Kapan Bayi Boleh Makan Buncis?
Murah dan bergizi, buncis kaya manfaat untuk bayi
3 Maret 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu jenis sayuran yang mudah ditemukan di Indonesia adalah buncis. Buncis merupakan makanan yang kaya antioksidan dan mencegah radikal bebas. Rendah lemak jenuh dan bahkan lebih rendah kolesterol, buncis juga sumber serat, magnesium, potasium, dan Vitamin C yang sangat baik.
Memiliki kandungan vitamin dan mineral, buncis layak dijadikan daftar makanan yang dikonsumsi oleh si Kecil.
American Academy of Pediatrics menyatakan bahwa mama dapat memperkenalkan makanan apa pun ke dalam makanan bayi setelah mereka berusia enam bulan. Kapan bayi boleh mengonsumsi buncis? Dan apa saja manfaat buncis untuk bayi?
Sebelum Mama memperkenalkan buncis untuk bayi, simak dulu ulasan Popmama.com mengenai kapan boleh makan buncis?
Kapan Memperkenalkan Buncis pada Bayi?
Tidak disarankan untuk memasukkan buncis ke dalam makanan mereka sebelum tiga bulan, karena nitrat alami dalam buncis dapat berdampak negatif pada kesehatan bayi.
Buncis sulit untuk dihaluskan karena memiliki kandungan serat yang tinggi dan usia ideal untuk mengenalkan buncis dalam bentuk tumbuk atau bubur adalah antara 8-10 bulan. Karena kandungan nitratnya yang tinggi, mereka dapat menghabiskan cadangan zat besi dan menyebabkan anemia.
Buncis juga merupakan sumber vitamin K yang sangat baik dan memainkan peran kunci dalam pembekuan darah. Sayuran ini mengandung vitamin A, yang baik untuk penglihatan. Juga vitamin C membantu menyerap zat besi dari makanan nabati yang penting untuk bayi.
Buncis juga mengisi bahan bakar tubuh dengan protein yang membantu kerja saluran pencernaan karena serat dalam jumlah besar.
Editors' Pick
Nilai Gizi Buncis
Setiap 100 gr buncis mengandung:
- Energi 31kkal
- Karbohidrat 6.97g
- Gula alami 3.26g
- Serat 2.7g
- Protein 1.83g
- Lemak 0.22g
- Kalsium 37 mg
- Besi 1,03mg
- Magnesium 25mg
- Fosfor 38mg
- Kalium 211mg
- Natrium 6mg
- Mangan 0.216mg
- Tembaga 0,069mg
- Seng 0.24mg
- Selenium 0.6µg
- Fluorida 19µg
- Vitamin C 12.2mg
- Vitamin B1 (Thiamin) 0,082mg
- Vitamin B2 (Riboflavin) 0.104mg
- Vitamin B3 (Niasin) 0,734mg
- Vitamin B5 (asam pantotenat) 0.225mg
- Vitamin B6 0.141mg
- Vitamin B9 (Folat) 33µg
- Kolin 15.3mg
- Vitamin A 35µg
- Vitamin E 0,41 mg
- Vitamin K 43µg
Manfaat Buncis untuk Bayi
Konsumsi buncis memberikan beragam manfaat bagi bayi, antara lain:
1. Mendukung perkembangan penglihatan bayi
Kaya akan beta karoten, buncis merupakan senyawa prekursor yang dibutuhkan untuk membentuk vitamin A dalam tubuh. Ini membantu menjaga sel-sel retina tetap utuh dan mencegah degenerasi dini mata yang dapat membantu meningkatkan penglihatan.
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Buncis kaya akan vitamin A, mangan, potasium, kalsium, karotenoid, dan beberapa vitamin lainnya. Semua ini penting untuk mengembangkan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
3. Baik untuk bayi yang memiliki alergi gluten
Bayi dengan alergi gluten bisa berisiko kekurangan vitamin B. Hal ini dapat membahayakan kesehatan mereka. Buncis dapat menggantikan biji-bijian dan mengandung jumlah Vitamin B yang sama dengan biji-bijian. Kandungan vitamin lainnya juga membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi.
