Saat si Kecil terserang batuk pilek, perasaan mama pasti menjadi tidak karuan. Bayi menjadi rewel karena hidung tersumbat dan tenggorokan yang gatal. Tentu saja keadaan ini akan sedikit sulit bagi sebagian orangtua, terutama bagi new parents.
Tapi tenang saja, berikut ini Popmama.com berikan beberapa fakta terkait batuk pilek dan demam pada bayi.
Supaya tidak panik, yuk, kita pahami bersama!
1. Batuk, pilek dan demam adalah hal yang biasa terjadi pada bayi
Freepik/freepik
Tenang Mama, batuk, pilek dan demam hal yang wajar dialami si Kecil. Demam sendiri adalah suatu tanda bahwa sistem imunitas tubuh bayi sedang melakukan perlawanan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan deman adalah imunisasi, infeksi virus atau bakteri, nyeri tenggorokan, atau terlalu lelah.
Saat si Kecil demam, biasanya ditandai dengan hidungnya yang berair dan tersumbat. Jika hal ini terjadi, coba periksa badan dan dadanya. Umumnya badan bayi akan terasa lebih hangat dan berkeringat.
Suhu normal badan bayi yang sehat berkisar 36°C hingga 37°C. Jika suhunya lebih dari itu, maka bayi dapat dikatakan demam.
Perlu diingat, suhu badan bayi tertinggi berada pada angka 38°C untuk bayi yang masih di bawah tiga bulan, dan suhu badan bayi tertinggi berada pada 39°C saat usia bayi menginjak tiga sampai enam bulan.
2. Cara mengatasi batuk, demam, dan hidung tersumbat
Freepik/krakenimagescom
Jangan dulu panik, berikut ini hal yang bisa Mama lakukan saat si Kecil terkena batuk, demam dan hidung tersumbat:
Pastikan si Kecil mengonsumsi ASI atau susu dengan cukup
Gunakan obat cuci hidung untuk membantu menghilangkan lendir kering pada hidung. Perlu diperhatikan penggunaan obat cuci hidung harus dalam pengawasan dokter, ya!
3. Hal yang normal jika bayi tidak nafsu makan saat batuk dan pilek
Unsplash/liangkevin
Biasanya bayi tidak terlalu bersemangat untuk makan/menyusu saat ia demam. Tenang, hal ini biasanya hanys terjadi untuk beberapa hari saja, Ma.
Selama si Kecil masih minum ASI atau susu walaupun mungkin jumlahnya tidak seperti biasanya, Mama tidak perlu khawatir berlebih.
Untuk memastikan kondisi kesehatan si Kecil, Mama dapat memeriksa urine atau feses si Kecil. Jika urine si Kecil cenderung keruh dan tekstur fesenya terus-menerus cair, Mama sebaiknya berkonsultasi ke dokter.
Editors' Pick
4. Kita bisa mengurangi frekuensi terjadinya demam pada bayi, lho!
Unsplash/bady
Demam bisa diminimalisir, lho! Caranya dengan memastikan kebersihan tangan mama, pengasuh, atau keluarga sebelum menyentuh bayi serta memastikan juga kebersihan barang-barang dan perlengkapan bayi.
5. Jangan sembarangan memberikan obat batuk dan pilek yang dijual bebas pada bayi
Unsplash/animalconbarba
Pemberian obat batuk dan pilek yang dijual bebas pada bayi sebaiknya dihindari.
Sebaiknya Mama berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait kondisi si Kecil. Lebih aman jika dokter yang meresepkan obat untuk si Kecil.
6. Jika bayi demam, jangan buru-buru bawa ke dokter!
Unsplash/holliesantos
Memang dokter terkadang menjadi pilihan kita saat si Kecil sakit. Tapi, kalau bayi masih menyusu dan minum susu dengan baik, bernapas dengan wajar, serta tidak bersin-bersin, artinya tidak ada yang harus Mama khawatirkan, lho!
Mama harus segera membawa si Kecil ke dokter jika:
Suhu badannya tinggi (38°C atau lebih)
Si Kecil batuk lebih dari tiga minggu
7. Hati-hati, demam pada bayi bisa sebabkan infeksi telinga
Pixabay/stocksnap
Infeksi telinga biasanya terjadi setelah bayi terkena pilek. Gejalanya umumnya meliputi:
Menarik atau menggaruk telinga
Suhu badan tinggi
Rewel
Menangis
Nafsu makan berkurang
Gelisah saat malam hari
Tidak bereaksi terhadap suara
Kehilangan keseimbangan
Biasanya, infeksi telingga akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu tiga hari sampai satu minggu. Tapi, Mama harus segera memeriksakan si Kecil ke dokter saat:
Suhu badan sangat tinggi dan bayi menggigil
Terdapat bengkak di sekitar telinga
Keluar cairan dari telinga
Pendengaran berkurang
Muntah dan sakit tenggorokan atau pusing
8. Jangan keliru antara batuk rejan (whooping cough) dengan pilek!
Pixabay/theproofphotography
Batuk rejan (whooping cough) atau pertusis adalah infeksi bakteri di saluran pernapasan dan paru-paru. Bayi di bawah enam bulan lebih beresiko terkena batuk rejan.
Berikut adalah beberapa gejala jika bayi terkena batuk rejan:
Batuk-batuk yang parah saat malam hari
Batuk mengeluarkan lendir kental disertai dengan muntah
Nafas terengah-engah saat batuk
Wajah memerah
Itu tadi fakta-fakta seputar batuk pilek dan demam pada bayi. Semoga fakta-fakta di atas dapat membantu, Ma!