5 Fakta Disentri pada Bayi yang Perlu Mama Waspadai
Lebih parah dari diare, Ma!
20 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sistem imun tubuh bayi baru lahir masih belum sempurna, tak heran kalau ia lebih rentan terhadap berbagai penyakit dibanding orang dewasa. Kalau bayi sudah sakit, duh, semua orangtua pasti sangat khawatir.
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi adalah diare. Walau terdengar tidak berbahaya, namun tetap saja membuat orangtua panik jika diare terjadi dalam waktu yang lama. Terlebih, jika diarenya semakin parah, hingga mungkin disertai darah atau lendir.
Kalau bayi sudah mengalami kondisi seperti ini, maka Mama perlu mencurigai penyakit disentri. Ya, disentri memang merupakan penyakit yang sering dialami oleh bayi.
Untuk meningkatkan kewaspadaan Mama, yuk ketahui 5 fakta seputar disentri yang perlu Mama ketahui.
1. Tidak sama dengan diare
Banyak Mama yang bingung dalam membedakan diare dan disentri. “Disentri merupakan kumpulan gejala penyakit seperti diare berdarah, lendir dalam tinja, dan nyeri saat mengeluarkan tinja. Praktisnya, diare berdarah dapat digunakan sebagai petanda kecurigaan terhadap disentri,” tulis dr. Badriul Hegar, Ph.D, Sp.A(K), dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, pada laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Lalu apa bedanya dengan diare? Menurut dr. Badriul Hegar, diare adalah buang air besar yang frekuensinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya.
Editors' Pick
2. Disebabkan infeksi bakteri
Menurut IDAI, penyebab disentri adalah infeksi bakteri atau amuba. Perlu Mama ketahui, infeksi yang disebabkan oleh bakteri dikenal sebagai disentri basiler, dan merupakan penyebab tersering disentri pada anak.
Bakteri Shigella adalah penyebab tersering disentri basiler pada anak, sedangkan infeksi amuba dikenal juga dengan sebutan disentri amuba.