Keterlambatan Perkembangan pada Bayi: Tanda, Penyebab, dan Jenis
Penting diketahui Mama untuk memantau perkembangan si Kecil
30 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat kehadiran si Kecil secara langsung setelah sembilan bulan dalam kandungann merupakan hari-hari membahagiakan yang tidak ternilai bagi orangtua.
Tidak dapat ditampik, menyaksikan perkembangan bayi yang membahagiakan secara langsung juga membawa kekhawatiran pada saat bersamaan. Kekhawatiran orangtua lahir dari ketidaktahuan mengenai perkembangan buah hati, khususnya jika si Kecil adalah anak pertama dalam keluarga.
Tumbuh kembang bayi yang memang berlangsung cepat, baik fisik maupun mental, menciptakan pertanyaan mengenai pencapaian dan perkembangan yang seharusnya. Dalam istilah lain, keterlambatan perkembangan bayi adalah sebab dari kekhawatiran yang terjadi pada orangtua dalam menyaksikan tumbuh kembang anak kesayangan.
Keterlambatan perkembangan pada bayi dapat terjadi pada aspek fisik, kognitif, komunikasi, sosial, emosional, atau bahkan perilaku. Keterlambatan perkembangan semacam itu akan berdampak pula pada ketertinggalan si Kecil dari anak-anak seusianya.
Namun, Mama tidak perlu cemas. Beberapa penyebab dari keterlambatan perkembangan pada bayi dapat diidentifikasi.
Untuk itu, Popmama.com rangkum informasi mengenai berbagai aspek keterlambatan perkembangan pada bayi berikut. Disimak dulu, yuk, Ma!
Editors' Pick
Tanda Keterlambatan Perkembangan pada Bayi
Setiap anak memiliki kecepatan perkembangan masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan si Kecil. Untuk itu, Mama tidak dapat membandingkannya dengan yang lain.
Namun, apabila si Kecil mengalami keterlambatan pada perkembangannya, tanda-tanda yang dapat Mama cermati untuk menyimpulkan hal tersebut antara lain:
- Tidak dapat tersenyum pada siapapun.
- Tidak dapat meraih atau menggenggam objek.
- Tidak dapat menanggapi kata-kata sederhana.
- Tidak dapat menunjukkan isyarat untuk mengidentifikasi orangtua.
- Tidak dapat menunjukkan ekspresi wajah atau perilaku atas hal-hal emosional.
- Tidak dapat duduk dengan benar dan sering bersandar saat duduk.
- Tidak dapat menaiki tangga tanpa kesulitan.
- Tidak dapat menggunakan sendok, pensil, dan lainnya.
Penyebab Keterlambatan Perkembangan pada Bayi
Terdapat faktor-faktor penyebab keterlambatan perkembangan pada bayi. Beberapa di antaranya adalah:
Abnormalitas kromosom. Abnormalitas kromosom adalah kondisi cacat pada kromosom yang dialami si Kecil. Kelainan pada kromosom bayi ini muncul dalam bentuk kondisi seperti down syndrome terkait keterlambatan perkembangan.
Cacat genetik. Salah satu faktor yang menyebabkan keterlambatan perkembangan pada bayi adalah faktor bawaan. Faktor bawaan muncul dari genetik bayi. Jika salah satu anggota keluarga atau kerabat Mama menderita keterlambatan perkembangan, kondisi tersebut juga dapat diwarisi oleh si Kecil.
Gangguan metabolik. Gangguan metabolik adalah kondisi gagalnya proses metabolisme. Hal tersebut menyebabkan tubuh memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit zat penting yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penyakit metabolik juga dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan pada bayi.
Trauma pada bagian kepala. Bagian kepala memiliki keterkaitan dengan otak bayi. Apabila bayi mengalami cedera traumatis di kepala, permasalahan yang dialami dapat melibatkan situasi yang terjadi pada otak si Kecil. Pada akhirnya, hal tersebut dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan pada bayi.
Malnutrisi. Kurangnya nutrisi adalah penyabab paling umum yang diketahui menghambat perkembangan bayi tepat waktu. Kecukupan nutrisi merupakan hal yang sangat penting dalam membantu tumbuh kembang bayi berjalan seperti yang diharapkan.
Kelahiran prematur. Persalinan prematur dapat menjadi salah satu penyebab utama keterlambatan perkembangan bayi. Hal tersebut disebabkan kondisi bayi yang terpapar lingkungan luar sebelum waktunya.
Infeksi. Terjadinya infeksi, baik sebelum maupun sesudah lahir, dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan pada bayi.
Paparan racun. Lingkungan yang baik menghasilkan perkembangan bayi yang baik pula. Apabila lingkungan sekitar bayi mama terpapar racun, polusi berlebih, dan tidak higienis, hal tersebut dapat berdampak buruk pada perkembangan si Kecil.