Bayi 10 Bulan di Palembang Mengalami Hipospadia, Kelainan Penis

Hipospadia merupakan kondisi di mana uretra tidak berada di posisi yang normal

13 September 2024

Bayi 10 Bulan Palembang Mengalami Hipospadia, Kelainan Penis
Unsplash/Mother of Wilde

Setiap orangtua selalu berharap bayinya lahir dengan sehat tanpa kekurangan apa-apa. Hal ini juga menjadi harapan Elin Tri Utami, ibu dari Muhammad Elgio Pratama (MEP). Bayi yang telah berusia 10 bulan yang lahir dengan kelainan penis. Kelainan penis yang dimilikinya dikenal dengan sebutan hipospadia.

Hipospadia merupakan kondisi di mana uretra tidak berada di posisi yang normal. Uretra merupakan sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis untuk mengeluarkan urine. Tetapi pada pengidap hipospadia, lubang uretra justru berada di bagian bawah penis.

Hipospadia termasuk kelainan bawaan yang diderita sejak lahir. Agar putranya bisa hidup dengan normal, Elin Tri Utami pun berupaya agar si Bayi bisa segera dioperasi.

Kisah mengenai bayi 10 bulan di Palembang mengalami hipospadia bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Editors' Pick

Bayi Berusia 10 Bulan Lahir dengan Kondisi Hipospadia

Bayi Berusia 10 Bulan Lahir Kondisi Hipospadia
Freepik

Kelainan yang dialami oleh Bayi MEP diketahui oleh dokter saat sang Ibu menjalani persalinan caesar. Saat itu, dokter mengatakan bahwa si Bayi memiliki kelainan di kelaminnya dan kemungkinan akan dioperasi. Kepada Elin Tri Utami, dokter menyebutkan kelainan yang dialami oleh putranya itu disebut hipospadia.

“Kata dokternya, dia ini jenis kelamin laki-laki tapi cara buang air kecilnya seperti perempuan,” ungkap sang Mama dalam sebuah wawancara.

Hipospadia merupakan kondisi di mana uretra tidak berada di posisi yang normal. Pada pengidap hipospadia, lubang uretra berada di bagian bawah penis.

Mengutip dari laman NCBI, Hipospadia merupakan kelainan bawaan kedua yang paling umum pada laki-laki setelah kriptorkismus, tetapi merupakan malformasi kongenital penis yang paling umum. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis untuk mengeluarkan urine.

Keluarga Membutuhkan Bantuan Biaya untuk Melakukan Operasi

Keluarga Membutuhkan Bantuan Biaya Melakukan Operasi
Pexels/ Anna Shvets

Elin Tri Utami menjelaskan bahwa bayinya pernah mendapatkan perawatan di RS Hermina, Kabupaten Bogor dan sempat melakukan kontrol di RS Muhammadiyah Palembang. Namun kelainan yang dialami oleh Bayi MEP membutuhkan beberapa kali operasi.

Oleh karena itu, ia mengandalkan BPJS untuk operasi lanjutan putranya, pasalnya biaya operasi tersebut cukup mahal.

Ironisnya, ia malah ditipu oleh oknum yang mengaku sebagai pegawai BPJS kesehatan Palembang. Si Oknum menawarkan untuk membantu membuat kartu BPJS atau KIS (Kartu Indonesia Sehat) agar Bayi MEP segera mendapat perawatan yang diperlukan. Untuk itu, Elin Tri Utami menyerahkan uang sebesar Rp1.000.000 dengan harapan proses administrasi cepat selesai.

Setelah uang diberikan, Elin Tri Utami tidak pernah mendapat kabar dari oknum tersebut. Ia juga tidak mendapatkan kartu BPJS atau KIS yang dijanjikan.

Bayi MEP Kini Ditangani oleh RSUD Bari Palembang

Bayi MEP Kini Ditangani oleh RSUD Bari Palembang
Freepik/EyeEm

Sebagai orangtua, Elin Tri Utami tentu sedih melihat kondisi bayinya. Menurutnya, berat badan bayinya menurut drastis. Ia berharap bantuan dari Pemerintah Kota Palembang agar membantu proses pengurusan BPJS bagi bayinya sehingga operasi dapat segera dilakukan tanpa terkendala biaya.

Kasus ini mendapat perhatian banyak pihak, termasuk Pj Wali Kota Palembang dan RSUD Bari Palembang.

Menurut Humas RSUD Bari Palembang, Ruly Apriyadi, Bayi MEP sudah dalam penanganan RSUD Bari. Bayi MEP dalam keadaan sehat dan alat vitalnya bersih. Saat ini, masih dilakukan perawatan oleh dokter bedah.

Pihak RSUD Bari kini sedang melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Kota Palembang untuk mengurus semua administrasi. Tujuannya agar pengobatan bisa dilakukan secara gratis melalui KIS dan akan menangani secara maksimal.

Ruly Apriyadi juga menambahkan bahwa Bayi MEP perlu mendapatkan penanganan dari dokter spesialis bedah plastik atau spesialis bedah anak. Setelah diperiksa, nanti akan disimpulkan bagaimana hasil dan penanganan yang perlu dilakukan.

Saat ini, Bayi MEP sudah berada di ruang rawat inap sambil menunggu semua administrasi dan pemeriksaan.

Itu berita tentang bayi 10 bulan di Palembang mengalami hipospadia. Kita doakan agar Bayi MEP bisa menjalani operasi yang dibutuhkan sehingga kondisinya menjadi normal, ya!

Baca juga:

The Latest