4. Mengurangi risiko obesitas pada bayi
100 gram kacang mentah terbukti memberikan 31Kkal dan 2,7 gram serat makanan total yang meningkatkan kemungkinan makanan sehat. Para ahli merekomendasikan memasukkan buncis ke dalam makanan bayi untuk mengurangi risiko obesitas pada masa kanak-kanak di masa depan.
5. Mengurangi risiko kanker
Serat dan antioksidan yang ada dalam buncis membantu fungsi sel dan mengurangi risiko kanker. Keduanya membuat metabolisme sel tetap pada jalurnya dan merangsang pertumbuhan bayi yang sehat.
Buncis juga mengandung asam fitat, senyawa anti-nutrisi yang mengikat mineral bebas, membuatnya tidak tersedia bagi tubuh untuk diserap. Merebus atau memasak buncis setelah perendaman mengurangi konsentrasi asam fitat dan meningkatkan ketersediaan mineral.
Waspada Gejala Alergi Buncis
Buncis termasuk dalam keluarga kacang-kacangan yang sering dikaitkan dengan alergi. Jika bayi alergi terhadap kacang-kacangan lain, ada kemungkinan besar alergi terhadap buncis.
Sindrom enterokolitis adalah bentuk ekstrim dari reaksi alergi yang disebabkan oleh makanan yang diinduksi protein seperti buncis. Beberapa gejala umum alergi adalah:
- Hives: Benjolan merah dan gatal yang ditemukan pada bayi setelah mengonsumsi alergen. Ini menghilang dalam beberapa menit tetapi muncul kembali jika alergen tidak dihentikan.
- Kulit memerah: Kulit bayi mungkin memerah setelah mengonsumsi alergen
- Eksim atau ruam kulit: Kulit dapat mengembangkan benjolan dengan cairan di dalamnya, dan eksim dapat membuat kulit kering, bersisik, dan gatal.
- Batuk, mengi, kesulitan bernapas, atau sakit tenggorokan: Alergi dapat memicu batuk, kesulitan bernapas, atau mengi karena saluran udara rendah di paru-paru mungkin bengkak. Bayi juga bisa mengalami sakit tenggorokan yang bisa terasa sakit saat makan.
- Kehilangan kesadaran: Bayi mungkin kehilangan kesadaran setelah mengkonsumsi buncis
- Pembengkakan bibir, lidah, atau wajah: Bayi mungkin mengalami pembengkakan di wajah, lidah, atau bibir setelah mengonsumsi buncis.
- Pusing, muntah, mual, atau diare: Bayi mungkin mulai merasa pusing dan mual. Mereka juga bisa mengalami muntah atau diare.
Jika bayi menunjukkan gejala-gejala ini, Mama harus berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan segera.
Cara Memilih dan Menyimpan Buncis untuk Bayi
Beberapa tips tentang cara memilih dan menyimpan buncis:
1. Pemilihan buncis
Pilih buncis yang berwarna cerah dan tidak bernoda. Buncis segar pecah jika ditekan dengan keras. Hindari buncis yang mudah bengkok dan tidak pecah karena rasanya tidak enak.
2. Penyimpanan
Cuci kacang setelah Mama membelinya. Potong tangkai dan ujung yang keras di bagian bawah. Simpan dalam kantong plastik di lemari es.
Buncis akan tetap segar hingga lima hari. Yang terbaik adalah memasaknya dalam beberapa hari setelah pembelian. Hindari buncis beku untuk makanan bayi karena ada risiko kontaminasi dan unsur nutrisinya lebih rendah.
Buncis memiliki banyak manfaat untuk bayi, namun Mama harus memperhatikan gejala alergi. Buncis baik untuk dikonsumsi bayi setelah usia 8 bulan.
Itu penjelasan mengenai kapan bayi boleh makan buncis. Semoga bermanfaat ya. Apa sayur kesukaan bayi mama?
Baca juga:
- Murah dan Kaya Nutrisi, Ini Dia Manfaat Sayur Oyong untuk MPASI Bayi
- Cara Lezat Memberikan Sayur dan Buah Berwarna Oranye untuk Bayi
- Jangan Sampai Kurang! Ini Takaran Sayuran yang Tepat untuk Bayi