Ruam tidak hanya bisa terjadi di pantat bayi karena popok yang lembap, kulit di sekitar mulut bayi juga bisa menjadi kemerahan akibat ruam air liur atau yang dikenal juga dengan nama drool rash. Bercak kemerahan ini biasanya terjadi di area sekitar mulut yaitu di bawah bibir, di sekitar dagu, pipi, bahkan hingga ke leher dan bagian atas dada.
Biasanya, ruam liur ini hanya terjadi akibat banyaknya air liur yang diproduksi oleh bayi. Mama tak perlu khawatir, karena sebanyak apapun air liur yang ada, ini merupakan hal yang normal.
Ruam air liur biasanya lebih sering muncul seiring si Kecil mengalami pertumbuhan gigi. Pada saat ini, volume air liur bayi lebih meningkat lagi jumlahnya, sehingga risiko ruam liur pun meningkat.
Iritasi ini juga bisa diperbesar risikonya akibat oleh air susu yang menempel di area sekitar mulut ini, yang tanpa sengaja Mama diamkan dalam waktu yang lama. Selain itu, bayi yang menggunakan empeng juga memiliki risiko besar terkena ruam liur karena kulit yang ada di sekitar mulut menjadi selalu basah.
Ini 8 cara yang bisa Mama lakukan untuk mencetah terjadinya ruam liur pada bayi, atau meminimalisirnya:
1. Pakaikan bib tahan air pada bayi
Tokopedia.com
Gunakan bib atau alas yang tahan air. Apalagi saat air liur sedang banyak-banyaknya. Dengan meletakkannya di dada bayi, bib seperti ini dapat membantu menciptakan penghalang antara liur dan kulit.
Hal ini setidaknya bisa mencegah agar air liur tidak mengenai dada. Dengan demikian, maka luasan iritasi bisa dikurangi.
2. Ganti baju yang kuyup sesering mungkin
Pixabay/飞 韩
Baju yang selalu basah, cukup berbahaya bagi kulit bayi. Karena, baju tersebut tentu saja bisa membuat kulit teriritasi. Apalagi jika kulit si Kecil sudah mengalami iritasi.
Jadi Mama juga perlu jeli. Jika baju si Kecil telah kuyup, gantilah dengan baju yang kering, agar kulitnya juga selalu kering dan iritasi yang ada, cepat pulih.
3. Bersihkan dengan air yang hangat
Pixabay/Stefano Ferrario
Mama jangan lupa untuk membersihkan area di sekitar mulut ini ya, Ma. Gunakan lap lembut yang dicelupkan terlebih dahulu dengan air hangat, agar bekas yang ada mudah larut. Jangan sama sekali menggunakan sabun ya Ma.
Jika iritasi sudah terlanjur terjadi, tepuk-tepuklah bagian ini dengan menggunakan lap air hangat, dan hindari menggosok kulit karena justru menambah iritasi kulit si Kecil.
Jangan lupa menepuknya kembali dengan handuk kering yang lembut dan memastikan bahwa area ini benar-benar kering setelah dibersihkan, ya Ma.
Editors' Pick
4. Jika terlanjur ruam, biarkan ia bertelanjang dada
Pixabay/Pexels
Tahukah Mama, apa hal terbaik bagi kulit yang teriritasi? Jawabannya adalah udara.
Jadi, sebisa mungkin, biarkan kulit yang teriritasi di dada tidak tersentuh oleh baju. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi kulit untuk kering secara alami.
5. Gunakan sabun mandi yang khusus
Pixabay/theresaharris10
Ruam juga bisa jadi menandakan bahwa kulit anak Mama sensitif. Oleh karena itu, lebih baik Mama memilih sabun khusus bayi yang tidak mengandung pewangi.
Bahan-bahan kimia seperti pengharum yang terkandung di dalam sabun si Kecil, justru akan menghilangkan kelembapan dalam kulitnya. Akibatnya, kulit akan cenderung menjadi kering. Selain itu, kulit yang keringpun akan lebih mudah terkena risiko iritasi akibat air liur maupun susu.
6. Lap air liur sesering mungkin
PIxabay/Steve Buissinne
Pilihlah handuk kecil yang amat lembut. Lalu, gunakan sesering mungkin untuk menyerap liur yang ada pada si Kecil. Lakukan hal ini sepanjang hari.
Jangan lupa juga untuk menitipkan handuk ini kepada siapapun yang menjaga si Kecil, jika Mama harus pergi karena suatu urusan, misalnya. Intinya, cegah area di sekitar mulut bayi menjadi basah sepanjang waktu, apalagi jika iritasi sudah terjadi.
7. Gunakan petroleum jelly sebagai penghalang
Pixabay/Saponifier
Dalam laman Medical News Today, dokter anak Karen Gill dari Woodland Memorial Hospital, AS, menyetujui bahwa mengoleskan penghalang ke area yang terinfeksi, akan membantu penyembuhan. Khususnya saat ia tidur. Misalnya petroleum jelly.
Namun, sebaiknya Mama berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Apalagi yang terinfeksi berada di sekitar mulut, area yang memang sensitif pada bayi.
Mama perlu waspada juga ya, jika iritasi bertambah parah seperti terdapat kulit yang merekah. Atau, jika si Kecil rewel karena iritasi ini. Apalagi jika iritasi ini tidak kunjung mereda dalam waktu lebih dari seminggu. Jika ini terjadi, lebih baik bawa si Kecil ke dokter ya ,Ma.
8. Cucilah baju bayi dengan deterjen tanpa pewangi
PIxabay/Steve Buissinne
Saat si Kecil iritasi, sebaiknya Mama hindari mencuci baju dan bib si Kecil dengan deterjen berpewangi. Karena, hal ini bisa jadi memperparah iritasi yang dialami oleh kulit bayi. Apalagi baju dan bib akan bersentuhan langsung dengan kulit.
Jika bisa, gunakan deterjen khusus yang tidak mengandung pengharum ya, Ma. Jangan pula menambahkan pewangi pakaian sebelum pembilasan terakhir.