Memasuki usia enam bulan, si Kecil mulai mengonsumsi makanan padat dan mencoba beragam jenis makanan.
Saat berpetualang mencoba makanan, Mama tentu akan memilih jenis makanan yang kaya manfaat untuknya. Sayuran mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi. Salah satunya adalah brokoli.
Secara nutrisi, brokoli kaya akan mikronutrien dan fitokimia yang dapat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Rasanya yang lembut dan teksturnya yang renyah membuat brokoli bisa menjadi pilihan mama untuk beberapa hidangan sehat, seperti sup, semur, dan tumis.
Banyak orangtua yang mempertimbangkan untuk memasukkan sayuran bergizi ini ke dalam makanan bayi mereka, tetapi bertanya-tanya bagaimana cara melakukannya. Apakah brokoli pilihan yang baik untuk bayi?
Ulasan Popmama.com berikut ini dapat memberikan informasi mengenai kapan bayi boleh mengonsumsi brokoli dan manfaat brokoli untuk bayi.
Kapan Bayi Dapat Mengonsumsi Brokoli?
Freepik/prostooleh
Mengutip NHS, bayi dapat mengonsumsi brokoli sejak usia enam bulan. Mama bisa mulai memberi bubur brokoli untuk bayi dan secara bertahap mencampurkan sayuran dengan makanan lain.
Mama juga bisa membuat masakan yang berbeda, seperti sup brokoli dan semur, setelah bayi menyesuaikan dengan rasa dan tekstur brokoli.
Bayi yang berusia lebih dari sembilan bulan dapat mengonsumsi irisan tipis brokoli kukus atau rebus seukuran gigitan sebagai camilan.
Editors' Pick
Kandungan Gizi Brokoli
Pixabay/Wounds_and_Cracks
Brokoli merupakan sumber mikronutrien yang baik, seperti vitamin K, B6, B2, B9, dan C. 45g brokoli mentah dapat menawarkan nutrisi sebagai berikut:
Air 40,2 g
Energi 15.3 kkal
Protein 1,27 g
Serat 1,17 g
Vitamin C 40.1 mg
Vitamin B-6 0,079 µg
Folat 28,4 µg
Vitamin A 14 µg
Vitamin K 45,7 µg
Manfaat Brokoli untuk Bayi
Freepik/Odua
Konsumsi brokoli secara teratur sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan manfaat berikut untuk bayi:
Suplai mikronutrien vital: Vitamin A, K, B9, C, dan kalium adalah beberapa mikronutrien penting yang terkandung dalam brokoli. Nutrisi ini penting untuk beberapa fungsi fisiologis, seperti mengatur reaksi enzimatik. Fungsi fisiologis ini membantu bayi tumbuh dan tetap sehat.
Membantu kesehatan tulang: Sebanyak 45g brokoli mentah menawarkan 21,2 mg kalsium, 9,45 mg magnesium, 29,7 mg fosfor, dan 142 mg kalium. Nutrisi ini diperlukan untuk perkembangan dan pemeliharaan tulang yang sehat.
Meningkatkan kesehatan usus: Brokoli menawarkan serat makanan dalam jumlah besar yang dapat membantu menjaga kesehatan usus dan mencegah sembelit. Selain itu, mengandung senyawa bioaktif, seperti glukosinolat, yang bermanfaat bagi mikrobiota usus dan meningkatkan kesehatan usus dalam jangka panjang. Menjaga kesehatan usus sejak usia dini sangat penting untuk mendukung pencernaan yang baik dan penyerapan nutrisi yang optimal.
Mendukung kekebalan tubuh: Penelitian mencatat bahwa brokoli menunjukkan sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan kardioprotektif. Beberapa nutrisi, seperti selenium, vitamin C, dan fitokimia, seperti isothiocyanate, dapat memberikan manfaat ini dengan meningkatkan kekebalan dari waktu ke waktu.
Menjaga kesehatan penglihatan: Kandungan lain yang banyak terkandung dalam brokoli adalah vitamin A. Bersamaan dengan kombinasi beta-karoten, vitamin A berperan langsung dalam membuat penglihatan bayi menjadi lebih baik dan tajam. Hal ini juga dilengkapi dengan vitamin B-kompleks dan mineral yang lebih kecil seperti fosfor, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan penglihatan.
Mengurangi anemia: Pembuluh darah mengandung entitas penting yang disebut hemoglobin. Fungsi inti hemoglobin adalah mengangkut oksigen ke berbagai bagian tubuh melalui pembuluh darah. Perkembangan hemoglobin sepenuhnya bergantung pada keberadaan zat besi dalam tubuh, tanpanya seseorang disebut anemia. Salah satu mineral utama yang dikandung brokoli adalah zat besi, dan meningkatkan jumlah zat besi yang ada dalam tubuh membantu meningkatkan perkembangan hemoglobin.
