Perbedaan Gejala Virus Corona, Pilek, Flu, dan Alergi pada Bayi
Banyak gejala Covid-19 pada bayi dan anak yang mirip dengan gejala flu, pilek, dan alergi, Ma
23 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gejala virus corona pada orang dewasa mungkin lebih mudah untuk diidentifikasikan. Sebagian besar pasien yang dinyatakan positif Covid-19 mengalami demam, batuk kering, dan sesak napas. Bagaimana jika itu terjadi pada bayi dan balita?
Beberapa gejala virus corona mirip dengan penyakit yang sering menyerang bayi seperti pilek, flu, batuk kering, alergi, dan sulit bernapas. Bagaimana membedakan penyakit-penyakit tersebut dengan virus corona?
Popmama.com mengulas informasi tentang perbedaan gejala virus corona dengan flu, pilek, batuk, dan alergi pada bayi berikut ini.
Apakah bayi dapat terinfeksi virus corona?
Ya, orang dari segala usia dapat dinyatakan positif Covid-19.
"Siapa pun dapat tertular virus," kata Richard Watkins, M.D., seorang dokter penyakit menular di Akron, Ohio.
Namun, virus corona sejauh ini tampaknya lebih berdampak besar pada orang dewasa. Atau, setidaknya, sebagian besar kasus Covid-19 yang dikonfirmasi telah terjadi pada orang dewasa, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat.
Menurut Annmarie Golioto, M.D., seorang neonatologis di Connecticut Children's, pasien bayi dan anak lebih sedikit terkena dampaknya jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Berikut beberapa laporan mengenai dampak virus corona pada bayi dan anak-anak di dunia:
- Dalam sebagian besar laporan dari Cina, bayi dan anak yang terpapar virus ini mendapatkannya dari orang dewasa yang tinggal serumah.
- Satu studi yang diterbitkan dalam JAMA menganalisis data dari 72.314 kasus Covid-19 di Cina. Berdasarkan data itu, para peneliti menentukan bahwa hanya 1% dari kasus-kasus pada anak-anak berusia 10 atau lebih muda.
- Dalam data dari Italia, 1,2% kasus terjadi pada anak-anak berusia 18 tahun ke bawah.
- Sebuah studi yang dipublikasikan di Pediatrics menganalisis data dari lebih dari 2.100 anak di Cina yang tertular virus corona. Sekitar 4% tidak memiliki gejala, 51% memiliki penyakit ringan dan 39% memiliki penyakit sedang. Sekitar 6% memiliki penyakit parah atau kritis, dibandingkan dengan 18,5% orang dewasa. Bayi memiliki tingkat penyakit parah yang lebih tinggi daripada anak yang lebih tua.
- Sebuah laporan CDC menemukan bahwa kurang dari 1% pasien yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat berusia di bawah 19 tahun.
- Hal yang sama terjadi juga di Indonesia, jumlah pasien bayi dan anak-anak tidak sebanyak pasien dewasa.
Editors' Pick
Apa saja gejala Covid-19 pada bayi?
Meski data menunjukkan jumlah pasien bayi dan anak-anak tidak sebanyak orang dewasa, mereka juga rentan terhadap virus ini. Dengan mengetahui gejalanya, Mama dapat melakukan tindakan dengan cepat dan tepat.
Gejala Covid-19 serupa untuk bayi dan orang dewasa, kata CDC. Tetapi bayi tampaknya memiliki gejala yang lebih ringan, mirip dengan gejala flu. Gejala-gejala tersebut dapat meliputi:
- Demam
- Hidung berair
- Bersin
- Gejala gastrointestinal seperti diare dan muntah
Seperti yang terjadi belakangan ini, gejala sering berubah. Terkadang ada yang sama sekali tidak mengalami gejala namun terinfeksi virus corona. Menurut Elizabeth Murray, DO, FAAP, juru bicara American Academy of Pediatrics yang berbasis di New York, banyak bukti yang muncul bahwa mual dan diare lebih sering terjadi pada bayi dan anak yang terinfeksi virus ini. Ia menekankan bahwa sebaiknya jangan terlalu fokus pada masalah pernapasan, pada bayi dan anak mungkin terdapat gejala diare dan muntah.
