Cegah Kematian, Bayi Mama Perlu Imunisasi Japanese Encephalitis
Mama sudah tahu tentang imunisasi ini? Cek informasinya dan mengapa bayi mama perlu mendapatkannya
17 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi demam? Sepertinya gejala yang satu ini memang sering membuat Mama panik ya. Bagaimana tidak, demam memang dapat menjadi indikasi adanya ‘serangan’ pada tubuh anak. Penyebab demam pun banyak, mulai dari tumbuh gigi hingga Japanese Encephalitis (JE)!
Wah, apa sih sebenarnya JE ini? Menurut Kementerian Kesehatan RI, JE adalah penyakit radang otak yang disebabkan oleh virus, dan penularannya bisa disebabkan oleh gigitan nyamuk.
Ikatan Dokter Anak Indonesia menguak fakta bahwa JE merupakan penyebab penyakit radang otak yang paling sering terjadi di sebagian besar Asia dan sebagian Pasifik Barat, termasuk di Indonesia.
Sebenarnya, penularan virus tersebut hanya terjadi antara nyamuk, babi, atau burung rawa, namun manusia juga bisa tertular jika tergigit oleh nyamuk Culex tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Padahal, infeksi JE dapat dicegah dengan vaksin.
Untuk meningkatkan kewaspadaan Mama akan bahaya JE, maka simak 5 fakta JE seperti yang dituliskan Prof. DR. Dr. Dwi Prasetyo, Sp.A(K), Satgas Imunisasi IDAI, dalam situs resmi IDAI.
Editors' Pick
Dapat Menyebabkan Kematian
Menurut Prof. Dwi, setiap tahun didapatkan 67.900 kasus JE baru. Sedangkan 20-30 persennya berujung kematian. Lebih mirisnya lagi, angka kematian ini lebih tinggi pada anak yang berusia kurang dari 10 tahun.
Selain kematian, infeksi JE dapat mengakibatkan gejala gangguan saraf sisa pada anak. Angka kejadian ini cukup besar, sekitar 30-50 persen.
Prof. Dwi juga menyampaikan bahwa penderita JE yang bertahan hidup seringkali mengalami gejala sisa, seperti gangguan sistem motorik (kelumpuhan dan gerakan abnormal), gangguan perilaku (depresi, agresif, emosi tak terkontrol), gangguan intelektual (keterbelakangan), atau gangguan fungsi saraf lain (kebutaan, epilepsi, gangguan ingatan).
Bisa Dicegah dengan Vaksin
Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi infeksi JE. Maka, cara paling efektif untuk mencegah dan menurunkan beban akibat JE adalah dengan memberikan vaksin.
Insiden JE yang pertama kali ditemukan di Jepang pada 1871 ini kini sudah menurun lho, Ma. Tentu saja berkat program imunisasi untuk anak yang telah diadakan di beberapa negara Asia, seperti Jepang, Cina, Taiwan, Korea, dan Thailand.
Vaksin JE untuk Bayi Indonesia
Sejak September 2017 kemarin, Kementerian Kesehatan RI sudah melaksanakan kampanye dan pengenalan imunisasi JE di Provinsi Bali. Kenapa Bali? Karena kasus terbanyak dilaporkan terdapat di Provinsi Bali, dengan jumlah kasus 226 (69,3%).
“Di Bali, tingginya kejadian Japanese Encephalitis dikaitkan dengan banyaknya persawahan dan peternakan babi di area tersebut,” ujar dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes RI.
Kampanye imunisasi JE di Bali menyasar pada 897.050 anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun. Setelah itu, imunisasi JE juga dimasukkan dalam program imunisasi rutin pada anak usia 9 bulan, yang dilaksanakan dengan imunisasi campak.
Nah, bagi Mama yang bayinya sudah berusia 9 bulan ke atas, jangan lupa berikan vaksin JE ya.
Baca juga:
- Waspada, Gerakan Anti-Vaksin Mengancam Kesehatan Anak-Anak!
- 5 Mitos Seputar Vaksin Influenza yang Perlu Mama Ketahui
- Fakta Tentang Vaksin MR yang Wajib Mama Pahami