6 Gejala Infeksi Telinga pada Bayi yang Harus Diwaspadai
Gejalanya kadang tidak jelas sehingga terabaikan, Ma
4 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah bayi Mama suka menarik-narik salah satu telinganya? Aktivitas ini dikombinasikan dengan kerewelan yang tidak biasa untuk menarik perhatian Mama. Apakah bayi sedang tumbuh gigi? Baru saja mengetahui letak telinga? Atau mungkinkah bayi memberi isyarat bahwa telinganya terasa tidak nyaman?
Setelah Mama berkonsultasi dengan dokter, ternyata hasilnya: tidak ada infeksi telinga. Apakah Mama harus pergi ke dokter setiap kali bayi menarik-narik telinganya? Ataukah Mama harus santai namun ternyata bayi benar-benar mengalami infeksi telinga?
Infeksi telinga sering terjadi pada bayi namun gejalanya seringkali terabaikan sehingga terlambat untuk ditangani.
Popmama.com merangkum informasi mengenai penyakit ini termasuk gejala yang harus diwaspadai oleh Mama.
Sering Terjadi, Namun Sering Tidak Terdiagnosis
"Di samping flu biasa, infeksi telinga adalah penyakit yang paling umum pada bayi dan anak kecil," kata Margaretha Casselbrant, MD, PhD, kepala divisi otolaringologi pediatrik di Children's Hospital of Pittsburgh.
Tetapi infeksi telinga tidak selalu mudah bagi orangtua untuk didiagnosis karena gejalanya dapat tidak jelas dan menyerupai gejala flu biasa. Faktanya, infeksi telinga seringkali berawal dari pilek disertai dengan batuk.
Terdengar rumit? Janngan khawatir, masih ada tanda-tanda yang spesifik untuk infeksi telinga. Berikut ini cara mengetahui apakah bayi mengalami infeksi telinga.
Editors' Pick
Tanda-tanda Infeksi Telinga
Karena bayi belum memiliki kemampuan bahasa untuk memberi tahu Mama apa yang mereka rasakan, mendeteksi infeksi telinga sangat sulit.
"Secara umum, demam di atas 39c adalah salah satu ciri khas infeksi telinga pada bayi," kata Max M. April, MD, ketua komite otolaringologi pediatrik untuk American Academy of Otolaryngology.
Tanda-tanda lainnya meliputi:
- Nyeri di telinga
Infeksi telinga terasa menyakitkan, sehingga sehingga menyebabkan bayi mengeluarkan air mata atau terjadi peningkatan iritabilitas. Bayi menjadi lebih rewel ketika dia berbaring, infeksi telinga mungkin menjadi penyebabnya, karena posisi itu memberi tekanan pada saluran eustachius.
- Susah tidur
Ini disebabkan oleh rasa sakit karena tekanan yang muncul di telinga. Rasa sakit biasanya terasa ketika hari mulai tenang seperti saat malam hari ketika bayi yang aktif siap tidur.
- Demam
Sebuah tanda bahwa sistem kekebalan tubuhnya bekerja melawan infeksi, suhu bayi mungkin berkisar antara 37-40°C.
- Masalah pendengaran
Penumpukan cairan di telinga dapat menghalangi suara sehingga bayi mungkin tidak menanggapi suara di sekitarnya seperti biasanya. Pendengarannya akan kembali setelah infeksi hilang dan telinganya bebas dari cairan.
- Nafsu makan menurun
Infeksi telinga itu sendiri seharusnya tidak menyebabkan masalah menelan, tetapi bayi mungkin kehilangan nafsu makan karena ia merasa tidak enak badan. Muntah dan diare juga biasanya akan muncul.
- Ada nanah atau cairan keluar dari telinga
Walaupun tidak terlalu umum, ini adalah tanda infeksi yang pasti, jadi segera hubungi dokter. Cairan kuning, putih, atau hijau dari telinga dapat menandakan gendang telinga berlubang, suatu kondisi yang dapat berkembang jika cairan di telinga tengah memberikan tekanan yang sangat besar pada gendang telinga sehingga menjadi pecah.
Meskipun gendang telinga yang pecah mungkin terdengar menakutkan dan bisa sangat menyakitkan bagi bayi, lubangnya tidak serius dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Dan kabar baiknya adalah bahwa bayi mungkin mulai merasa lebih baik ketika cairan mengalir dan tekanan berkurang.
Penyebab Infeksi Telinga
Salahkan faktor keturuna atau lingkungan. Jika Mama sering mengalami infeksi telinga, bayi mungkin lebih rentan, kata Dr. Casares. Genetika juga mengontrol ukuran dan posisi tuba eustachius.
Bayi yang tidak disusui juga memiliki kemungkinan mengalami infeksi telinga. ASI mengandung antibodi yang disebut IgA, yang memperkuat pertahanan tubuh bayi dari penyakit.
Pencegahan
Mencuci tangannya secara teratur dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Ketika bayi terkena flu, jaga agar bayi dalam keadaan tegak (bayi dapat tidur dengan bantal tambahan di belakang kepala mereka). Ini akan mendorong cairan di telinga mengalir ke bawah, kata Dr. Casares.
Pastikan bayi mendapatkan vaksinasi, terutama vaksin pneumokokus. Sebelum vaksin ini tersedia, 80 persen bayi mengalami infeksi telinga; sekarang turun hingga 60 persen, menurut penelitian yang dipublikasikan di Pediatrics. Pastikan bayi mendapatkan vaksin flu setiap tahun dan menjauhkannya dari asap rokok yang mengiritasi saluran eustachius.
Untungnya, risiko mengalami infeksi telinga turun secara dramatis di sekitar usia 8. Karena tabung eustachius ikut tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuh, kata Dr. Casares, jadi cairan apa pun yang masuk ke telinga tengah cenderung tidak akan tersangkut di sana.
Kapan Harus ke Dokter?
Satu-satunya cara untuk memastikan apakah bayi terkena infeksi telinga atau tidak adalah dengan mengunjungi dokter anak. Bawalah bayi yang lebih muda dari usia 2 ke dokter jika pilek dan rasa tidak nyaman tidak hilang dalam dua atau tiga hari, atau jika demam tidak hilang dalam dua hari.
Ketika dokter mengintip telinga bayi untuk memeriksa tanda-tanda infeksi, dia akan memeriksa gendang telinga untuk melihat apakah itu berwarna merah, tebal, atau menggembung.
Yang terpenting adalah selalu mengamati perubahan kecil yang terjadi pada bayi serta ikuti naluri. Jika ada yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter.
Baca juga:
- 4 Hal Penting yang Harus Diketahui Tentang Pendengaran Bayi Baru Lahir
- Yuk, Lakukan 4 Kegiatan ini untuk Melatih Kekuatan Otot Bayi
- Manfaat Mengajarkan Bahasa Isyarat kepada Bayi. Tak Ada Lagi Rewel!