Gejala dapat muncul mulai dari 2 hingga 14 hari setelah bayi terpapar. Beberapa bayi dengan Covid-19 tidak memiliki gejala sama sekali atau memiliki gejala yang sangat ringan sehingga sulit untuk mengetahui bahwa mereka memiliki virus.
Bagaimana Mama dapat membedakan gejala Covid-19 dengan gejala flu, pilek, dan alergi?
Ini mungkin sulit, terutama ketika membandingkan Covid-19 dan flu, kata pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, M.D., sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
"Sulit membedakan hal-hal ini, jadi mengatasi gejala apa pun sedini mungkin akan sangat membantu," kata Trish Garcia, M.D., seorang dokter anak dan ahli rumah sakit di Connecticut Children.
Namun, untuk membantu Mama, berikut beberapa gejala umum flu, pilek, dan alergi.
Pilek biasa
Menurut CDC, gejala pilek biasanya memuncak dalam dua hingga tiga hari dan kemudian mulai membaik. Gejala-gejalanya antara lain:
- Hidung berair (biasanya berair pada awalnya, kemudian kadang berubah menjadi kuning atau berwarna hijau)
- Hidung tersumbat
- Demam ringan
- Batuk (terkadang memburuk di malam hari)
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Bersin
Sekali lagi, kasus Covid-19 yang ringan dapat terlihat serupa pada bayi dan orang dewasa, kata Dr. Schaffner.
Flu
Banyak orang menggambarkan Covid-19 sebagai kondisi yang mirip dengan flu. Menurut Dr. Murray, flu datang tiba-tiba dengan gejala berikut:
- Demam
- Hidung tersumbat
- Batuk
- Kelelahan
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Bersin (kadang-kadang)
- Radang tenggorokan (kadang-kadang)
- Kehilangan nafsu makan (kadang-kadang)
- Hidung berair (terkadang)
- Kesulitan bernapas (kadang-kadang)
- Muntah dan diare (kadang-kadang)
Alergi
Alergi terhadap zat yang dihirup (seperti serbuk sari, jamur, bulu binatang peliharaan, debu, dan tungau) jarang terjadi pada bayi di tahun pertama mereka.
“Saya mengingatkan orangtua bahwa anak-anak tidak memiliki alergi musiman hingga setidaknya 2 atau 3 tahun, sehingga bayi tidak memiliki alergi musiman,” kata Dr. Garcia. Pada balita, alergi musiman dapat mencakup gejala-gejala berikut:
- Hidung berlendir
- Hidung tersumbat
- Mata gatal, berair, atau bengkak
- Tenggorokan dan langit-langit mulut terasa gatal
- Kulit yang gatal
- Sulit bernapas
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
Apa yang harus Mama lakukan jika bayi terpapar virus corona?
Jika menurut Mama bayi terinfeksi Covid-19, hubungi dokter anak untuk mengetahui tindakan selanjutnya yang harus Mama lakukan.
Jika bayi memiliki beberapa gejala ringan, hubungi penyedia layanan kesehatan untuk memutuskan apakah tes benar-benar diperlukan.
Selalu pantau bayi, jika bayi mengalami gejala-gejala berikut, segera minta bantuan medis:
- Kesulitan bernapas atau sesak napas.
- Nyeri di dada.
- Sulit membangunkannya dari tidur.
- Wajah atau bibirnya berwarna kebiruan.
Selain itu, untuk melakukan tindakan pencegahan selama pandemi Covid-19, pastikan Mama dan keluarga selalu:
- Menggunakan masker terutama jika batuk atau pilek.
- Hindari berbagi barang-barang rumah tangga pribadi, seperti piring, handuk, dan selimut.
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik, terutama sebelum dan setelah berinteraksi dengan bayi.
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
- Bersihkan semua permukaan di rumah dengan baik dengan semprotan pembersih
- Hindari mengadakan kunjungan atau pun menerima tamu jika tidak benar-benar diperlukan.
Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, selalu menjaga kesehatan dan kebersihan, hindari kerumunan, dan ikuti anjuran pemerintah ya, Ma. Semoga selalu sehat!
Baca juga:
- Haruskah Bayi Menggunakan Masker untuk Cegah Virus Corona?
- Selalu ada Harapan, Ini 5 Kabar Baik Tentang Virus Corona di Indonesia
- Covid Toes atau Lesi Ungu di Kaki, Jadi Gejala Baru Virus Corona