Selama ini mungkin Mama berpikir bahwa merangkak hanya akan melatih motorik kasar dan koordinasi anggota tubuh. Tetapi sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Purdue University dan Finlandia, menemukan hal lain yang didapat bayi dari proses merangkaknya.
Temuan itu mereka ungkap di jurnal Environmental Science and Technology. Berikut hasil temuan mereka yang Popmama.com rangkum.
1. Robot tanpa kaki ini mengungkap segalanya
Youtube
Dalam penelitian ini, para peneliti membuat sebuah robot yang bentuknya lumayan aneh. Robot tanpa kaki ini dilapisi kertas aluminium dan dihubungkan dengan aneka perlengkapan pencatat data.
Peneliti membuat robot tersebut melakukan gerakan seperti merangkak. Peneliti memakai berbagai alas, mulai dari lantai linoleum hingga berbagai jenis karpet untuk robot itu merangkak.
Alat yang dihubungkan ke komputer pencatat menangkap apa saja yang dihirup oleh saluran napas robot tersebut. Komputer mencatat perbandingan jenis kuman dengan jenis lantai tempat si Kecil merangkak.
2. Merangkak mengekspos kuman
c2.staticflickr
Proses merangkak mengekspos tubuh bayi terhadap kuman. Kaki dan tangan bayi sudah pasti terpapar kuman karena bersentuhan langsung dengan lantai atau alas merangkak.
Tetapi, mungkin Mama belum membayangkannya, bahwa merangkak membuat saluran cerna dan pernapasan bayi pun terpapar kuman. Robot bayi mengungkapkan hal itu.
Saat kaki dan tangan bayi menyentuh lantai, gesekan yang terjadi membuat kuman bertebaran dan masuk ke saluran pernapasan bayi. Debu kuman yang terbentuk karena gesekan itu ternyata terdiri dari makluk mikro yang diindetifikasi peneliti sebagai: bakteri, virus, jamur, kotoran, dan partikel lemak.
Editors' Pick
3. Sumber kuman terbesar, karpet!
pixabay/pexels
Dari semua jenis permukaan yang diteliti, ditemukan karpet adalah alas yang paling banyak mengandung kuman. Karpet berbulu tebal sudah bisa dipastikan memiliki kuman lebih banyak dibandingkan karpet tanpa bulu.
Peneliti menegaskan bahwa walaupun karpet rajin dibersihkan, kuman biasanya tetap ada dan terbang ketika terkena gesekan. Peneliti mengidentifikasikan kuman apa saja yang ada di karpet dan membaginya dalam kategori berbahaya dan tidak berbahaya.
4. Paparan kuman membentuk imunitas
myhealt.alberta.ca
Dalam laporannya, kuman di alas atau lantai justru bisa meningkatkan sistem imun tubuh bayi. Merujuk website The American Academy of Allergy, Asthma, and Immunology, kontak dengan kuman penyebab penyakit dan alergi sejak dini akan membantu tubuh lebih kuat melawannya.
Debu berkuman akan membuat risiko alergi dan asma justru berkurang. Kesimpulan ini diambil setelah peneliti melakukan perbandingan data alergi. Dalam penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa kasus alergi meningkat sebanyak 50 persen (dalam periode waktu penelitian dari tahun 1997 ke 2011) karena lingkungan yang terlalu bersih. Jadi, Mama tentukan, tetap memakai karpet penuh kuman atau menyingkirkannya.
5. Perhatikan apa yang boleh menjadi polutan karpet
pxhere
Kuman adalah polutan yang akan bermanfaat untuk membentuk imunitas bayi. Tetapi beberapa polutan berbahaya sebaiknya tidak menempel di karpet. Peneliti menegaskan bahwa bahan kimia berbahaya yang meninggalkan polutan adalah hal yang tidak boleh masuk ke dalam tubuh bayi.
Jika Mama memutuskan untuk memakai karpet, maka pilih cairan pembersih karpet dan bahan karpet yang aman. Pembersih karpet dan bahan karpet sebaiknya tidak mengandung senyawa kimia brominate (jenis pentaBDE dan oktaBDE).
PentaBDE dan oktaBDE terkandung di bahan tekstil anti api. Biasanya karpet memakai bahan itu dengan tujuan agar benda ini tidak mudah terbakar. Polutan yang termasuk jenis organik ini sulit ditangani sebab bisa terbang jauh melalui udara dan menumpuk pada makanan.
6. Jadi, apa alas merangkak yang terbaik?
pxhere
Peneliti tidak menyarankan Mama menyingkirkan karpet dan mengganti lantai dengan linoleum.
Sebenarnya, Si Bayi tetap harus belajar merangkak di mana saja. Di rumput basah, pasir pantai, karpet rumah, lantai sekolah, dan tempat-tempat ia ingin merangkak.
“Semua tempat memiliki polutan yang berbeda dan semakin banyak kuman yang masuk, justru imunitas bayi semakin baik sebab banyak kuman yang direkam tubuhnya dan membuat mereka kuat,” demikian kesimpulan peneliti.