Awas, Hal-hal Sepele ini Bisa Sebabkan Keracunan Makanan pada Bayi
Kelalaian kecil dalam menyajikan makanan bayi dapat berakibat fatal. Jangan sampai terjadi, Ma
12 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memberikan makanan pada bayi memang tidak bisa sembarangan. Sebab, tak hanya menyebabkan tubuh bayi mengalami reaksi penolakan, tetapi juga berisiko fatal jika tidak ditangani secara tepat.
Secara umum, keracunan makanan disebabkan karena adanya benda asing seperti bakteri, virus, atau kuman yang melepaskan racun saat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang dikonsumsinya.
Dilansir dari poison.org, pada banyak kasus, keracunan makanan pada bayi memang efeknya tak segera terlihat. Gejalanya baru terlihat setelah 6-48 jam dan dampaknya akan terjadi hingga empat sampai 7 hari setelahnya.
Editors' Pick
Penyebab Keracunan Makanan pada Bayi
Keracunan makanan pada manusia, terutama pada bayi dan anak-anak sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian. Meski tidak menampik kemungkinan keracunan makanan terjadi pada orang dewasa, tetapi lebih rentan terjadi pada anak-anak dan bayi karena kekebalan tubuhnya belum berkembang secara sempurna.
Keracunan makanan pada bayi sebenarnya bersumber dari hal-hal sederhana yang mungkin saja terlewat untuk dilakukan orangtua. Misalnya saja seperti beberapa penyebab berikut ini :
- Menyusui bayi dengan tangan yang tidak bersih.
- Tidak mencuci makanan dan sayuran sebelum diolah dan diberikan pada bayi.
- Tidak sengaja memberikan minuman yang terkontaminasi atau botol yang dipakai bayi tidak dalam keadaan bersih.
- Memberikan makanan yang masih mentah atau belum terolah dengan sempurna.
- Makanan tidak disimpan dengan baik atau sudah kedaluwarsa.
Mengenali Gejala Keracunan Makanan pada Bayi
Keracunan pada makanan pada bayi sebenarnya dapat Mama kenali dengan melihat gejala-gejalanya, seperti :
- Meningkatnya suhu tubuh atau demam tinggi,
- mual dan muntah berkepanjangan,
- diare atau adanya darah dalam tinja,
- tubuh terlihat lemah,
- sakit kepala,
- sesak napas.
Bahaya utama dari keracunan makanan pada bayi adalah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi dimana tubuh kehilangan banyak air dan mineral dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, bayi akan sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika kondisinya sudah mulai terlihat tidak membaik segera lakukan konsultasi pada dokter sebelum terlambat.
Penanganan Pertama Jika Bayi Keracunan Makanan
Saat bayi menunjukkan gejala keracunan makanan, ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan untuk meningkatkan kondisi tubuhnya, misalnya dengan cara:
- Memberi makan bayi secara teratur dengan makanan yang bersih dan higienis.
- Meningkatkan pemberian asupan cairan untuk memastikan pemulihan yang cepat serta mencegah terjadinya dehidrasi.
- Mengusahakan agar bayi dapat istirahat dengan baik.
- Untuk sementara waktu, hindari makanan padat dan produk susu agar lebih aman.
- Memberikan larutan gula dan garam atau larutan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
- Tidak memberikan obat diare yang dijual bebas pada anak, kecuali atas rekomendasi dan resep dari dokter anak.
- Selalu membersihkan toilet atau area ganti popok setelah setiap kali digunakan. Buang popok yang kotor di wadah tertutup.
Selain itu, penting mengutamakan kebersihan. Caranya dengan memasak makanan dengan benar, menyimpan makanan pada suhu yang tepat, dan menjaga penyimpanan dan peralatan makan tetap bersih, serta tidak lupa selalu membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum memberikan makanan pada bayi atau menyusui.
Tidak sulit, kan Ma?
Baca Juga:
- Awas! Buah Potong yang Disimpan di Kulkas Dapat Membuat Anak Keracunan
- Lebih dari 200 Orang Keracunan, Diduga karena Parasit di Sayuran
- Jangan Salah, Ini Dia Cara Mencuci Piring yang Benar!