Rotavirus pada Bayi: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan
Rotavirus adalah virus berbahaya yang dapat menginfeksi bayi, Ma
28 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Karena usianya yang masih belia, bayi rentan terserang penyakit. Sensitivitas itulah yang menyebabkan orangtua kerap merasa cemas terhadap kesehatan si Kecil.
Tak heran orangtua yang senantiasa mengamati tumbuh kembang buah hati mencurigai berbagai hal yang mengindikasikan kondisi bayi yang mungkin kurang baik. Kecurigaan tersebut kemudian melahirkan pertanyaan mengenai diagnosis atas kondisi yang dialami si Kecil.
Untuk menjawab pertanyaan atas analisis mandiri yang dilakukan berdasarkan observasi di rumah, orangtua akan berselancar mencari jawaban yang salah satunya mengarahkan pada rotavirus.
Berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai tentang rotavirus pada bayi.
Apa Itu Rotavirus?
Rotavirus adalah salah satu virus penyebab diare yang menyerang bayi. Virus ini ditularkan melalui fecal-oral, yaitu melalui tangan yang terkontaminasi feses bayi yang tidak sengaja menyentuh berbagai hal lainnya.
Sentuhan dari virus yang ditularkan rotavirus dapat mengontaminasi berbagai hal apabila tidak dijaga dengan baik. Virus tersebut dapat menyebar pada benda-benda di sekitar, seperti air, makanan, dan minuman, jika Mama tidak mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh benda sekitar ketika orang di sekitar Mama menderita rotavirus.
Pada sebagian kasus, virus ini dapat menyebabkan bayi memerlukan rawat inap selama beberapa hari di rumah sakit jika tidak segera ditangani.
Editors' Pick
Apa Gejala Rotavirus pada Bayi?
Gejala dari rotavirus akan muncul setelah terkena paparan virus selama 2 hari. Pada saat itu terjadi, si Kecil akan mengalami demam ringan diikuti muntah dan diare yang menyebabkan dehidrasi.
Dehidrasi yang dialami si Kecil akan berdampak pada kurang atau tidak adanya buang air kecil, kondisi mulut dan kulit yang kering, munculnya cekung lembut di kepala bayi, hingga kondisi bayi yang lesu dan gelisah.
Pada tingkatan serius, diare yang dialami bayi tidak hanya akan menyebabkan dehidrasi, tetapi juga menunjukkan penampakan feses yang berbeda. Diare bayi yang terinfeksi rotavirus pada tingkatan serius akan tampak berair, berwarna hijau atau cokelat, disertai dengan bau busuk. Selain itu, kejang-kejang juga dapat menjadi tanda rotavirus yang dialami mencapai tingkatan serius.
Apabila kondisi si Kecil telah mencapai tingkatan serius seperti yang disebutkan, Mama harus segera menemui dokter untuk mengonsultasikan penanganan yang dapat diberikan. Hal tersebut harus dilakukan sesegera mungkin karena rotavirus tidak hanya dapat menular pada bayi, tetapi juga orang dewasa.
Bagaimana Cara Mencegah Rotavirus pada Bayi?
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, bukan, Ma? Nah, dalam kasus rotavirus, pencegahan penularan virus tersebut dapat dilakukan dengan memberikan vaksin untuk si Kecil.
Vaksin rotavirus dapat diberikan kepada bayi sebelum berusia 8 bulan. Umumnya, vaksin yang diadministrasikan melalui mulut ini diberikan pada bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Dosis dan waktu tepatnya untuk vaksinasi rotavirus ini dapat dijadwalkan dengan dokter, ya, Ma.
Apa Efek Samping dari Vaksin Rotavirus pada Bayi?
Pemberian vaksin rotavirus pada bayi tidak dipungkiri dapat memberikan beberapa efek samping seperti pemberian vaksin dan obat pada umumnya. Beberapa efek samping yang diperkirakan dapat dialami si Kecil adalah:
- Diare ringan. Diare ringan yang dimaksudkan adalah kondisi buang air besar yang berair pada bayi selama beberapa saat setelah vaksinasi.
- Muntah. Setelah vaksinasi, memungkinkan bagi bayi Mama untuk mengalami muntah yang akan menyebabkan makanan dan minuman yang dikonsumsinya keluar melalui mulut. Namun, Mama tidak perlu khawatir terhadap efek yang satu ini. Mama dapat bersikap tenang dan memastikan si Kecil tetap terhidrasi.
- Intususepsi. Intususepsi adalah kondisi darurat medis menyangkut usus yang terjadi pada bayi. Hal ini disebabkan penyumbatan usus. Oleh karena itu, intususepsi memungkinkan perlunya pembedahan dalam beberapa kasus.
- Reaksi alergi. Reaksi ini akan muncul dalam beberapa menit setelah pemberian vaksin. Reaksi alergi terhadap vaksin rotavirus pada bayi diperkirakan akan menghilang dalam waktu cepat setelah vaksinasi dilakukan.
Efek samping dari vaksin rotavirus idealnya tidak akan bertahan lebih dari seminggu. Apabila si Kecil mengalami efek samping berkelanjutan, Mama dapat segera menghubungi dokter untuk mengonsultasikannya.
Kapan Pemberian Vaksin Rotavirus pada Bayi Harus Dihindari?
Batas pemberian vaksin rotavirus adalah bayi berusia 8 bulan. Di atas usia tersebut, vaksinasi rotavirus secara umum tidak dianjurkan.
Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan si Kecil harus menghindari vaksin rotavirus. Kondisi tersebut antara lain:
- Reaksi alergi yang parah. Reaksi alergi yang parah yang dialami bayi terhadap dosis vaksin sebelumnya atau komponen apapun dari vaksin ini baiknya menghindari vaksinasi rotavirus.
- Agammaglobulinemia. Agammaglobulinemia adalah kondisi kelainan genetik langka pada bayi. Bayi dengan kelainan genetik ini memiliki tingkat protein pelindung sistem kekebalan yang sangat rendah yang disebut imunoglobulin.
- Riwayat episode intususepsi. Apabila si Kecil memiliki episode intususepsi sebelumnya yang menyebabkan adanya keadaan darurat medis melibatkan obstruksi usus, vaksinasi rotavirus sebaiknya dihindari.
- Penyakit yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Di antara penyakit tersebut adalah HIV/AIDS dan kanker.
- Perawatan menggunakan streoid. Streoid merupakan obat yang memiliki senyawa dengan aktivitas anti peradangan yang dapat menekan sistem imunitas tubuh.
Apabila si Kecil mengalami kasus di atas, Mama harus berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu mengenai kondisi yang dialami sebelum memutuskan pemberian vaksin rotavirus pada bayi.
Rotavirus adalah penyakit yang memiliki gejala yang mirip dengan kebanyakan infeksi lain yang umumnya terjadi pada bayi. Apabila virus ini dibiarkan, bayi Mama dapat mengalami dehidrasi parah yang berakibat fatal. Oleh karena itu, penanganan virus menular ini perlu dicegah melalui pemberian vaksin rotavirus pada bayi.
Itulah informasi mengenai rotavirus pada bayi. Semoga informasi di atas bermanfaat, ya, Ma!
Baca juga:
- Cegah Penularan Penyakit, Ini 5 Vaksin Bayi yang Ditanggung BPJS
- Vaksin Influenza untuk Bayi: Jadwal, Manfaat, dan Efek Samping
- Tak Hanya Anak, Vaksinasi Juga Penting bagi Orang Dewasa