Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meskipun biasanya dikaitkan dengan orang dewasa, rupanya TBC juga dapat terjadi pada bayi lho, Ma.
TBC pada bayi dapat terjadi ketika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh bayi dan menyebar melalui aliran darah ke organ tubuh lainnya.
Lalu bagaimana cara mengenali dan mengatasi TBC pada bayi?
Berikut Popmama.comtelah rangkum tentang TBC pada bayi mulai dari gejala hingga penanganannya. Disimak, yuk, Ma!
Apa Itu TBC?
Freepik/Davidpereiras
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018, sebanyak 1,1 juta anak di dunia menderita TBC dan sebanyak 205.000 meninggal akibat penyakit tersebut.
Karena penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan, maka Mama perlu mengetahui informasi secara lengkap mengenai penyakit ini.
TBC adalah penyakit menular akibat infeksi bakteri. TBC umumnya menyerang paru-paru, namun kemudian juga akan menyerang organ-organ lainnya seperti ginjal, tulang belakang, hingga otak.
Editors' Pick
Gejala TBC pada Bayi
Freepik/DragenZigic
Gejala TBC pada bayi dapat bervariasi, tergantung pada organ tubuh yang terkena. Beberapa gejala yang umum terjadi pada bayi dengan TBC meliputi:
1. Batuk
Bayi yang terinfeksi TBC biasanya memiliki batuk yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 2 minggu.
2. Demam
Bayi dengan TBC dapat mengalami demam yang tidak kunjung sembuh selama lebih dari 2 minggu.
3. Kehilangan nafsu makan
Bayi dengan TBC dapat kehilangan nafsu makannya, sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang berdampak pada tumbuh kembangnya.
4. Kelenjar limfe yang membengkak
Bayi dengan TBC dapat mengalami pembengkakan kelenjar limfe yang terletak di leher, ketiak, atau selangkangan.
5. Batuk darah
Bayi dengan TBC juga dapat mengalami batuk darah.
Faktor Penyebab TBC pada Bayi dan Cara Penularannya
Freepik/benzoix
Adapun faktor yang menjadi penyebab TBC pada bayi adalah sebagai berikut:
Paparan asap rokok.
Lingkungan rumah yang tidak sehat seperti terlalu lembap, berdebu, atau sirkulasi udara yang buruk.
Kurang gizi, termasuk defisiensi vitamin D.
Sementara cara penularannya adalah menyebar dari penderita melalui droplet yang terbang ke udara atau melekat pada benda yang ada di sekitar, Ma.
Droplet tersebut bisa menyebar lewat udara akibat penderitanya batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi.
Untuk itu, selalu waspada dan selalu gunakan masker jika berada di dekat orang yang tengah sakit.
Cara Menangani TBC pada Bayi
Freepik/cookie_studio
Pertama-tama, jika Mama mencurigai si Kecil terkena TBC, segera bawa ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah untuk mendiagnosis TBC pada bayi. Jika TBC terkonfirmasi, dokter akan memberikan pengobatan dengan obat anti-TBC. Pengobatan akan dilakukan selama 6-12 bulan.
Selama pengobatan, pastikan bayi mama mendapatkan nutrisi yang cukup dan istirahat yang cukup. Jangan lupa untuk memberikan obat sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan oleh dokter. Penting untuk mengikuti pengobatan sampai selesai, bahkan jika bayi sudah merasa lebih baik.
Selain pengobatan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu bayi merasa lebih nyaman selama masa pengobatan TBC. Berikan makanan yang sehat dan bergizi, serta berikan ASI jika bayi masih menyusu. Selain itu, pastikan bayi mama mendapatkan istirahat yang cukup, dan hindari paparan asap rokok atau polusi udara lainnya.
Pencegahan TBC pada bayi dapat dilakukan dengan memberikan vaksin BCG pada bayi yang baru lahir. Vaksin BCG dapat membantu melindungi bayi dari TBC dan mengurangi risiko infeksi yang parah. Namun, vaksin BCG tidak sepenuhnya efektif dan tidak dapat menghindarkan bayi dari infeksi TBC sepenuhnya.
Nah, itu tadi penjelasan tentang TBC pada bayi mulai dari gejala hingga penanganannya. Pastikan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika Mama melihat tanda dan gejala TBC pada si Kecil.