7 Bahaya Saat Mama Gunakan Gendongan Bayi Hadap Depan
Gendongan yang sangat populer ini ternyata tidak disarankan untuk bayi di bawah 1 tahun ya, Ma!
28 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gendongan bayi memang sangat memudahkan saat Mama membawa si Bayi kemana-mana. Tidak perlu repot membawa stroller, tangan masih bisa bebas, dan anak mama juga tidak rewel karena masih menempel kehangatan badan Mama. Gendongan bayi beragam macamnya. Yang lagi hits adalah gendongan menghadap depan, dimana si Kecil bisa digendong dengan posisi arah hadap depan. Jika Mama menggunakan gendongan bayi menghadap depan, si Kecil bisa melihat dan belajar tentang dunianya.
Tapi Ma, ternyata untuk bayi di bawah satu tahun dianjurkan tidak menggunakan gendongan bayi yang menghadap depan, lho. Ada bahaya yang mengintai si Kecil jika Mama menggunakan gendongan bayi hadap depan. Berikut tujuh di antaranya. Popmama.com merangkumnya dari berbagai sumber.
1. Kaki si Kecil tidak ada support, sehingga bisa menyebabkan hip dysplasia
Saat digendong, kaki si Kecil setidaknya harus diposisikan setinggi pinggul. Posisi inilah yang disebut M-shape, yang disebut paling aman untuk menjaga kesehatan sendiri pinggul bayi.
Ketika menggunakan gendongan bayi hadap depan, tidak ada pinggul mama yang menahan kaki si Kecil. Sehingga kakinya menggantung, dan tubuhnya bertumpu pada tulang belakang. Mengingat kondisi fisiknya masih dalam tahap perkembangan, menggendong si Kecil menghadap depan bisa menyebabkan pergeseran sendiri antara tulang pinggul dan tulang paha yang disebut hip dysplasia.
2. Membuat tulang belakang si Kecil jadi melengkung
Ketika menggunakan gendongan bayi menghadap depan, posisi si Kecil jadi agak condong ke depan. Kain gendongannya pun juga jadi agak 'menarik' untuk menjaga supaya ia tidak jatuh. Jika digendong menghadap depan dalam waktu yang cukup lama, bisa menyebabkan tulang belakangnya melengkung. Tidak mau kan si Kecil jadi bungkuk di usianya yang masih muda ini?
3. Memberikan tekanan pada bagian dalam paha si Kecil
Coba bayangkan jika bagian dalam paha mama diberi tekanan dan gesekan yang terus-menerus, tidak nyaman bukan? Jika menggendong si Kecil menghadap depan, perasaan seperti inilah yang akan dirasakan bayi mama. Selain itu, juga tidak ada aliran udara ke area tersebut yang bisa menimbulkan ruam.
Bahaya semakin besar untuk bayi laki-laki sebab penisnya akan tertekan kain gendongan. Alat kelamin yang tertekan itu bisa membuat aliran darah ke organ vital terhambat. Bayi laki-laki mungkin mengalami Torsio Testis atau buah zakar atau testis yang terpuntir dan menjadi mati karena aliran darah terhambat.
Jika mengalami torsio testis, si Kecil akan merasakan sakit luar biasa. Bila tidak sejak dini tertangani, si Bayi laki-laki ini bisa saja harus menjalani operasi pengangkatan testis. Seram ya, Ma!
Editors' Pick
4. Membahayakan kepala dan leher si Kecil
Saat masih berumur kurang dari satu tahun, ketika tidur leher dan kepala si Kecil perlu ditopang. Jika digendong menghadap Mama, otomatis si Kecil akan bersandar di badan Mama. Tapi jika digendong menghadap depan, kepala si Kecil akan jatuh ke depan dan bisa membahayakan dirinya sebab bisa saja saluran pernapasannya tertekuk dan ia tidak bisa leluasa bernapas. Ini bisa menyebabkan kematian mendadak sebab bayi mengalami sensasi tercekik karena saluran napas yang tertekan ini.
