Ruam adalah salah satu kondisi yang umum terjadi pada bayi. Ruam biasanya terdiri dari berbagai jenis yang terletak pada beberapa bagian tubuh bayi.
Biasanya ruam biasanya dapat diobati dengan mudah. Bahkan, beberapa di antaranya dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu. Hal ini dikarenakan ruam jarang mengindikasikan suatu kondisi darurat pada bayi. Meski begitu, sebagian ruam bisa menjadi suatu tanda penyakit yang serius pada bayi.
Di bawah ini Popmama.com akan mengulas berbagai jenis penyebab ruam pada bayi yang perlu diwaspadai.
Penyebab Ruam pada Bayi
Freepik/freepic.diller
Melansir Healthline, bayi memiliki kulit yang sangat tipis dan lebih tipis dari orang dewasa karena sistem kekebalan tubuhnya yang belum berkembang dengan sempurna.
Karena kulitnya sensitif, menjadikannya rentan terhadap berbagai sumber iritasi atau infeksi. Untuk itu, berikut beberapa penyebab ruam pada bayi:
1. Ruam karena panas
Ruam ini kerap disebut sebagai biang keringat atau milaria. Biasanya disertai dengan rasa gatal dan berwarna merah muda yang muncul di sekitar area tubuh yang tertutup pakaian. Penyebabnya sendiri, biasanya dikarenakan si Kecil menggunakan pakaian yang terlalu panas.
Kondisi ini biasanya terjadi saat suhu atau cuaca sekitar sangat panas. Untuk menghindarinya, cobalah gunakan pakaian yang lebih tipis agar si Kecil tidak terus-terusan berkeringat, Ma.
2. Ruam popok
Kondisi ini biasanya ditandai dengan kulit bayi yang kemerahan dan ada rasa tidak nyaman pada bagian bantat atau sekitaran alat kelamin si Kecil akibat dari penggunaan popok yang lembap dalam waktu yang lama.
Ruam popok disebabkan oleh feses dan urine yang terdapat pada popok yang menyebabkan popok menjadi lembap, yang kemudian mengiritasi kulit bayi. Terkadang, menurut the University of Michigan Health, infeksi bakteri atau jamur juga dapat menjadi penyebab ruam popok.
3. Ruam di sekitar mulut atau dagu
Ruam di sekitaran mulut atau dagu bayi biasanya terjadi datang dan pergi. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh suatu hal yang mungkin sering dilakukan si Kecil yang baru lahir mengeluarkan air liur dan gumoh.
4. Jerawat bayi
Jerawat pada bayi biasanya muncul pada bagian pipi, hidung, dan dahi si Kecil pada minggu-minggu pertama kehidupannya. Tak perlu khawatir, menurut C.S Mott Children’s Hospital, kondisi ini akan hilang dan memudar dengan sendirinya sekitar satu bulan kemudian.
Jangan keliru, kondisi jerawat pada bayi ternyata tidak ada hubungannya dengan kondisi kulit yang berjerawat saat ia beranjak dewasa, Ma.
5. Milia
Milia adalah sebuah benjolan putih kecil yang biasanya muncul pada wajah bayi terutama pada bagian hidung bayi yang baru lahir. Milia sendiri akan hilang setelah beberapa minggu.
Kondisi ini disebabkan karena adanya sumbatan pada pori-pori. Tenang saja, milia tidak menimbulkan rasa gatal atau bahkan menular pada orang lain.
6. Bercak merah dengan benjolan kecil
Bercak ini biasanya disertai dengan benjolan kecil yang berisi nanah. Biasanya, kondisi ini muncul pada hari pertama atau kedua setelah bayi dilahirkan. Kondisi ini akan datang dan pergi, tetapi akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar seminggu.
Editors' Pick
7. Melanosis Pustular
Kondisi ini ditandai dengan ruam yang disertai dengan jerawat nanah yang kerap terjadi pada bayi dengan kulit hitam. Kondisi ini tidak berbahaya dan dapat hilang setelah beberapa hari bayi dilahirkan. Bintik hitam ini terbentuk akibat jerawat bayi yang pecah, Ma.
