Penyemangat bagi Orang Dewasa, tapi Apakah Kopi Boleh Dikonsumsi Bayi?
Bayi perlu tahu variasi rasa, tapi apakah kopi adalah minuman yang aman?
29 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hampir di setiap rumah, bahkan di setiap kafe dan restoran, menyediakan menu kopi. Apalagi di Indonesia, kopi menjadi minuman kaya tradisi dan menjadi kebiasaan untuk dikonsumsi dalam setiap kesempatan. Bagi orang dewasa, kopi bisa jadi pemantik energi yang menyegarkan tubuh. Tak heran jika banyak orang menyukainya.
Mengingat popularitas minuman kopi dan manfaatnya untuk membangkitkan semangat, kemudian banyak yang bertanya-tanya, apakah boleh memberikan kopi pada bayi?
Ma, meskipun enak bagi orang dewasa, nyatanya kopi tak disarankan diberikan pada anak-anak, apalagi bayi. Pasalnya, kandungan senyawa pada kopi masih belum dapat ditoleransi oleh tubuh anak. Namun, seringkali banyak orangtua mengizinkan si Kecil minum kopi dan berdalih, "Nggak apa-apa, 'kan cuma mencicipi biar tahu rasanya."
Hmm, seperti apa ya fakta yang sebenarnya?
Berikut Popmama.com merangkum fakta seputar dampak konsumsi kopi pada bayi:
Kopi Menyembuhkan Konstipasi tapi Menyebabkan Gangguan Sistem Tubuh Bayi
Sebagian orangtua percaya, konsumsi kopi pada bayi dapat mengobati konstipasi yang menyiksa. Kopi, dengan rasa asamnya, memang dapat menstimulasi pencernaan bayi. Tetapi hal ini tidak disarankan ya, Ma. Karena efeknya bukan hanya stimulasi pencernaan, melainkan kafeinnya juga dapat memengaruhi tubuh bayi secara keseluruhan.
Jadi, saat bayi mengalami konstipasi, lebih baik pilih metode pengobatan lain. Misalnya memijat perutnya dengan lembut, atau memandikannya dengan air hangat dan berikan obat sesuai petunjuk dokter.
Editors' Pick
Kopi Bikin Bayi Sakit Perut dan Kecanduan
Tubuh bayi, terutama yang masih berusia di bawah satu tahun, belum siap menerima makanan dan minuman yang menimbulkan efek stimulasi yang dinikmati orang dewasa. Kopi, contohnya.
Kopi mengandung kafein yang cukup tinggi dan konsumsi jangka panjang dapat membuat tubuh merasa kecanduan dan harus terpuaskan agar rasa ketagihan itu berakhir. Selain itu, keasaman kopi belum bisa ditolerir oleh pencernaan anak sehingga menimbulkan sakit perut.
Di Indonesia sendiri, belum ada aturan maksimal konsumsi kafein pada anak-anak. Tetapi, dilansir dari healthline.com, Kanada menerapkan batas maksimal kafein pada minuman anak sekitar 45 mg per hari atau setara kandungan kafein dalam satu kaleng soda.