Mencegah Dehidrasi, Apakah Timun Aman untuk Dikonsumsi oleh Bayi?
Kapan bayi boleh mulai mengonsumsi timun?
15 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Timun adalah buah yang kaya akan mikronutrien dan fitokimia. Tetapi konsumsi timun mentah dapat mengakibatkan gangguan perut pada bayi. Padahal timun memiliki banyak manfaat untuk bayi, seperti meningkatkan daya daya tubuh serta nutrisinya baik untuk tumbuh kembangnya.
Oleh karena itu, jika Mama ingin memberikan timun untuk si Kecil, ada baiknya Mama mengetahui kapan dan bagaimana menambahkan timun pada menu MPASI bayi.
Kapan dan apa yang harus diperhatikan saat memperkenalkan timun pada bayi? Simak ulasannya di Popmama.com berikut ini ya, Ma.
Apakah Timun Aman untuk Dikonsumsi oleh Bayi?
Timun aman dikonsumsi oleh bayi dalam bentuk bubur setelah mereka berusia sekitar sembilan bulan dan telah mengonsumsi berbagai makanan padat.
Namun, untuk timun mentah, sebaiknya menunggu hingga 12 bulan untuk menghindari masalah gastrointestinal yang disebabkan oleh cucurbitacins. Cucurbitacins adalah senyawa yang ditemukan pada tumbuhan dari famili cucurbitaceae dan beberapa tanaman lainnya.
Editors' Pick
Kandungan Gizi Timun
Sekitar 180 gram timun yang dimasak mengandung nutrisi sebagai berikut:
- Energi 32,4 Kkal
- Karbohidrat 8.03 g
- Total serat makanan 1.08 g
- Kalsium 270 mg
- Magnesium 60 mg
- Fosfor 275 mg
- Kalium 700 mg
- Sodium 200 mg
- Vitamin C 35 mg
- Folat 35 µg
- Vitamin K 10 µg
Manfaat Timun untuk Bayi
Seperti melon dan labu, timun adalah makanan serba guna yang memiliki beberapa manfaat nutrisi. Penggunaannya dalam pengobatan tradisional India sudah lazim sejak zaman kuno. Sebagian besar khasiat timun ini dikaitkan dengan komposisi fitokimianya.
Berikut beberapa manfaat dari mengonsumsi timun:
- Setengah cangkir timun matang (90g) mengandung sekitar 85 gram air dan garam yang diperlukan untuk dapat menghidrasi bayi.
- Timun mengandung banyak mineral seperti natrium, kalium, dan fosfor, selain itu juga mengandung vitamin esensial, seperti vitamin K, yang diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, seperti perkembangan tulang.
- Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak timun mengandung flavonoid dan tanin yang memiliki efek antioksidan dan analgesik. Antioksidan sangat penting untuk melawan kerusakan radikal bebas dan dengan demikian meningkatkan kekebalan tubuh.
- Aplikasi topikal jus timun segar adalah pengobatan alami untuk menutrisi dan menenangkan kulit. Timun juga dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi sengatan matahari.
- Timun mengandung folat, nutrisi penting yang membantu pertumbuhan bayi secara keseluruhan. Selain itu, mengandung silika yang membantu memperkuat jaringan dan persendian.
- Timun, bila dikonsumsi bersama kulitnya, dapat membantu menangkal kondisi kesehatan kronis, seperti diabetes dan masalah kardiovaskular dalam jangka panjang. Manfaat ini dikaitkan dengan adanya mikronutrien dan senyawa bioaktif, seperti cucurbitacins.
Mama juga dapat menggunakan timun sebagai teether untuk bayi. Namun, ini harus dilakukan dengan pengawasan ketat karena potongan kecil dapat menimbulkan risiko tersedak.
Apa yang Harus Diperhatikan saat Memberikan Timun untuk Bayi?
Ketika memberikan timun pada bayi, terutama untuk pertama kalinya, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan:
- Cuci buah sampai bersih. Potong seiris timun dan rasakan karena beberapa timun terasa terlalu pahit.
- Mama dapat memasak timun dengan kulitnya atau memberikan timun tanpa dikupas jika bayi Mama sudah berusia 12 bulan.
- Perkenalkan timun dalam bentuk bubur untuk memudahkan pencernaan.
- Beri makan timun yang dimasak dengan benar untuk bayi di bawah 12 bulan untuk menghindari masalah pencernaan.
- Mulailah memberi makan dalam jumlah kecil dan secara bertahap tingkatkan sesuai kenyamanan bayi.
- Jangan menambahkan makanan baru lainnya ke dalam diet bayi saat memperkenalkan timun. Ikuti "aturan menunggu tiga hingga lima hari" untuk memeriksa reaksi alergi, jika ada.
- Jika Mama atau salah satu anggota keluarga memiliki alergi terhadap timun, maka konsultasikan dengan dokter anak sebelum memberikan timun kepada bayi.
- Jika Mama mengamati tanda-tanda ketidaknyamanan perut, seperti kembung, hilangkan timun dari menu selama beberapa hari. Perkenalkan kembali setelah Mama berkonsultasi dengan dokter anak.
- Setelah bayi merasa nyaman dengan rasa lembut dari bubur timun, Mama dapat mencampurkan timun yang dihaluskan dengan sayuran atau buah lain.
- Untuk bayi dan balita yang lebih besar, yang sudah mulai makan makanan kecil, irisan ketimun dapat disajikan sebagai camilan.
- Jika bayi didiagnosis memiliki alergi timun, maka jangan sajikan makanan yang mengandung timun, meski dalam jumlah kecil.
Timun adalah makanan sehat yang layak ditambahkan ke diet seimbang bayi dengan cara yang sesuai dengan usia. Untuk bayi di bawah usia satu tahun, Mama bisa mengukus, memanggang, atau memasak timun untuk menambah variasi makanannya.
Balita yang berusia lebih dari satu tahun dapat menikmati timun sebagai bagian dari salad, saus, atau sandwich.
Demikian informasi seputar keamanan konsumsi timun untuk bayi. Selamat mencoba, Ma!
Baca juga:
- Ma, Ini Tips Mudah Membuat dan Menyimpan MPASI Rumahan
- 7 Tantangan yang Biasa Mama Hadapi ketika Memulai MPASI
- Manis dan Segar, Ini 5 Manfaat Jeruk Baby untuk MPASI Bayi