Tiba-tiba kulit si Kecil berbercak merah muda di sana-sini dan menyebar luas di punggungnya? Mama mungkin bingung dengan kondisi yang dialami si Kecil tersebut.
Salah satu kemungkinannya, bisa jadi si Kecil mengalami infeksi roseola infantum. Sejauh apakah infeksi ini perlu Mama waspadai?
Berikut tujuh fakta mengenai roseola infantum pada bayi yang harus Mama ketahui, yang sudah Popmama.comrangkum dari laman Mayo Clinic.
1. Apakah roseola infantum itu?
Wikimedia Commons/Zaki Salahuddin
Roseola infantum adalah penyakit infeksi virus yang ditandai dengan bintik merah di kulit. Biasa diidap bayi dan anak-anak. Penyakit ini memiliki istilah kedokteran exanthema subitum, terjadi karena infeksi dari dua virus herpes. Roseola infantum paling sering disebabkan oleh virus HHV-6 atau virus herpes tipe 6, namun bisa juga disebabkan oleh virus herpes tipe 7 (HHV-7).
2. Bayi paling rentan terkena roseola
Pixabay/tookapic
Sebelum lahir, bayi menerima banyak antibodi dari Mama saat di dalam kandungan, yang melindunginya saat ia hadir ke dunia. Namun perlahan, antibodi bawaan ini lama-lama memudar dan mencapai puncak kepudarannya saat ia berusia enam bulanan.
Setelah itu, di usia enam bulan hingga dua tahun, si Kecil belum sempat membangun antibodi dalam tubuhnya untuk melawan banyak virus. Di saat inilah infeksi roseola infantum beraksi menyerang tubuhnya yang minim pertahanan.
Walaupun lebih sering diderita oleh anak-anal yang lebih kecil, infeksi ini juga bisa menyerang anak usia tiga hingga lima tahun dengan persentase yang lebih sedikit.
Pada dasarnya, kadang-kadang, infeksi ini bisa juga menyerang orang yang lebih dewasa usianya, bahkan orang yang berusia 60 tahun ke atas. Sama seperti infeksi lainnya, virus ini akan berhasil masuk ke dalam tubuh saat pertahanan tubuh mereka lemah.
Editors' Pick
3. Ruam adalah gejala utama
Pixabay/Etinosa Yvonne
Gejala roseola biasanya muncul setelah 1-2 minggu virus masuk ke dalam tubuh. Pada tahap awal, bayi atau anak-anak yang terkena roseola akan mengalami gejala berikut ini:
Anak menjadi rewel,
nafsu makan menurun,
demam yang muncul tiba-tiba dengan suhu tubuh bahkan lebih dari 39° Celsius,
batuk disertai pilek,
sakit tenggorokan,
pembesaran kelenjar di leher,
diare ringan,
pembengkakan pada kelopak mata.
Demam umumnya mereda dalam waktu 3-5 hari, diikuti dengan timbulnya ruam kulit berwarna merah muda. Ruam ini biasanya rata di kulit, walaupun beberapa ruam bisa jadi membengkak di permukaan. Beberapa titik ruam bisa jadi dikelilingi oleh lingkaran putih.
Ruam ini tidak terasa gatal dan awalnya muncul pada dada, perut, dan punggung, lalu menyebar ke lengan, leher dan wajah. Ruam ini bisa menghilang dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari.
Selain itu, ada juga anak yang bisa jadi menderita roseola yang amat ringan, hingga tidak menampakkan gejala bahwa tubuhnya sakit.
4. Virus roseola ditularkan melalui udara
Flickr/ Anjanettew
Cara penularan infeksi ini sama seperti cara penularan penyakit pilek biasa, yaitu dari percikan ludah penderita saat ia bersin atau batuk, yang kemudian terhirup oleh si Kecil.
Selain itu, penularan juga bisa diperantarai oleh benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh virus tersebut. Misalnya, si Kecil berbagi minuman dengan anak lain yang sedang sakit akibat penyakit ini. Meski demikian, penularan infeksi ini tidak secepat penularan infeksi virus lain, misalnya cacar air, dan tidak mewabah. Serangan virus ini juga tidak mengenal musim.
5. Bisa menyebabkan komplikasi radang otak
Pexels/polinatankilevitch
Infeksi yang terjadi biasanya tergolong ringan, dan si Kecil umumnya sembuh dalam waktu satu minggu.
Namun, demam yang naik dengan cepat dapat memicu timbulnya kejang demam pada anak. Komplikasi serius akibat daya tahan tubuh yang rendah, seperti radang otak dan pneumonia, dapat muncul. Hal ini bisa saja terjadi khususnya pada anak dengan gizi buruk. Selain itu, bisa juga terjadi pada anak yang baru menerima organ cangkok.
6. Tidak perlu pengobatan khusus
Pixabay/Alexas_Fotos
Untuk menangani infeksi ini, Mama tidak memerlukan metode pengobatan khusus. Si Kecil dapat pulih dengan perawatan sendiri di rumah, Ma. Seperti penanganan demam lainnya, biarkan kamar si Kecil dalam suhu ruang. Untuk mencegah dehidrasi, berikan si Kecil air minum yang cukup. Sering-seringlah menyusuinya atau jika ia tidak mau minum dari gelas, berikan air atau susu melalui sendok sesering mungkin.
Pereda demam seperti paracetamol atau ibuprofen bisa Mama berikan jika suhu tubuhnya tinggi. Tetapi Mama harus ingat ya, demam muncul pada tubuh justru untuk mengusir penyakit dengan panas yang tinggi. Jika Mama langsung memberikan pereda demam padahal suhu tubuhnya masih 37° Celsius misalnya, maka tubuh tidak dapat mematikan virus atau bakteri secara alami.
7. Bisa dicegah dengan gaya hidup bersih
Pexels/Baby Concept
Langkah terbaik yang bisa Mama lakukan tentu saja menjauhkan si Kecil dari orang yang sedang sakit, agar tidak tertular. Hingga kini, belum tersedia vaksin terkait roseola. Dan jika si Kecil terkena, jangan bawa ia bertemu orang lain dulu hingga benar-benar sembuh ya, Ma.
Selain itu, lebih baik Mama tidak berbagi peralatan makan atau minum dengan orang lain, siapapun dia. Pastikan orang lain mencuci tangannya sebelum bermain dengan si Kecil. Saat Mama batuk atau pilek, pastikan untuk menutupi mulut dan hidung, dan segera cuci tangan Mama atau buang tisu yang digunakan untuk menutupi.
Itulah fakta mengenai roseola infatum pada bayi. Karena gejala roseola muncul menyerupai penyakit infeksi lainnya, maka bawalah ke dokter jika gejala terutama ruam kulit muncul ya, Ma. Walaupun tak berbahaya, setidaknya Mama akan mengetahui sakit si Anak dan dapat menanganinya sejak dini.