5. Gendongan melihat ke depan bisa membuat si Kecil over stimulasi
Memang jika sudah waktunya, si Kecil perlu melihat dunia dan sekelilingnya. Tapi jika masih di bawah 1 tahun, ada baiknya Mama tidak membuat ia over stimulasi. Terlalu banyak yang dilihat dan dicerna akan membuat otak si Kecil kecapaian. Selain ia jadi mudah lelah, daya tahan tubuhnya akan menurun dan ia mudah sakit.
6. Gendongan bayi hadap depan juga tidak baik untuk punggung Mama
Ingat kan, Ma akan nyeri punggung yang terjadi selama masa kehamilan. Hal ini berlaku sama jika menggunakan gendongan bayi yang menghadap depan. Jika menggunakan gendongan tersebut dalam waktu yang cukup lama, otot punggung Mama akan tegang dan menyebabkan rasa sakit yang cukup serius.
7. Mama juga tidak bisa melihat tanda yang diberikan si Kecil
Jika digendong menghadap Mama, Mama bisa dengan mudah melihat jika si Kecil mengantuk atau kedinginan. Tapi jika menghadap ke depan, Mama tidak tahu apakah ia lapar, mengantuk, dan sebagainya. Yang ada mendadak si Kecil menangis ketakutan. Belum lagi, si Kecil bisa mudah stres karena dia terus menerus melihat wajah orang asing, bukan kedua orangtuanya.
Apa yang Perlu Mama Perhatikan Jika Membeli Gendongan Bayi?
Memang fungsi gendongan bayi sangat memudahkan pekerjaan Mama. Tapi Mama perlu memperhatikan hal ini sebelum membelinya. Gendongan bayi yang bagus pasti memiliki:
- Ada penopang duduknya, yang memungkinkan si Kecil untuk duduk posisi M-shape.
- Sudah berstandar SNI, yang aman untuk digunakan si Kecil.
- Bahannya nyaman, baik untuk Mama maupun si Kecil.
- Harganya tergolong tidak murah, karena fungsinya memang benar-benar diperhatikan untuk kesehatan si Kecil.
Jika tidak menggunakan gendongan bayi yang tepat, gerakan si Kecil akan terbatas dan itu akan membahayakan kesehatan tubuhnya. Berikut aturan T.I.C.K.S yang perlu Mama perhatikan saat memilih gendongan bayi:
- Tight (ketat): Gendongan tersebut harus kencang, tidak mudah melar yang bisa membuat si Kecil jatuh. Ada penopang baik di kaki maupun penyangga kepala bayi.
- In views at all times (dalam jarak pandang mama): Mama selalu dapat melihat wajah si Kecil walau hanya menunduk ke bawah. Pastikan wajah dan mulutnya tidak tertutup tubuh Mama.
- Close enough to kiss (cukup dekat untuk menciumnya): Kening si Kecil perlu cukup dekat dengan Mama, supaya Mama dapat dengan mudah mencium kepalanya dan menenangkannya jika rewel.
- Keep chin off the chest (dagu si Kecil tidak menempel dada Mama): Hal ini supaya ruangan gerak si Kecil tidak sempit dan tidak terbatas, serta tidak menutup jalur pernapasannya. Mama juga perlu selalu memeriksanya secara teratur.
- Supported back (menopang tulang punggung si Kecil): Gendongan tersebut dapat menyangga si Kecil dari punggung hingga leher dengan sempurna.
Memang harga gendongan bayi cukup mahal (sekitar Rp 800.000 hingga Rp 2.000.000), jangan tergiur akan penawaran harga murah yang bisa membahayakan nyawa si Kecil. Jika memang dirasa terlalu mahal, Mama bisa menyewanya di penyewaan rental khusus alat bayi. Dengan kemajuan zaman seperti sekarang ini, sudah banyak online shop yang juga membuka jasa penyewaan. Pastikan tempat tersebut punya reputasi yang baik, dan barang-barangnya juga bersih.
Baca juga:
- 8 Jenis Gendongan Bayi dan Mana yang Cocok untuk Mama
- Hal-hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli Gendongan Bayi