Kaya akan antioksidan: Antioksidan sangat penting bagi tubuh untuk menjaga keseimbangan yang sehat dari semua unsur di dalamnya. Ini juga membantu dalam detoksifikasi tubuh dan menjaga radikal bebas metabolik, melindungi sel dan jaringan tubuh. Brokoli kaya akan antioksidan, dan sangat disarankan untuk menambahkannya ke dalam menu makanan si Kecil.
Kaya akan Omega 3: Membantu si Kecil mengatasi peradangan dan reaksi alergi.
Menjaga kulit tetap sehat: Brokoli kaya akan vitamin dan mineral untuk kesehatan kulit, termasuk zinc, vitamin A, dan vitamin C. Brokoli juga mengandung lutein yang membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari.
Dapat menjaga kesehatan jantung: Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam The British Journal of Nutrition menunjukkan bahwa asupan sayuran seperti brokoli secara teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung.
Antibiotik alami: Brokoli mengandung sulforaphane, antibiotik yang ampuh melawan bakteri Helicobacter pylori (H. pylori).
Mencegah kanker: Konsumsi sayuran seperti brokoli secara teratur mengurangi risiko kanker karena tingginya kadar glukosinolat (senyawa tumbuhan alami yang menghalangi siklus sel kanker) dan flavonoid (fitonutrien yang melindungi sel).
Bagaimana Cara Memilih dan Menyimpan Brokoli?
Freepik/foodiesfeed
Mama dapat mempertimbangkan langkah-langkah berikut untuk memilih dan menyimpan brokoli dengan benar.
Tips memilih brokoli:
Pilih brokoli segar dengan kepala berwarna hijau cerah atau hijau keunguan. Hindari brokoli dengan kuntum kuning, daun layu, dan batang kenyal. Ini tandanya brokoli sudah busuk.
Pilih produk segar dengan kepala kokoh, kuntum tertutup rapat, tangkai kecil, dan daun renyah.
Tips menyimpan brokoli:
Simpan brokoli segar yang belum dicuci dalam kantong plastik longgar atau berlubang di rak atau laci lemari es. Ini akan menjaganya tetap segar selama tiga hingga lima hari. Mencuci brokoli sebelum disimpan dapat menyebabkan brokoli cepat basi.
Mama dapat membekukan brokoli segar dalam kantong plastik atau wadah kaca kedap udara selama 12 hingga 18 bulan. Untuk merebus brokoli, masak brokoli dalam air selama dua hingga tiga menit lalu segera celupkan ke dalam air dingin.
Brokoli rasanya enak dan menawarkan nutrisi optimal saat dimakan segar atau disimpan dalam waktu singkat.
Yang Harus Diperhatikan saat Bayi Mengonsumsi Brokoli
Freepik
Meski brokoli aman untuk dikonsumsi oleh bayi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Perkenalkan brokoli rebus, kukus atau tumbuk untuk bayi. Buang batangnya dan gunakan hanya kuntumnya. Mama dapat memberikan brokoli panggang secara bertahap.
Untuk perkenalan, campur satu atau dua sendok teh bubur brokoli dalam makanan dan secara bertahap tingkatkan jumlahnya menjadi satu sendok makan dan kemudian menjadi dua. Mama dapat menyajikannya secara terpisah atau sebagai bagian dari hidangan.
Brokoli dapat menyebabkan perut kembung dan gas pada beberapa bayi. Jika bayi terlihat tidak nyaman setelah mengonsumsi brokoli, hentikan pemberian makan, dan cobalah memberi makan dalam jumlah kecil nanti. Jika masalah terus berlanjut, konsultasikan dengan dokter anak.
Alergi brokoli jarang terjadi tetapi mungkin terjadi pada bayi mama. Gejalanya mungkin timbul segera setelah makan brokoli. Ruam kulit, mulut kesemutan, gatal, muntah, dan diare adalah beberapa gejala umum alergi makanan.
Brokoli menunjukkan reaktivitas silang dengan anggota famili Brassicaceae, seperti kubis, sawi, dan lobak. Jika bayi memiliki riwayat keluarga alergi makanan, maka konsultasikan ke dokter sebelum mengenalkan brokoli.
Waspada bayi tersedak, Mama dapat mengiris tipis agar mudah dimakan oleh si Kecil.
Saat bayi semakin besar, sajikan brokoli yang dikukus, direbus, dan ditumis. Penelitian mengatakan, mengukus, merebus, dan menumis adalah metode terbaik untuk memasak brokoli dan menghemat nutrisinya.
Itulah manfaat brokoli untuk bayi, karena itu, Mama dapat memperkenalkannya pada bayi sejak dini.