Si Kecil Rewel? Ini 5 Cara Mengajarkan Bayi Untuk Sabar
Menanamkan rasa sabar pada si Kecil sejak dini akan mempermudah Mama dikemudian hari lho!
17 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika si Kecil masih belum mendapatkan asupan makanan tambahan atau yang biasa disebut dengan MPASI, maka kemungkinan penyebab bayi rewel hanyalah karena popok yang basah atau menginginkan ASI dari Mama.
Namun seiring berjalannya waktu dan tiba pada saatnya ia mendapatkan nutrisi tambahan dari MPASI, maka saat itulah ia akan lebih sering rewel dan tidak sabar.
Bayi yang berusia 6 bulan ke atas akan lebih ekspresif dari sebelumnya. Maka dari itu, ketika lapar ia aka cenderung tidak sabar menunggu makanannya untuk disantap.
Untuk menunjukan perasaannya, biasanya bayi akan merengek yaitu tangisan kecil yang tidak mengeluarkan air mata.
Saat si Kecil seperti itu, kebanyakan dari Mama akan merasa panik dan segera menuruti kemauannya secepat mungkin.
Namun pada kenyataanya, Mama tidak harus selalu merespon keinginannya dengan cepat. Justru Mama perlu mengajarkannya untuk sabar sejak dini.
Nah, kira-kira apakah si Kecil sudah bisa diajarkan untuk sabar? Dan bagaimana caranya?
Berikut Popmama.com telah merangkum 5 langkah mudah bagi Mama untuk mengajarkan sabar pada bayi!
1. Merespon ekspresi bayi secara verbal
Meskipun masih bayi, merespon ekspresinya juga bisa Mama lakukan untuk membuatnya menjadi lebih sabar.
Ketika ia merengek meminta makan atau sesuatu, mama bisa meresponnya dengan ucapan dan ekspresi yang jelas agar ia mengetahui kondisi yang sedang dihadapi.
Saat ia menangis, Mama bisa mengatakan "Iya, tunggu sebentar ya sayang, sebentar lagi Mama akan siapkan makananmu."
Dengan terus memberikan respon, maka lama kelamaan ia akan terbiasa dengan apa yang Mama jelaskan padanya.
Editors' Pick
2. Jelaskan perlahan mengenai apa yang terjadi
Meski belum paham mengenai penjelasan yang Mama berikan, paling tidak si Kecil dapat merasakan orangtuanya memperhatikan dan memerdulikannya.
Maka dari itu, ketika ia merengek maka Mama dapat mendekatkan diri Mama padanya dan menjelaskan pada si Kecil bahwa ia harus bersabar.
Jelaskan pula apa yan terjadi dan mengapa permintaanya tidak dapat segera dipenuhi. Usahakan untuk melakukan kontak mata dengannya agar ia dapat memahami apa yang Mama maksud.
3. Alihkan perhatiannya
Cara lain yang dapat Mama lakukan untuk membuat si Kecil sabar adalah dengan mengalihkan perhatiannya.
Ketika ia menangis karena ingin meminta makan, maka Mama dapat mengalihkan perhatiannya dengan memberikan mainan.
Jangan lupa juga untuk tetap menjelaskan padanya bahwa kini Mama sedang menyiapkan makanannya.
Selain itu, Mama juga dapat memutar lagu kesukaannya agar ia merasa terhibur dan perhatiannya dapat teralihkan.
4. Memperlihatkan apa yang sedang Mama lakukan
Meskipun terdengar konyol, namun ternyata cara ini juga efektif untuk membuat bayi lebih sabar. Caranya adalah dengan mengenalkan urutan pekerjaan yang sedang Mama lakukan.
Misalnya dengan membiarkan si Kecil melihat proses Mama menyiapkannya makan. Ketika ia menangis meminta bubur, maka Mama dapat mendudukannya di high chair dan memastikan si Kecil melihat Mama menyediakan bubur permintaanya.
Mama dapat menjelaskan padanya proses dari awal hingga akhir agar ia dapat lebih menghargai proses.
5. Memilih keinginan dan kebutuhannya
Anak-anak baru bisa menunggu dengan kesabaran yang sempurna pada usia 2 tahun.
Itu sebabnya, bayi-bayi yang sedang belajar menunggu akan memperlihatkan reaksi frustrasi seperti merengek, cemberut atau menangis.
Jika sudah begitu, maka biarkanlah bayi menunggu untuk mendapatkan keinginan, tapi penuhi kebutuhannya, seperti ganti popok dan menyusui.
Dengan mengajarkannya untuk mengerti perbedaan dari keinginan dan kebutuhan, maka sama saja Mama mengajarinya untuk memahami makna dari prioritas.
Hal tersebutlah yang akan membentuknya menjadi pribadi yang sabar.
Nah, itulah kelima cara yang dapat Mama lakukan agar membuat si Kecil sabar.
Setelah mengetahui 5 langkah tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kunci dari segalanya adalah komunikasi yang baik antara Mama dan bayi.
Meskipun sulit, namun percayalah bahwa nantinya Mama dan bayi akan lebih saling memahami satu sama lain.
Selamat mencoba, Ma!