Cedera serius adalah hal paling menakutkan yang ada dipikiran orangtua. Namun, bayi usia 7 bulan ke atas yang telah banyak beraktivitas memang rentan mengalami cedera. Lalu pernahkah Mama membayangkan bahwa benda-benda, bahkan yang Mama pikir akan membuat si Kecil aman ternyata sangat berbahaya dan berpotensi membuatnya cedera serius.
Di AS, menurut Gary Smith, kepala Center for Injury Research and Policy di Nationwide Children's Hospital di Colombus, Ohio, setiap 8 menit sekali, seorang anak berusia di bawah 3 tahun harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan akibat luka serius.
Gegar otak serta cedera kepala lainnya adalah kasus yang umum ditangani di UGD terkait hal ini.
Dipublikasikan awal tahun silam, penelitian yang mempelajari kasus dari tahun 1991 hingga 2011 ini menemukan, bahwa rata-rata lebih dari 66.000 kasus cedera terjadi, dan mengakibatkan anak harus dilarikan ke UGD.
Penyebabnya?
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Gary dalam Jurnal Pediatrics, berjudul Nursery Product-Related Injuries Treated in US Emergency Departments, empat di antaranya adalah akibat terjatuh dari peralatan bayi berikut ini.
1. Baby carrier
Pixabay/Jackmac34
Penyebab kasus cedera paling umum adalah baby carrier, yang mencapai jumlah nyaris sepertiga dari total seluruh kasus cedera.
Penyebabnya adalah orangtua lupa mengamankan pengunci-pengunci yang ada di ujung tali temali sehingga membuat bayi terlepas dan terjatuh.
Baby carrier termasuk pula tempat duduk bayi di mobil yang bisa dilepas-pasang. Banyak orangtua yang tidak memasang sabuk pengaman yang tersedia secara benar, atau bahkan sama sekali tidak memanfaatkannya.
Tempat tidur bayi (crib) beserta matras dan pelengkapnya, adalah penyebab kedua dengan angka 19 persen dari seluruh kecelakaan. Bahkan menurut penelitian sebelumnya, benda ini merupakan penyebab nomor satu kematian mendadak pada bayi (SIDS) di AS, terkait peralatan bayi.
Di AS, tempat tidur yang bisa dibuka dari samping telah dilarang penggunaanya sejak 2011, bersamaan dengan crib bumper, bantal, selimut, dan boneka yang bisa menyebabkan bayi tidak bisa bernapas akibat tertimpa benda-benda tersebut.
Stroller alias kereta bayi adalah penyebab dari 17 persen kecelakaan pada bayi. Biasanya bayi terjatuh dari stroller akibat orangtua tidak memasangkan tali pengaman pada bayi.
Kasus stroller terjungkal juga sering terjadi ketika orangtua memanfaatkannya sebagai kereta belanja juga. Saat beban belanjaan yang digantung di bagian belakang stroller lebih berat dibanding si Bayi, maka akan dengan mudah stroller terjungkal.
Penyebab lain adalah karena orang tua lupa mengaktifkan rem pada roda, sehingga kereta dorong ini meluncur menjauh kemudian menabrak atau terguling, menyebabkan bayi cedera.
Baby walker, baby jumper, serta exersaucer menjadi penyebab dari 16 persen kasus cedera. Exersaucer, tempat duduk beroda yang gerakannya terbatas pada berputar mengeliling, dianggap lebih aman dibandingkan jika bayi diletakkan pada baby walker.
Angka di atas adalah hasil dari penelitian dari bayi yang masuk ke UGD. Total kasus cedera keseluruhan yang pernah terjadi tanpa melibatkan UGD, pastinya lebih besar, ungkap Gary dan rekan-rekannya.
Kasus cedera lainnya adalah akibat jatuh dari tempat duduk bayi, cedera akibat penghangat susu, sterilizer, atau botol bayi, serta terjatuh dari tempat mengganti popok bayi (changing table).
Menurut jurnal tersebut, hampir 90 persen kasus cedera terjadi di rumah, dan 80 persen kasus ini adalah bayi jatuh.
Sebenarnya, cedera karena peralatan seperti ini tak akan terjadi jika Mama:
Sebelum menggunakan peralatan ini, ada baiknya Mama dengan teliti membaca cara pakainya. Gunakan alat-alat tersebut sesuai aturan yang direkomendasikan, seperti meletakkan tas atau barang belanjaan di bagian bawah stroler.
Pastikan seluruh pengunci pada baby carrier terpasang dengan benar, sebelum memasukkan bayi. Pastikan pula ketinggian pagar pembatas tempat tidur bayi memiliki tinggi yang cukup, sehingga si Kecil yang sedang penasaran ingin menjelajah, tidak bisa memanjatinya.
Selalu beri pengawasan dan perhatian saat bayi menggunakan peralatan-peralatan ini. Tanya Altmann, peneliti di University of California, Los Angeles mengungkapkan, bahwa dalam beberapa tahun terakhir, kasus cedera akibat peralatan ini semakin meningkat. Hal yang menyedihkan adalah, karena para Mama lebih sibuk dengan hal lain saat menjaga bayi. Tanya semakin sering melihat orangtua pergi ke taman dengan bayi mereka, namun, "alih-alih berinteraksi dengan bayi, muka mereka malah terpaku ke ponsel," ujarnya. Ia pun menambahkan, bahwa bayi justru seringkali terjatuh saat ia mengulur-ulurkan tangannya, berusaha menjangkau untuk mendapatkan perhatian Mama yang sibuk dengan hal lainnya.