Bisa Berkomunikasi, Ini 7 Bahasa Isyarat yang Harus Diajarkan ke Bayi
Tak cuma seru, bahasa ini juga meningkatkan IQ anak
27 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahukah Mama, kalau bayi juga bisa frustrasi ketika Mama tidak mengerti pesan yang berusaha ia sampaikan? Padahal di lain sisi, Mama sudah berusaha memenuhi semua yang ia butuhkan.
Kalau sudah begini, tak jarang bayi pun akhirnya rewel dan tantrum. Wah, tangisan meledak-ledak ini bisa membuat Mama pusing dan merasa serba salah.
Padahal, hal tidak menyenangkan seperti ini bisa Mama cegah, lho. Salah satu caranya adalah dengan mengenalkan baby sign language atau bahasa isyarat bayi sejak dini.
Dengan mengajarkan bahasa isyarat bayi, maka hal ini bisa mengurangi tantrum, memperkuat hubungan orangtua-anak, memperkaya kosakata, dan yang terpenting adalah meningkatkan IQ!
Kapan waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan bahasa isyarat pada anak? Menurut Nancy Cadjan, President Babysignlanguage, perusahaan buku, seminar, DVD, flash card, dan permainan yang fokus pada bahasa isyarat bayi, bayi sudah siap menerima bahasa isyarat pada usia empat bulan, tapi belum bisa menyampaikan kembali hingga usianya 7-9 bulan.
Lalu bagaimana jika anak sudah bukan bayi lagi? Bukan masalah, Ma. Contohnya jika anak sudah 18 bulan, ia justru lebih cepat mempelajari bahasa isyarat ini karena perkembangan kognitif dan motoriknya sudah jauh lebih baik. Banyak kok anak usia ini yang bisa mempelajari bahasa isyarat hanya dalam hitungan minggu.
Mama sudah siap mengenal bahasa isyarat bayi? Yuk, kenali beberapa di antaranya. Pelajari bareng Popmama.com ya.
Isyarat: Selesai
Rentangkan jari-jari mama, dan tunjukkan ke anak kalau Mama sudah tidak memegang apa-apa lagi.
Bahasa isyarat ini akan membantu bayi memahami transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Dengan mengerti bahwa suatu aktivitas yang ia lakukan sudah selesai, maka bayi akan lebih siap menjalankan aktivitas berikutnya.
Isyarat: Makan
Kuncupkan jari-jari mama, sambil bergerak seperti akan memasukkan makanan ke dalam mulut.
Konsisten lah untuk menggunakan isyarat ini, di setiap aktivitas yang berhubungan dengan makan. Entah ketika Mama menjelaskan mau makan, mengajaknya makan, atau menanyakan ia mau makan apa.