Siasat Agar Si Kecil Tak Tumbuh Sebagai Bayi Pemarah
Apakah Si Kecil sering mudah marah? Hati-hati Mama, efeknya akan terus muncul seiring ia tumbuh
23 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para ahli mengungkap bahwa reaksi bayi yang mainannya diambil, dapat menunjukkan apakah mereka akan cenderung memiliki masalah kenakalan saat tumbuh besar.
Rebecca J. Brooker dari Montana State University dan Richard J. Davidson dari University of Wisconsin-Madison melakukan penelitian terhadap ratusan bayi berusia 6 dan 12 bulan dalam dua sesi laboratorium.
Selain sang Bayi, orangtua juga berperan penting dalam penelitian ini. Mereka harus menjawab serangkaian kuesioner, dengan pertanyaan apakah keluarga pernah mengalami kehidupan yang penuh dengan tekanan. Misalnya, kematian anggota keluarga atau anggota keluarga yang terserang penyakit serius. Dengan demikian, para peneliti dapat mengukur tingkat stres baik yang dialami oleh bayi dan orangtuanya.
Editors' Pick
Skenario Penelitian
Dalam melakukan penelitian, terdapat dua skenario. Skenario pertama, bayi didudukkan di kursi makan, dan diberikan mainan baru yang boleh mereka mainkan selama 15 hingga 30 detik. Kemudian, orangtua, berdiri di belakang bayi, menahan tangan bayi di samping tubuhnya agar ia tak bisa memainkan mainnya selama 30 detik.
Setelah tangannya dilepaskan, bayi boleh bermain selama 30 detik lagi sebelum tangannya ditahan lagi untuk kedua kalinya. Setelah itu, bayi bebas bermain.
Skenario kedua, bayi diletakkan di atas car seat dengan pengaman yang terpasang. Kemudian, bayi ditinggalkan di kursi selama 30 detik, sementara orang uanya tak terlihat dalam pandangan bayi. Selama 30 detik tersebut, orangtua diinstruksikan untuk diam dan tak melakukan apapun untuk menenangkan bayi. Setelah waktu berakhir, barulah orang tua diperbolehkan muncul untuk menenangkan bayi.
Penelitian dilakukan dengan mengamati kemarahan yang terlihat pada roman muka, gerakan tubuh, vokal (jeritan atau tangisan), dan lamanya waktu sebelum kemarahan terjadi. Selain melalui amarah, bayi juga dinilai berdasarkan tingkat kesedihan.
Bayi Lelaki Lebih Pemarah
Secara keseluruhan, bayi perempuan menunjukkan kemarahan lebih sedikit dibandingkan dengan bayi lelaki. Walaupun rata-rata bayi tersebut memiliki kemarahan dalam tingkat menengah, ada pula bayi yang memiliki tingkat kemarahan rendah dan tinggi dalam segala kondisi.
Orangtua dari bayi yang memiliki tingkat kemarahan tinggi, pada usia 36 bulan melaporkan adanya perilaku berulang. Salah satu faktor penting adalah tingkat stres yang diterima oleh bayi pada masa awal kehidupannya.
Bentuk penyiksaan atau dibesarkan dalam lingkungan yang bermasalah, tampaknya turut meningkatkan kemungkinan timbulnya masalah perkembangan bayi seiring ia beranjak dewasa.