8. Petechiae
Menurut the University of Michigan Health, ruam ini berbentuk titik-titik merah yang disebabkan oleh bintik darah yang merembes ke dalam kulit kecita si Kecil memasuki jalan lahir. Petechiae akan hilang dalam satu sampai dua minggu pertama setelah bayi lahir.
Namun jika gejala ini muncul, akan lebih baik bagi Mama untuk memeriksakannya ke dokter untuk mendapatkan perawatan dan penanganan yang tepat.
9. Dermatitis seroboik
Dermatitis seroboik biasanya dikenali dari kulit yang bersisik atau berkerak pada bagian kepala si Kecil. Sebenarnya, kondisi ini normal yang disebabkan karena adanya sebuah penumpukan minyak kulit yang lengket dan sel kulit mati.
Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak akan menularkan pada orang lain. Tenang saja, kondisi ini biasanya hilang ketika usianya menginjak satu tahun.
10. Eksim
Eksim menyebabkan kulit si Kecil menjadi gatal, merah, kering, dan pecah-pecah. Biasanya eksim muncul pada lipatan tubuh, seperti pada lutut dan siku. Eksim sendiri umumnya mulai muncul sebelum bayi berusia 12 bulan, Ma.
Ruam ini akan muncul berulang, biasanya mengikuti jalur yang sudah pernah terkena eksim sebelumnya. Kambuhnya eksim umumnya diikuti dengan masa tidak ada ruam atau muncul ruam yang amat sedikit. Untuk menghindarinya, Mama dapat terus memastikan kulit bayi tetap lembap.
11. Ring worm
Ring worm atau kurap dalam situs Pregnancy, Birth & Baby dijelaskan bahwa ini merupakan infeksi kulit umum yang menular dengan ciri ruam merah berbentuk seperti cincin dengan bagian tengahnya yang bening. Kurap biasanya terjadi pada kulit kepala, kaki, dan selangkangan bayi.
Walaupun namanya ring worm, kurap bukan disebabkan oleh cacing, melainkan disebabkan oleh jamur.
12. Biduran
Ruam menonjol ini disertai dengan warna kemerahan dan rasa gatal saat muncul. Biduran biasanya terjadi pada bagian dada, perut, punggung, leher, serta anggota badan lainnya. Biduran umumnya dapat hilang dalam beberapa hari, Ma.
Kondisi ruam ini memang bukan kondisi yang serius, tetapi dapat menjadi suatu tanda reaksi alergi tertentu.
13. Rose pitiriasis
Ini adalah kondisi ruam kulit ringan yang umumnya muncul setelah si Kecil sakit tenggorokan, pilek, atau demam. Ruam ini mudah dikenali dengan adanya bercak berbentuk oval dengan warna kemerahan atau kecokelatan pada dada atau punggung bayi.
Tenang saja, ruam ini tidak menular dan dapat hilang dalam beberapa bulan tanpa pengobatan.
14. Roseola infantum
Roseola infantum adalah sebuah infeksi virus yang ditandai dengan gejala pilek dan demam yang cukup tinggi. Penyakit ini juga dapat sebabkan ruam setelah demam mereka.
Ruam yang ditimbulkan biasanya tampak seperti bintik kemerahan yang ada di dada, perut, dan punggung, yang kemudian menyebar. Ruam yang timbul umumnya bertahan selama 3 – 5 hari.
15. Slapped cheek disease
Penyakit ini sebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan ruang merah pada kedua pipinya. Bahkan, terkadang penyakit ini juga menyebabkan demam pada penderitanya.
Walaupun bersifat menular, penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?
Pexels/LosMuertosCrew
Sebagian ruam tidak membutuhkan obat, karena dapat menghilang dengan sendirinya, Ma. Akan tetapi, segera temui dokter jika ruam yang si Kecil alami disertai dengan demam, batuk, pilek, atau kondisi ruamnya semakin parah. Sebab dikhawatirkan hal itu bisa menjadi suatu gejala masalah kesehatan lainnya.
Nah, itu tadi penyebab ruam pada bayi yang perlu diwaspadai. Semoga informasi di atas bermanfaat, Ma.