Anak Sering Muntah? Ini 5 Solusi yang Perlu Mama Ketahui
Bagaimana cara membedakan muntah normal dan berbahaya?
29 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Muntah tentu menjadi masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak, dan pasti membuat Mama khawatir. Bagaimana tidak khawatir, muntah seringkali membuat wajah anak pucat dan kehilangan selera makan. Sebenarnya, kenapa sih anak muntah?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, muntah adalah dikeluarkannya isi lambung melalui mulut, yang umumnya didahului oleh rasa mual dan rasa penuh pada perut dan dada. Di lain sisi, muntah juga merupakan bentuk pertahanan tubuh untuk mengeluarkan bahan toksik alias racun yang tertelan.
IDAI juga menyampaikan kalau muntah pada anak biasanya merupakan tanda infeksi. Salah satu penyebab muntah lainnya adalah keracunan makanan, yang terjadi 1 sampai 8 jam setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Walau umumnya muntah akan berhenti dalam waktu 6 sampai 24 jam, namun jika terus berlangsung, dapat memberi dampak yang lebih serius lho, Ma. Untuk itu, diperlukan langkah tepat untuk mengatasi muntah pada anak dan bayi.
Mau tahu solusinya? Ikuti beberapa tips dari IDAI dan American Academy of Pediatrics berikut ini yuk, Ma.
1. Mencegah dehidrasi
Menurut IDAI, penanganan awal muntah pada anak antara lain mencegah terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan. Maka, sebaiknya Mama lebih sering memberinya ASI (untuk bayi di bawah 6 bulan), atau minuman (bagi anak yang sudah di atas 6 bulan).
Berikan minum dengan metode small frequent feeding atau sedikit demi sedikit, namun sering. Jika usia anak Mama sudah di atas 1 tahun, maka Mama sudah bisa memberinya minuman manis seperti jus buah (kecuali jus jeruk dan anggur karena terlalu asam), sirup, atau madu. Berikan secara bertahap ya, Ma.
Editors' Pick
2. Jangan berikan makanan padat
Hindari pemberian makanan padat pada 6 jam pertama setelah muntah. Makanan apa yang perlu diberikan pada bayi yang sedang muntah-muntah? Menurut IDAI, Mama bisa memberikan makanan dengan kalori cukup dan mudah dicerna.
Berikan secara bertahap sebanyak 1-2 sendok makan setiap 15 menit, kemudian dinaikkan secara bertahap.
3. Tunggu 6 jam
Setelah 6 jam tidak muntah lagi, Mama dapat memberikan buah atau sereal untuk bayi di atas 6 bulan. Sedangkan anak yang lebih besar bisa diberikan roti, krakers, kentang, atau nasi. Pemberian makan ini tidak perlu banyak-banyak, namun sering.
Jika anak muntah lagi, berikan makan atau minum dalam jumlah yang lebih sedikit.
4. Hentikan pemberian obat
IDAI menyarankan untuk menghentikan pemberian obat yang diduga dapat menyebabkan anak semakin mual, sehingga muntah semakin bertambah. Jika kondisi si Kecil terlihat lemah, maka istirahatkan di tempat tidur dengan posisi telentang.
Jika Mama ingin memberikan obat anti muntah, IDAI menyarankan hanya memberikan obat tersebut jika benar-benar diperlukan. Tentunya setelah mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya ya, Ma.
Baca juga: Apa sih penyebab bayi muntah?
5. Segera ke dokter, jika...
IDAI menyarankan agar anak dipantau langsung oleh dokter, jika anak muntah disertai beberapa kondisi seperti:
- Bayi muntah terus selama 12 jam.
- Disertai diare, gangguan neurologis, atau gangguan pernapasan.
- Lemas ata menunjukkan tanda-tanda dehidrasi.
- Sakit perut.
- Sebelum muntah disertai nyeri perut.
- Isi muntah berwarna kehijauan.
- Perut membuncit.
Semoga si Kecil sehat selalu ya, Ma.