Berbahayakah Perubahan Warna pada Makanan Bayi?
Apakah proses oksidasi pada makanan bayi dapat membahayakan kesehatannya?
5 Oktober 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
MPASI buatan rumah merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk bayi. Karena selain terjamin kebersihannya, Mama juga dapat mengontrol makanan apa saja yang dikonsumsi oleh bayi. Membuat sendiri makanan bayi pun dapat menghemat biaya yang dikeluarkan, Ma.
Namun, salah satu masalah ketika membuat makanan bayi, misalnya puree buah, adalah terjadi perubahan warna setelah beberapa saat.
Makanan bayi buatan sendiri yang berubah menjadi coklat adalah hal yang sering terjadi pada buah-buahan dan sayuran. Penting untuk diketahui bahwa warna kecokelatan bukanlah indikasi bahwa makanan tersebut berbahaya. Proses oksidasi yang telah menyebabkan perubahan warna tersebut.
Apakah ini menyebabkan masalah pada bayi? Bagaimana mencegah agar makanan bayi tidak berubah warna? Yuk, simak ulasannya di Popmama.com berikut ini, Ma.
Proses Oksidasi pada Makanan Bayi
Oksidasi terjadi ketika permukaan potongan buah dan sayuran terkena oksigen atau udara. Ini juga terjadi pada makanan bayi terutama yang terbuat dari buah atau sayur, Ma.
Apakah oksidasi pada makanan bayi berbahaya? Jangan khawatir, asalkan Mama memilih produk segar dan bersih yang tidak rusak, oksidasi hampir selalu merupakan masalah estetika daripada masalah nutrisi atau keamanan.
Meskipun makanan yang teroksidasi terlihat tidak menggugah selera, makanan ini tetap aman untuk dikonsumsi.
Editors' Pick
Bagaimana Mencegah Oksidasi?
Ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk memperlambat oksidasi pada makanan bayi, yaitu:
- Tambahkan jus. Tambahkan beberapa tetes jus jeruk, lemon, atau jeruk nipis ke dalam makanan bayi untuk memperlambat oksidasi. Jus buah tersebut mengandung asam askorbat yang mencegah oksidasi.
- Bekukan. Segera setelah menyiapkan makanan bayi, masukkan porsi kecil ke dalam wadah kedap udara di dalam freezer. Kemudian, cairkan hanya yang dibutuhkan untuk setiap pemberian makan.
- Belilah penyegel vakum. Vakum menyegel makanan bayi untuk mencegah udara keluar dan mencegah kecoklatan.
- Membuat puree buah atau sayur sesuai kebutuhan. Mama dapat menyiapkannya beberapa saat sebelum waktu makan.
Waspada akan Alergi
Menambahkan sedikit jus jeruk ke dalam puree makanan bayi adalah cara yang paling banyak direkomendasikan untuk memperlambat proses oksidasi.
Namun, jika bayi belum mengonsumsi jeruk sebelumnya, Mama juga harus memerhatikan kemungkinan reaksi alergi jeruk pada bayi. Apabila Mama memiliki kekhawatiran tentang ini, konsultasikan dengan dokter.
Tips Menyimpan Makanan Bayi
Mama dapat membekukan semua makanan. Cara sederhana untuk membekukan makanan bayi adalah memasukannya ke dalam cetakan es yang bersih. Setelah beku, keluarkan dari cetakan dan simpan dalam wadah bersih serta kedap udara.
Mama juga dapat membekukan langsung 1 porsi dan memindahkan ke wadah yang bersih.
Beri label jenis makanan dan tanggal pembuatan pada setiap wadah. Untuk kualitas terbaik, Castle merekomendasikan makanan dikonsumsi dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Makanan bayi yang tidak dibekukan harus berada di dalam kulkas paling lama sampai 2 hari dan setelah dicairkan, makanan yang dihaluskan tidak boleh dibekukan kembali.
Itulah informasi mengenai keamanan perubahan warna pada makanan bayi. Seperti yang sudah disebutkan di atas, selama makanan tersebut bersih dan segar, sedikit coklat tidak akan membahayakan bayi, Ma.
Selamat menyiapkan makanan untuk si Kecil, Ma!
Baca juga:
- Ma, Ini Tips Mudah Membuat dan Menyimpan MPASI Rumahan
- Ini 7 Makanan Sumber Protein yang Baik untuk Bayi
- Bayi Menolak Disuapi dengan Sendok, Normalkah?