Di Atas Umur 6 Bulan, Bayi Harus Berhenti Pakai Empeng! Ini Alasannya
Kenapa bayi mama sebaiknya berhenti mengempeng setelah usia 6 bulan?
17 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Melihat bayi menggunakan empeng atau ngempeng memang menggemaskan, ya. Wajahnya yang bulat, pipi chubby, dan bibir kecil yang dipenuhi empeng, wah lucu banget dilihatnya.
Mengisap empeng atau pacifier memang menyenangkan bagi bayi, selain itu bayi juga lebih tenang. Sebenarnya ada beberapa dampak positif empeng, salah satunya adalah menurunkan risiko SIDS (sudden infant death syndrome) atau sindrom kematian bayi mendadak.
Sayangnya, apapun manfaat yang bisa empeng berikan untuk bayi, tetap saja bayi usia 6 bulan ke atas sudah tidak disarankan lagi pakai empeng.
Menurut Baby Center, usia bayi 6 sampai 12 bulan adalah waktu yang tepat untuk melepas empeng, terutama jika anak Mama rentan mengalami infeksi telinga. Kenapa? Simak penjelasan di bawah ini yuk, Ma. Cari tahu juga cara tepat untuk memisah si Kecil dengan empeng kesayangannya.
Editors' Pick
1. Tiga alasan harus berhenti pakai empeng
- Penyebab infeksi telinga kronis. American Academy of Pediatrics dan American Academy of Family Physicians merekomendasikan untuk menghentikan atau mulai membatasi penggunaan empeng bagi bayi yang sudah berusia 6 bulan ke atas. Kenapa? Karena menurut para pakar, penggunaan empeng berhubungan erat dengan infeksi telinga, terutama pada anak 2 sampai 3 tahun.
- Mengganggu perkembangan bahasa anak. Beberapa pakar mengatakan kalau penggunaan empeng hingga anak berusia 12 bulan dapat menggangu perkembangan bahasa anak. Alasannya sederhana, karena empeng selalu berada di mulutnya, maka anak jadi susah berbicara dan mengartikulasikan kata-kata.
- Penyebab cadel. Empeng yang selalu ada di mulutnya bisa menyebabkan otot lidah dan bibirnya berkembang tidak normal. Kalau sudah begini, maka anak bisa cadel lho, Ma.
2. Empat langkah memisahkan anak dengan empeng
- Mulai di usia 4 bulan. Walau empeng memang mencegah anak terkena SIDS, namun cara terbaik untuk memisahkannya dengan empeng adalah mulai sejak dini. Usia 4 hingga 6 bulan adalah waktu termudah untuk mengatakan “bye bye” pada empeng.
- Biarkan terlepas sendiri. Perlu diakui, empeng membuat bayi lebih nyaman, sehingga tidur lebih mudah. Namun jika Mama mau menghentikan penggunaan empeng, Mama bisa membiarkan empengnya terlepas sendiri saat ia tidur (dan tidak perlu dimasukkan lagi ke mulutnya!). Bagaimana jika anak menangis? Berikan saja pelukan hangat dari Mama, dan sedikit white noise juga sangat membantu.
- Kurangi pemakaian empeng. Sering melihat bayi ngempeng setiap saat? Duh, sebaiknya anak Mama tidak begitu, ya. Selain tidak baik untuk perkembangan otot mulutnya, ini juga akan membuatnya semakin sulit berpisah dengan empeng tersayang. Agar lebih mudah, maka perlahan kurangi pemakaian empeng di siang hari. Gunakan saat mau tidur saja, dan lama-lama buat bayi lupa dengan empengnya.
- Teknik cabut saat setengah sadar. Bayi butuh empengnya saat mau tidur, namun saat dia setengah sadar, Mama bisa mulai mencabut empengnya. Takut ia menangis? Ulangi cara yang sama hingga bayi tertidur lelap. Hal ini tentu berat di beberapa malam pertama, namun setelah 10-14 malam konsisten melakukan cara ini, maka biasanya bayi sudah terbiasa untuk bisa menenangkan diri tanpa empeng.
3. Tujuh tips pemberian empeng untuk bayi
Tidak ada salahnya memberikan empeng untuk bayi, walaupun ini masih menuai pro dan kontra bagi beberapa Mama. Jika Anda termasuk Mama yang ingin memberikan empeng, maka beberapa tips pemberian empeng untuk bayi berikut ini harus Mama perhatikan.
- Pastikan Mama memberikan empeng yang bebas BPA (bisphenol-A).
- Jangan kaitkan empeng di baju anak (biasanya menggunakan peniti atau pengait yang disediakan). Bagaimanapun, empeng itu benda keras lho, Ma.
- Pilih ukuran yang tepat. Walau semua empeng terlihat sama saja, namun empeng juga punya ukuran yang perlu disesuaikan dengan usia anak. Pastikan empengnya tidak terlalu kecil atau besar untuk ukuran mulut anak.
- Jangan berbagi empeng. Bayi belum makan macam-macam, tetapi bukan berarti mulut mereka bebas bakteri. Berbagi empeng sama saja dengan berbagi bakteri.
- Rutin mencuci empeng. Kembali lagi ke masalah bakteri, maka sebaiknya Mama rutin mencuci empeng dengan air hangat.
- Pilih yang berventilasi. Cari yang ada lubang di penutupnya agar udara bisa masuk.
- Tanpa pemanis. Banyak Mama yang memberi rasa manis di empeng anak, dan ini cara yang tidak direkomendasikan. Kalau Mama beri pemanis, itu bisa merusak gigi anak, Ma.
Mama pasti bisa membuat si Kecil bebas empeng! Semangat, Ma!