan Si Kecil adalah dengan memberinya makanan berserat tinggi, misalnya apel, pir, prunes.
7. Perhatikan tanda kenyang
Makan harus menjadi pengalaman yang menyenangkan. Si Kecil juga harus punya kebiasaan makan yang baik, salah satunya adalah dengan tahu kapan ia kenyang dan perlu berhenti makan.
Perhatikan tanda-tanda anak sudah kenyang dan berhentilah memaksanya makan jika hal ini terjadi. Berikut tanda anak sudah kenyang:
- mendorong sendok makan,
- menutup rapat mulutnya,
- mendorong kepalanya ke belakang,
- menahan tubuhnya bersandar ke kursi makan.