Bayi Mama Rewel Setelah Imunisasi? Berikut 6 Tips untuk Mengatasinya
Mama pasti tidak tega melihat bayi tidak nyaman setelah diimunisasi. Simak tips mengatasinya
15 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi anak dari bermacam penyakit, kecacatan, dan kematian dari penyakit. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti yang dilansir dari laman IDAI antara lain tuberkolosis, hepatitis B, difteri, pertusis, tetanus, polio, campak, pneumonia, gondongan, diare akibat rotavirus, rubella, dan kanker serviks.
Melihat bayi Mama kesakitan setelah disuntik pasti tidak menyenangkan. Apalagi imunisasi biasanya menimbulkan efek samping yang menyebabkan bayi rewel.
Mama pun menjadi was-was menjelang imunisasi karena membayangkan bayi rewel. Tetapi hal ini harus dilakukan demi kebaikan bayi. Sebelum membawa bayi untuk diimunisasi, ada baiknya Mama mencari info mengenai imunisasi. Yuk simak ulasan berikut.
Editors' Pick
Efek Samping Imunisasi
Beberapa bayi mungkin akan mengalami efek samping berikut setelah diimunisasi:
- Rewel,
- gejala seperti mau flu,
- bengkak dan kemerahan di bekas suntikan,
- fobia jarum suntik.
Imunisasi bekerja dengan meniru cara kerja infeksi. Oleh sebab itu, imunisasi kadang memberikan efek seolah-olah tubuh terinfeksi suatu virus. “Infeksi” ini tidak menyebabkan penyakit, justru akan melatih tubuh untuk membangun kekebalan terhadap penyakit.
6 Cara Mengatasi Sakit Imunisasi
Mama pasti tidak tega melihat bayi kesayangan merasa tidak nyaman dan kesakitan. Berikut tips untuk mengatasi rasa tidak nyaman sehabis imunisasi:
- Ciptakan suasana tenang
Bayi mungkin akan menjadi rewel setelah diimunisasi, beberapa akan menolak untuk menyusu atau makan. Mama bisa menciptakan kegiatan yang tenang, atur suhu ruangan tidak terlalu panas dan nyaman. Pastikan bayi mengenakan pakaian yang nyaman untuknya.
- Gendong bayi
Saat bayi disuntik, Mama sebaiknya berada di dekatnya agar bayi merasa aman.Setelah itu gendong bayi untuk membuatnya aman dan nyaman berada di pelukan mama.
- Susui bayi
Memberi ASI atau makan setelah diimunisasi membantu meringankan rasa sakitnya. Penelitian dari Cochrane Database of Systematic menyatakan bahwa bayi yang menyusu saat disuntik cenderung lebih sedikit menangis bila dibandingkan dengan yang tidak menyusu.
Menyusu membuat bayi merasa nyaman dan tenang, sehingga dia tidak terlalu histeris ketika disuntik. Selain itu, ASI mendorong keluarnya hormon oksitosin pada Mama dan bayi.
Hormon ini membantu mengurangi tingkat stress dan menenangkan.
- Kompres
Dilansir dari laman abcdpediatrics.com, kompres dengan kain yang direndam dengan air dingin. Ini membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak setelah disuntik.
- Alihkan perhatian dengan mengajaknya bermain
Cara lain adalah dengan mengalihkan perhatiannya. Mama bisa mengajak bermain “cilukba”, boneka atau mainan yang menarik perhatiannya.
- Beri gula
Gula dapat membantu bayi untuk meminum obat yang pahit, juga mengurangi rasa sakit karena disuntik. Trik ini biasanya sangat membantu untuk bayi berumur di bawah 6 bulan. Mama bisa memberinya air gula sebelum bayi disuntik atau mencelupkan dotnya di air gula.
Kapan Harus ke Dokter?
Efek samping yang serius akibat imunisasi jarang terjadi. Tapi ada beberapa kasus bayi menunjukkan gejala yang serius setelah diimunisasi. Nah, jika Mama melihat gejala seperti disebutkan, segera bawa bayi ke dokter anak:
- Reaksi alergi parah yang ditandai dengan kesulitan bernapas,
- kejang,
- demam tinggi,
- wajah pucat,
- gatal-gatal disertai bintik merah,
- hilang kesadaran.
Sebelum diimunisasi, pastikan bayi dalam keadaan sehat ya, Ma. Nah, Mama sekarang tidak perlu khawatir lagi membawa bayi untuk diimunisasi.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Vaksinasi Wajib untuk Anak 1-3 Tahun
- Agar Tak Bingung, Ketahui Mitos dan Fakta Penting Seputar Imunisasi
- Ma, Jangan Bingung Soal Imunisasi Difteri Pada Anak, Cek Penjelasanya