Apakah Jamur Aman untuk Dikonsumsi oleh Bayi? Cek Faktanya, Ma
Jamur kaya akan nutrisi yang baik untuk tubuh, tapi apakah aman bagi bayi?
18 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jamur sering ditemukan pada berbagai jenis hidangan, seperti capcay, pizza, atau sup. Bahkan bagi mereka yang vegetarian, jamur dapat diolah menjadi daging nabati.
Selain mudah diperoleh, jamur kaya akan nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh, Ma. Karena itu, Mama mungkin berniat untuk memasukkan jamur ke dalam menu MPASI si Kecil.
Tetapi, apakah jamur aman untuk dikonsumsi oleh bayi? Kapan bayi boleh mengonsumsinya serta apa saja efek sampingnya, Ma?
Sebelum memberikan jamur untuk bayi, simak dulu ulasan Popmama.com keamanan mengonsumsi jamur untuk bayi.
Apakah Jamur Aman untuk Dikonsumsi oleh Bayi?
Jamur yang dijual di pasaran aman untuk dikonsumsi oleh bayi. Hindari memberi jamur yang Mama petik di taman atau kebun, karena mungkin memiliki efek samping negatif bagi bayi.
Tidak ada rekomendasi klinis atau non-klinis mengenai kapan bayi boleh makan jamur. Umumnya jamur diberikan kepada bayi setelah berusia enam bulan. Namun, beberapa orangtua mungkin menunggu hingga bayi berusia 10-12 bulan.
Editors' Pick
Kandungan Nutrisi
Jamur banyak digemari karena gurih dan komposisi nutrisinya yang unik. Berikut kandungan nutrisi jamur pada umumnya:
- Air 80 - 90%
- Serat makanan 8 - 10%
- Protein 12 - 35%
- Vitamin C, B1, B2, B3, B9, dan Ergosterol (prekursor vitamin D2)
- Kalium, natrium, dan fosfor
Manfaat Jamur untuk Bayi
Tidak hanya gurih dan enak, jamur juga memberikan berbagai manfaat kesehatan, antara lain:
- Meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat ini diperoleh dari senyawa bioaktif seperti polisakarida (beta-glukan), triterpenoid, dan mineral yang ada pada jamur. Senyawa ini dikenal untuk meningkatkan kekebalan bawaan dan didapat dengan mengaktifkan berbagai jenis sel sistem kekebalan tubuh.
- Meningkatkan kesehatan jantung. Serat beta glukan yang dapat difermentasi adalah bentuk serat makanan yang larut berhubungan dengan peningkatan kolesterol dan meningkatkan kesehatan jantung dan oligosakarida bekerja sebagai prebiotik.
- Efek antioksidan. Penelitian in vitro menunjukkan bahwa jamur memiliki potensi efek antioksidan bila dikonsumsi secara teratur. Polisakarida yang ada dalam jamur dikaitkan dengan efek antioksidannya. Selain polisakarida, jamur memiliki berbagai vitamin, mineral, dan ergothioneine, yaitu asam amino esensial yang mengandung sulfur yang memiliki efek antioksidan.
- Anti-inflamasi. Adanya senyawa bioaktif seperti polisakarida, proteoglikan, terpenoid, senyawa fenolik, steroid, dan lektin dikaitkan dengan sifat anti-inflamasi jamur.
- Antimikroba. Sebuah studi yang dipublikasikan di Iranian Journal of Pharmaceutical Research menunjukkan bahwa jamur memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Selain itu, jamur dianggap memiliki efek antivirus tidak langsung karena aktivitas imunostimulasi polisakarid.
- Melindungi hati. Berbagai penelitian menunjukkan kemungkinan efek hepatoprotektif (melindungi hati) pada jamur. Penambahan jamur pada makanan bayi dapat menjaga kesehatan hati dalam jangka panjang.
Risiko Konsumsi Jamur
Meski memiliki banyak manfaat, konsumsi jamur juga dapat menimbulkan beberapa risiko, antara lain:
- Alergi. Alergi jamur dapat ditularkan melalui udara, oral, dan kontak. Jamur dianggap "kaya antigen", yang berarti jamur dapat mengandung lebih dari satu alergen.
- Keracunan. Keracunan jamur paling sering terjadi karena konsumsi jamur liar. Namun, bisa juga terjadi karena konsumsi jamur mentah atau setengah matang.
Tips Memilih, Menyimpan, dan Mengolah Jamur
Risiko dari konsumsi jamur dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips berikut ini:
- Beli jamur yang dijual sebagai makanan. Jangan pernah memilih jamur liar untuk bayi.
- Pilih jamur segar yang memiliki tekstur tegas serta warnanya merata.
- Bersihkan jamur dengan benar sebelum dimasak. Untuk membersihkannya, rendam dalam air selama sepuluh menit dan kemudian bersihkan debu atau kotoran yang terlihat di permukaannya.
- Potong bagian jamur yang terlihat rusak.
- Beberapa jamur, seperti shitake, harus dipotong batangnya sebelum dimasak.
- Jamur segar dan bersih dapat disimpan dalam kantong kertas selama seminggu. Namun, yang terbaik adalah menggunakannya dalam waktu seminggu.
Nah itulah fakta mengenai keamanan mengonsumsi jamur untuk bayi. Jamur bisa menjadi bahan makanan yang baik untuk bayi. Konsultasikan dengan dokter yang mengetahui kondisi bayi sebelum memberikan jamur untuk si Kecil, Ma.
Baca juga:
- Manis dan Segar, Ini 5 Manfaat Jeruk Baby untuk MPASI Bayi
- Wajib Coba, 6 Pemanis Alami Pengganti Gula untuk MPASI Bayi
- Lezat dan Kaya Protein, Ini 6 Manfaat Udang untuk MPASI Bayi