Bikin Frustasi! Ini 4 Tantangan saat Memberikan MPASI pada Bayi
Apakah Mama juga mengalaminya?
2 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki usia enam bulan, bayi mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI. Memberi makan si Kecil tidaklah semudah yang Mama bayangkan. Jika bayi mama dapat makan dengan mudah, nikmatilah masa-masa itu. Namun jika tidak, maka Mama harus memutar otak agar ia mau menyantap apa yang Mama hidangkan.
Selain ASI, makanan juga sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal bayi. Oleh karena itu, Mama harus memastikan agar bayi makan dengan porsi tepat.
Saat memberi makan si Kecil, Mama mungkin menemukan beberapa kesulitan. Popmama.com merangkum empat hambatan yang biasa dihadapi oleh orangtua saat memberi MPASI serta tips untuk mengatasinya.
1. Memperkenalkan makanan padat saat menyusui
Ketika bayi mulai menemukan kesenangan dari makanan padat, frekuensi menyusu mungkin berkurang. Hal ini membuat orangtua bingung mana yang lebih penting: nutrisi dalam susu atau makanan.
Ini adalah dilema yang dihadapi banyak mama. Namun terlepas dari kenyataan bahwa bayi sedang dalam masa transisi ke makanan padat, ASI atau susu formula masih menjadi bagian yang sangat penting dari makanan bayi. Karena lemak susu sangat penting untuk perkembangan otak dan kalsium membantu membangun gigi dan tulang yang kuat.
Maka, aman dan sehat untuk perlahan-lahan mengurangi jumlah minuman bayi. Bagaimana Mama mengetahui kalau bayi mendapatkan nutrisi yang cukup? Selama bayi tumbuh normal ketika makan dan minum dalam parameter ini, Mama tidak perlu khawatir.
Jadi mana yang harus Mama berikan dulu, susu atau makanan padat? Ada berbagai pendapat yang berbeda, tetapi para ahli merekomendasikan untuk memulai dengan ASI atau susu formula, menyajikan makanan padat untuk hidangan kedua, dan akhiri dengan lebih banyak susu. Alasannya? Jika bayi sangat lapar, ia akan terganggu untuk berkonsentrasi pada makanan padat di mulutnya dan mungkin menolaknya.
Editors' Pick
2. Alih-alih makan, bayi “menjelajah” sepanjang hari
Tidak ada yang lebih menarik bagi bayi selain mengetahui bahwa ia memiliki mobilitas. Sebagian besar penjelajah lebih suka bangun dan pergi daripada duduk dan makan. Bayi dan balita memiliki perut yang kecil, makan dalam jumlah sedikit sepanjang hari memungkinkan mereka untuk menyerap jumlah kalori yang mereka butuhkan agar bertenaga.
Namun, sulit untuk memberikan makanan sehat kepada bayi yang suka berjelajah. Jadi jika Mama memiliki bayi yang suka berjelajah, Mama perlu mempertimbangkan untuk memberikan makanan sehat dalam jumlah kecil. Camilan sehat juga bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Makanan enak yang kaya vitamin dan mineral seperti sereal, potongan pisang, atau stik keju adalah pilihan yang bagus.
Ingat juga bahwa tidak pernah terlalu dini untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik. Para ahli merekomendasikan untuk duduk bersama keluarga setidaknya satu kali makan sehari. Mama dapat mencoba meletakknya si Kecil di kursi makannya ketika makan bersama keluarga.
3. Si Kecil makan banyak pada hari ini dan menolak makanan keesokan harinya
Menurut ahli nutrisi, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Sebagian besar, bayi dan anak lebih baik dibandingkan dengan orang dewasa dalam memantau rasa lapar mereka. Sementara orang dewasa cenderung makan karena makanan ada di depan kita atau bosan, bayi dan balita dapat mengontrol nafsu makannya.
Mama akan melewati masa ini. Jadi, jangan menyiksa diri sendiri dengan mencoba membuat bayi makan.
Tetapkan batas waktu yang wajar bagi bayi untuk makan, dan kemudian lanjutkan, saran Kathleen Zelman, juru bicara nasional American Dietetic Association.
Pastikan juga bahwa bayi tidak meminum semua kalorinya. Terlalu banyak susu dapat mengurangi nafsu makannya. Penting bagi bayi untuk mendapatkan nutrisi yang disediakan susu, tetapi tidak semuanya harus berasal dari susu.
4. Picky eater
Terkadang, bayi dan balita memiliki beberapa makanan favorit dan tidak akan mengonsumsi makanan lain. Ide untuk hidup dengan satu makanan selama berbulan-bulan tampaknya mustahil bagi orang dewasa, tetapi percayalah, bayi dapat bertahan. Karena mereka berkembang dengan sesuatu yang familiar dan nyaman, makan hal yang sama setiap kali makan adalah sumber kenyamanan.
Memaksakan satu makanan dan menolak yang lainnya juga merupakan cara bagi bayi untuk menguji batasan dengan orangtua mereka, jelas Zelman.
Cobalah untuk tidak bertindak terlalu khawatir, yang dapat mengarahkan mereka untuk menggunakan makanan sebagai alat bantu untuk mencari perhatian. Jika Mama khawatir, buatlah catatan harian makanan tentang asupan bayi selama satu atau dua minggu dan tunjukkan kepada dokter anak. Dokter dapat membantu Mama menentukan apakah bayi mendapatkan makan dan nutrisi yang cukup.
Yang paling penting, selama bayi tumbuh normal, tidak ada salahnya melakukan diet terbatas sementara. Tetapi untuk memastikan dia mendapatkan cukup banyak nutrisi, multivitamin harian adalah kuncinya. Dan dengan cara tanpa tekanan, terus perkenalkan sejumlah kecil makanan baru ke piringnya bersama dengan makanan kesukaannya, bahkan jika akhirnya makanan itu tidak tersentuh. Biasanya, keingintahuan alami bayi seharusnya membuatnya mencoba makanan baru, kata Zelman.
Apa masalah ketika memberikan MPASI pada si Kecil yang sering Mama alami?
Baca juga:
- Manis dan Segar, Ini 5 Manfaat Jeruk Baby untuk MPASI Bayi
- Wajib Coba, 6 Pemanis Alami Pengganti Gula untuk MPASI Bayi
- Lezat dan Kaya Protein, Ini 6 Manfaat Udang untuk MPASI Bayi