5 Kebiasaan Bercanda Orangtua yang Membahayakan Kesehatan Bayi
Jika terus dilakukan, maka si Kecil bisa saja mengalami cidera parah
17 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat si Kecil tertawa bahagia merupakan keinginan setiap orangtua, namun bagaimana jika ternyata candaan Mama berdampak buruk bagi sang Bayi?
Inilah yang sering terjadi bagi banyak orangtua. Demi melihat tawa si Kecil, terkadang tanpa disadari orangtua seringkali bercanda secara berlebihan dengan anaknya.
Beberapa kegiatan yang seringkali orangtua lakukan pada anak adalah menggelitik hingga melempar tangkapnya ke udara.
Menyenangkan memang ketika Mama dapat tertawa bersama si Kecil, namun ternyata hal tersebut tidak boleh dilakukan!
Kelakuan tersebut nyatanya dapat menyebabkan cidera serius pada bagian otak dan tulangnya. Parahnya lagi, candaan tersebut dapat merusak motorik serta tumbuh kembangnya kelak.
Untuk mencegah hal tersebut, berikut Popmama.comtelah merangkum 5 candaan orangtua yang ternyata berdampak buruk bagi bayi!
1. Menggelitik
Tertawa saat digelitiki bisa jadi hanya merupakan cara untuk mengatasi ketidaknyamanan fisik.
Ketika bayi sudah menetapkan batas kemampuan tubuh saat menerima rangsangan, maka Mama harus memahaminya. Jangan terlena dengan terus menggelitik.
Perhatikan juga bahasa tubuh anak, hentikan jika ia terlihat tidak nyaman atau jika tertawanya berlebihan.
Menurut beberapa peneliti, aktivitas menggelitik melibatkan sentuhan tubuh seseorang dengan cara yang membuat seseorang tertawa paksa dan tawa ini dianggap sebagai reaksi positif.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh The New York Times disebutkan dalam Anatomy of a Tickle Is Serious Business at the Research Lab, para peneliti setuju bahwa kegiatan menggelitik antara orangtua dan bayi dapat menjadi cara yang efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang si Kecil, tetapi di lain pihak memiliki pendapat berbeda jika hal ini dilakukan secara kasar hingga membuatnya tidak nyaman.
Dr Richard Alexander, seorang profesor biologi dari University of Michigan, Ann Arbor mengatakan dalam artikelnya bahwa tertawa geli akibat gelitik bukan tanda anak senang seperti yang banyak diasumsikan.
"Seorang anak akan menunjukan ketidaknyamanannya saat digelitiki dengan mengubah tawa riangnya menjadi tawa air mata," jelasnya.
Selain itu, berikut dampak menggelitik anak terlalu keras:
- Tersedak
Sadarkah Ma, si Kecil tentu akan pasrah terhadap setiap hal yang terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan ia belum dapat menolak dengan kata-kata maupun gerakan lain saat orang lain menyentuhnya.
Dengan kata lain, menggelitik bayi merupakan sebuah bentuk penyiksaan baginya, terlebih bila dilakukan secara agresif.
Bayi memang mungkin saja tertawa, tapi kemungkinan untuk tersedak air liur sendiri saat tertawa sangatlah besar. Karenanya, berhati-hatilah dalam menggelitiknya.
- Merusak sensori
Rupanya, pendapat bahwa menggelitik dapat melatih sensori bayi dengan baik tidak sepenuhnya benar lho, Ma.
Penelitian lain menunjukkan bahwa sentuhan tidak berhubungan dengan sensori si Kecil. Pasalnya, pada beberapa bayi ada yang dapat mengenali di mana sumber getaran sedangkan ada juga yang dapat mengenali sumber gelitikan dengan menyilangkan kakinya.
Dengan kata lain, menggelitik bayi tidak ada hubungannya dengan apa yang mereka dengar dan mereka cium. Bila Mama tetap suka menggelitik bayi, sebenarnya sah-sah saja namun sebaiknya tidak dilakukan secara berlebihan dan terlalu sering ya.
Editors' Pick
2. Melempar tangkap ke udara
Pernah melihat orangtua melempar-lemparkan bayinya ke udara lalu menangkapnya untuk mendengar bayi tertawa?
Yup, kegiatan yang satu ini paling sering dilakukan oleh orangtua pada anaknya.
Meskipun si Kecil terlihat riang, namun ternyata shaken baby syndrome (SBS) bisa saja mengancamnya jika Mama terus melakukan hal yang satu ini.
Guncangan yang keras, walaupun terjadi hanya beberapa detik saja, dapat mengakibatkan kerusakan otak bayi. Bahkan banyak bayi yang meninggal akibat mengalami sindrom ini.
Bayi yang selamat dari sindrom ini, kemungkinan besar mengalami beberapa kondisi yang mengganggu kesehatan mereka selama hidupnya seperti:
- Mengalami kebutaan
- Kehilangan kemampuan mendengar
- Perkembangan otak menjadi lambat, mengalami gangguan belajar dan perilaku
- Keterbelakangan mental
- Kejang-kejang
- Cerebral palsy atau kelumpuhan otak
Jika anak mengalami shaken baby syndrome, maka berikut gejala yang biasanya terjadi:
- Pingsan atau terlihat selalu mengantuk dan tak kuat bangun
- Mengalami tremor di seluruh badan
- Kesusahan untuk bernapas
- Muntah
- Nafsu makan menurun
- Kejang-kejang
- Koma