Kulit Bayi Jadi Kuning setelah Makan Wortel dan Pepaya, Apakah Normal?
Apakah kondisi ini perlu dikhawatirkan, Ma?
28 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia 6 bulan, bayi mulai mengonsumsi MPASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya. Bayi pun mulai mengenal beragam jenis makanan. Oleh karena itu, Mama mulai memperkenalkan-nya jenis-jenis makanan pada bayi.
Pepaya dan wortel mungkin adalah salah satu makanan yang kerap dikonsumsi bayi. Namun bagaimana bila kulit bayi menjadi kuning setelah makan wortel dan pepaya, apakah ini normal?
Untuk mengetahui jawabannya, yuk, simak penjelasan Popmama.com berikut ini, Ma.
Kulit Bayi Menjadi Kuning setelah Makan Wortel dan Pepaya, Apakah Normal?
Sebagai orangtua, Mama mungkin akan khawatir bila kulit bayi berubah warna, misalnya menjadi kekuningan.
Bila ini terjadi pada bayi di rumah, coba Mama ingat-ingat makanan apa yang dikonsumsi oleh si Kecil. Apakah bayi mengonsumsi wortel dan pepaya? Bila ya, Mama tidak perlu khawatir.
Mengutip dari unggahan dr. Meta Herdiana Hanindita, Sp.A(K) di laman Instagram pribadinya @metahanindita, kuning pada kulit bayi ini disebabkan hiperkarotenemia atau kelebihan karoten yang banyak terkandung pada wortel dan pepaya. Kondisi ini dikenal dengan sebutan karotenemia.
Kulit bayi menjadi kuning setelah konsumsi wortel dan pepaya itu tidak berbahaya karena tidak menyebabkan kerusakan pada organ.
Bila konsumsi wortel dan pepaya dikurangi atau dihentikan, kuning akan berkurang dan menghilang sendiri.
Editors' Pick
Apa Itu Karotenemia?
Karotenemia biasanya baru dialami ketika bayi sudah mulai mengonsumsi MPASI. Kondisi ini bisa muncul karena bayi terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi karoten, seperti wortel, pepaya, labu, jagung, ubi, kuning telur, bayam, dan kacang-kacangan.
Karetenemia berkembang karena tingginya kadar beta-karoten dalam darah. Gejala khas karotenemia adalah kulit berwarna kuning atau jingga yang disebut karotenoderma. Gejala ini cenderung muncul di area kulit yang tebal, seperti telapak tangan dan telapak kaki.
Karotenoderma di seluruh tubuh jarang terjadi. Tanda yang jelas dari karotenoderma adalah penampakannya yang lebih jelas di bawah cahaya buatan.
Gejala lain, yang mungkin disebabkan oleh penyebab karotenemia langka tertentu, meliputi:
- pruritus (kulit gatal),
- kelelahan,
- nyeri perut,
- penurunan berat badan.
Selain konsumsi makanan kaya karoten, karotenemia juga bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
- hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif),
- diabetes,
- karotenemia familial (genetik),
- kondisi ginjal, seperti sindrom nefrotik atau glomerulonefritis.
Beda Karotenemia dan Penyakit Kuning
Penyakit kuning adalah kondisi di mana kulit juga tampak kekuningan. Penyakit ini disebabkan oleh terlalu banyak bilirubin (produk sampingan dari pemecahan sel darah merah) dalam darah.
Namun, satu perbedaan penting antara penyakit kuning dan karotenemia adalah bahwa meskipun kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan kulit kuning, hanya penyakit kuning yang menyebabkan sklera (bagian putih mata) menguning.
Apakah Bayi Perlu Mengonsumsi Buah dan Sayur di Masa MPASI?
dr. Meta juga menambahkan bila buah dan sayur sebaiknya diberikan sebagai pengenalan jenis makanan saja pada bayi di masa MPASI. Jadi, jangan diberikan terlalu banyak, Ma.
Tujuan utama dari pemberian MPASI adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi yang tidak bisa dipenuhi oleh ASI. Oleh karena itu, menu MPASI harus tinggi nutrisi dan energi. Sedangkan kandungan energi pada buah itu rendah. Sehingag tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, Ma.
Karena itu, tidak disarankan untuk mengandalkan buah dan sayur untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan energi bayi, Ma. Orangtua harus memberikan menu lengkap yang tinggi nutrisi dan energi untuk MPASI bayi.
Pengobatan utama untuk karotenemia adalah mengurangi jumlah makanan kaya karoten dalam makanan bayi. Namun, penting untuk tidak sepenuhnya menghindari makanan yang mengandung karoten, karena makanan tersebut menyediakan banyak nutrisi penting yang meningkatkan kesehatan.
Jika penyebab karotenemia bukan akibat pola makan, maka pengobatan akan melibatkan penanganan kondisi yang mendasarinya.
Misalnya, anggaplah bahwa diabetes atau kadar gula darah (glukosa) yang tinggi menyebabkan karotenemia. Dalam kasus tersebut, mengurangi kadar gula darah melalui pola makan, perubahan gaya hidup, atau pengobatan dapat mengatasi kondisi tersebut.
Nah, bila kulit bayi masih berwarna kuning setelah ia berhenti mengonsumsi makanan kaya karoten, Mama harus membawa bayi untuk diperiksa oleh dokter.
Itu penjelasan tentang bayi menjadi kuning setelah makan wortel dan pepaya. Karotenemia adalah kulit berwarna kuning atau jingga akibat tingginya kadar karoten dalam darah.
Kondisi ini paling sering disebabkan oleh konsumsi makanan kaya karoten dalam jumlah berlebihan, seperti sayuran berdaun hijau tua dan buah serta sayuran berwarna jingga, kuning, dan merah. Penyebab karotenemia yang lebih jarang terjadi meliputi hipotiroidisme hingga diabetes.
Dokter dapat mendiagnosis karotenemia berdasarkan riwayat diet dan pemeriksaan fisik. Karotenemia biasanya tidak serius dan tidak menyebar ke sistem tubuh lainnya. Pengobatan utamanya adalah mengurangi jumlah makanan kaya karoten dalam diet, yang akan mengatasi karotenemia secara perlahan seiring berjalannya waktu.
Apakah kulit bayi mama juga pernah menjadi kuning setelah mengonsumsi pepaya atau wortel?
Baca juga:
- Manfaat Kolostrum untuk Bayi, Mencegah Bayi Kuning
- Cara Menilai Kuning pada Bayi yang Benar, Regangkan Kulit Bayi
- Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir